Jokowi: Jika Ekonomi Tak Jalan, Imunitas Rakyat Turun dan Penyakit Gampang Masuk
Kamis, 09 Juli 2020 - 19:35 WIB
PALANGKA RAYA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan agar penanganan virus corona harus seimbang, antara urusan kesehatan dan ekonomi. Jangan sampai salah satunya terus dikejar, sedangkan sisi lainnya tidak terperhatikan.
"Kita ini mengendalikan dua hal berbeda, sisi kesehatan yang sangat penting dan sisi ekonomi yang sangat penting. Dua-duanya tidak bisa dilepas satu dengan yang lain," ucap Jokowi saat mengunjungi Posko Penanganan Covid-19 di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020).
(
)
Lebih lanjut Ia menerangkan, sektor kesehatan masyarakat haruslah menjadi prioritas. Namun perekonomian juga harus tetap jalan di tengah pandemi Covid-19 ini.
"Karena kalau ekonomi tak jalan, kesejahteraan masyarakat menurun, imunitas juga akan ikut menurun, penyakit gampang masuk. Oleh sebab itu betul-betul gas dan rem dikendalikan benar. Jangan sampai yang digas hanya ekonominya saja, tapi covid-nya meingkat," tutur dia.
(
)
Mantan Gubernur DKI ini menuturkan, pandemi corona telah merusak tatanan ekonomi. Mulai supply, demand, dan production semuanya terganggu.
"Karena ekonomi ini yang rusak bukan hanya urusan sisi keuangan saja seperti 98, demandnya rusak terganggu supply rusak tergangu produksi terganggu. Ini hati-hati harus semuanya mengerti dan paham mengenai ini," tegas dia.
( )
Sebagaimana diketahui, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat pada Kamis (9/7/2020) terjadi penambahan kasus positif virus corona sebanyak 2.657 orang. Total yang sudah terinfeksi pandemi ini 70.736.
Penambahan kasus positif itu tersebar di sejumlah provinsi. Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus positif corona terbanyak hari ini dengan 962 kasus. Dengan penambahan ini, total kasus positif corona di Jabar capai 4.843.
Jawa Timur berada di posisi berikutnya dengan 517 kasus. Total kasus positif corona di Jatim mencapai 15.484. DKI Jakarta jadi provinsi ketiga penyumbang corona terbesar hari ini dengan 284 kasus. Dengan penambahan itu, hingga saat ini kasus positif virus corona di Ibu Kota mencapai 13.488.
"Kita ini mengendalikan dua hal berbeda, sisi kesehatan yang sangat penting dan sisi ekonomi yang sangat penting. Dua-duanya tidak bisa dilepas satu dengan yang lain," ucap Jokowi saat mengunjungi Posko Penanganan Covid-19 di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020).
(
Baca Juga
Lebih lanjut Ia menerangkan, sektor kesehatan masyarakat haruslah menjadi prioritas. Namun perekonomian juga harus tetap jalan di tengah pandemi Covid-19 ini.
"Karena kalau ekonomi tak jalan, kesejahteraan masyarakat menurun, imunitas juga akan ikut menurun, penyakit gampang masuk. Oleh sebab itu betul-betul gas dan rem dikendalikan benar. Jangan sampai yang digas hanya ekonominya saja, tapi covid-nya meingkat," tutur dia.
(
Baca Juga
Mantan Gubernur DKI ini menuturkan, pandemi corona telah merusak tatanan ekonomi. Mulai supply, demand, dan production semuanya terganggu.
"Karena ekonomi ini yang rusak bukan hanya urusan sisi keuangan saja seperti 98, demandnya rusak terganggu supply rusak tergangu produksi terganggu. Ini hati-hati harus semuanya mengerti dan paham mengenai ini," tegas dia.
( )
Sebagaimana diketahui, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat pada Kamis (9/7/2020) terjadi penambahan kasus positif virus corona sebanyak 2.657 orang. Total yang sudah terinfeksi pandemi ini 70.736.
Penambahan kasus positif itu tersebar di sejumlah provinsi. Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus positif corona terbanyak hari ini dengan 962 kasus. Dengan penambahan ini, total kasus positif corona di Jabar capai 4.843.
Jawa Timur berada di posisi berikutnya dengan 517 kasus. Total kasus positif corona di Jatim mencapai 15.484. DKI Jakarta jadi provinsi ketiga penyumbang corona terbesar hari ini dengan 284 kasus. Dengan penambahan itu, hingga saat ini kasus positif virus corona di Ibu Kota mencapai 13.488.
(akr)
tulis komentar anda