Harga Minyak Dunia Anjlok, Pertamina: Harga Pertalite Kemungkinan Turun Tahun Depan
Jum'at, 09 Desember 2022 - 15:57 WIB
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) turut merespons terkait harga minyak dunia yang terus menurun hingga level terendah tahun ini. Pergerakan harga minyak mentah dunia dibayangi oleh kenaikan stok bahan bakar Amerika Serikat (AS), dan kenaikan impor minyak China pada November.
Harga minyak mentah Brent susut 50 sen, atau 0,7 persen menjadi USD 76,67 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 16 sen, atau 0,2 persen menjadi USD 71,85. Melihat kondisi itu, Pertamina tidak menutup kemungkinan menurunkan harga BBM tahun depan.
"Kemungkinan penyesuaian harga tetap ada dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas," kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, Jumat (9/12/2022).
Meski begitu, indikator penentuan harga BBM bukan hanya terkait fluktuasi harga minyak dunia melainkan juga mempertimbangkan sejumlah faktor. Apabila indikator penyesuaian harga terpenuhi tidak menutup kemungkinan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar turun.
"Penentuan harga jual BBM ditentukan tidak hanya faktor harga minyak mentah, namun juga dari publikasi MOPS, kurs dolar AS, dan lainnya," kata Irto.
Harga minyak mentah Brent susut 50 sen, atau 0,7 persen menjadi USD 76,67 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 16 sen, atau 0,2 persen menjadi USD 71,85. Melihat kondisi itu, Pertamina tidak menutup kemungkinan menurunkan harga BBM tahun depan.
"Kemungkinan penyesuaian harga tetap ada dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas," kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, Jumat (9/12/2022).
Meski begitu, indikator penentuan harga BBM bukan hanya terkait fluktuasi harga minyak dunia melainkan juga mempertimbangkan sejumlah faktor. Apabila indikator penyesuaian harga terpenuhi tidak menutup kemungkinan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar turun.
"Penentuan harga jual BBM ditentukan tidak hanya faktor harga minyak mentah, namun juga dari publikasi MOPS, kurs dolar AS, dan lainnya," kata Irto.
(nng)
tulis komentar anda