Mentan Klaim Produktivitas Beras Tahun Ini Tertinggi Sepanjang Sejarah
Rabu, 07 Desember 2022 - 23:59 WIB
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bersikukuh tidak ada permasalahan dengan produktivitas beras saat ini. Bahkan, dia mengklaim produktivitas beras tahun ini tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
"Ini merupakan produktivitas paling tinggi selama Indonesia ada. Tanya BPS (Badan Pusat Statistik)," kata Syahrul saat ditemui seusai Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12/2022).
Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam raker dan RDP bersama Komisi IV, disebutkan Indonesia tahun ini surplus beras 1,7 juta ton. Namun, provinsi yang mengalami surplus hanya 12 provinsi saja, sisanya defisit beras.
Perum Bulog sendiri mengaku kesulitan menyerap beras, di mana stok beras yang diserap hingga akhir tahun diperkirakan hanya mencapai 300.000 ton.
Di lain sisi, pemerintah telah menugaskan Bulog melakukan impor beras 500.000 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam waktu tertentu. Namun, Bulog memperkirakan impor beras medium hingga akhir Desember 2022 hanya mencapai 200.000 ton.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso menjelaskan, negara-negara sebagai produsen beras sudah melakukan pembatasan, bahkan ada negara yang membatalkan impor yang sudah disepakati sebelumnya. Oleh karena itu, dia pesimis bila serapan 500.000 ton beras impor akan terealisasi sepenuhnya hingga akhir tahun ini.
"Yang diputuskan dalam rakortas itu 500.000 ton harusnya sampai Desember ini, kita mendatangkan 500.000 ton, tapi sangat tidak mungkin, jadi yang paling mungkin dengan segala upaya daya paling hebatnya 200.000 ton," kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso.
Akibat pembatasan negara produsen beras pada bulan ini, maka opsi impor kemungkinan dilanjutkan pada awal tahun 2023. Hanya saja, Bulog melihat situasi atau masa panen di dalam negeri.
Artinya, bila periodesasi panen mulai dilakukan pada awal Januari-Februari 2023, maka sisa stok beras yang diimpor tak lagi dilanjutkan. Sebaliknya, bila panen berlaku pada Maret, maka impor beras untuk memenuhi target 500.000 ton tetap dilakukan.
"Ini merupakan produktivitas paling tinggi selama Indonesia ada. Tanya BPS (Badan Pusat Statistik)," kata Syahrul saat ditemui seusai Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12/2022).
Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam raker dan RDP bersama Komisi IV, disebutkan Indonesia tahun ini surplus beras 1,7 juta ton. Namun, provinsi yang mengalami surplus hanya 12 provinsi saja, sisanya defisit beras.
Perum Bulog sendiri mengaku kesulitan menyerap beras, di mana stok beras yang diserap hingga akhir tahun diperkirakan hanya mencapai 300.000 ton.
Di lain sisi, pemerintah telah menugaskan Bulog melakukan impor beras 500.000 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam waktu tertentu. Namun, Bulog memperkirakan impor beras medium hingga akhir Desember 2022 hanya mencapai 200.000 ton.
Baca Juga
Direktur Utama Bulog Budi Waseso menjelaskan, negara-negara sebagai produsen beras sudah melakukan pembatasan, bahkan ada negara yang membatalkan impor yang sudah disepakati sebelumnya. Oleh karena itu, dia pesimis bila serapan 500.000 ton beras impor akan terealisasi sepenuhnya hingga akhir tahun ini.
"Yang diputuskan dalam rakortas itu 500.000 ton harusnya sampai Desember ini, kita mendatangkan 500.000 ton, tapi sangat tidak mungkin, jadi yang paling mungkin dengan segala upaya daya paling hebatnya 200.000 ton," kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso.
Akibat pembatasan negara produsen beras pada bulan ini, maka opsi impor kemungkinan dilanjutkan pada awal tahun 2023. Hanya saja, Bulog melihat situasi atau masa panen di dalam negeri.
Artinya, bila periodesasi panen mulai dilakukan pada awal Januari-Februari 2023, maka sisa stok beras yang diimpor tak lagi dilanjutkan. Sebaliknya, bila panen berlaku pada Maret, maka impor beras untuk memenuhi target 500.000 ton tetap dilakukan.
(ind)
tulis komentar anda