Ekonomi Global Melambat, OJK Proyeksikan RI Tetap Tumbuh Positif di 2023
Jum'at, 16 Desember 2022 - 12:26 WIB
JAKARTA - Suramnya kondisi global pada tahun depan kerap didengungkan baik oleh analis maupun lembaga keuangan internasional. Ketidakpastian global yang ditandai pertumbuhan ekonomi global yang melambat pun menjadi perhatian semua negara.
Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Teguh Supangkat mengatakan, tren perlambatan ini terjadi di tengah tingginya ketidakpastian dan eskalasi berbagai risiko global serta beberapa faktor domestik di setiap negara yang ada.
Dalam laporan the world Economic Outlook di Oktober 2022, IMF mengoreksi negatif prospek pertumbuhan ekonomi global di tahun 2022 sebesar 0,4 poin atau prosentase dari 3,6% menjadi 3,2%.
Koreksi ini disebabkan oleh beberapa hal terkait dengan perang Rusia-Ukraina yang belum berakhir dan juga beberapa masalah ekonomi lainnya.
"Tapi kalau kita lihat di hal ini kita harus terus positif untuk mengatasi hal ini karena dengan optimistis dan juga positive thinking, kita akan selalu bisa mengatasi hal-hal yang ada," ujarnya saat menyampaikan Keynote Speech di acara Bank BTPN Daya Fest 2022, Jumat (16/12/2022).
Menurut Teguh, meski dunia di ambang resesi terkait berbagai ketidakpastian ini, sejumlah negara memiliki pondasi perekonomian yang baik dan terus menunjukkan tren pertumbuhan yang positif.
Secara umum, di benua Asia terutama Asia Tenggara diprediksi masih cukup kuat menghadapi kondisi yang ketidakpastian pada tahun depan. "Nah ini di Asia Tenggara melihat rata-rata pertumbuhan ekonomi di proyeksi berada di kisaran 5% pada tahun 2022,” ungkapnya.
Lalu bagaimana dengan proyeksi ekonomi Indonesia ke depan?. Diketahui IMF juga menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan sebesar 5% pada tahun 2023.
Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Teguh Supangkat mengatakan, tren perlambatan ini terjadi di tengah tingginya ketidakpastian dan eskalasi berbagai risiko global serta beberapa faktor domestik di setiap negara yang ada.
Dalam laporan the world Economic Outlook di Oktober 2022, IMF mengoreksi negatif prospek pertumbuhan ekonomi global di tahun 2022 sebesar 0,4 poin atau prosentase dari 3,6% menjadi 3,2%.
Koreksi ini disebabkan oleh beberapa hal terkait dengan perang Rusia-Ukraina yang belum berakhir dan juga beberapa masalah ekonomi lainnya.
"Tapi kalau kita lihat di hal ini kita harus terus positif untuk mengatasi hal ini karena dengan optimistis dan juga positive thinking, kita akan selalu bisa mengatasi hal-hal yang ada," ujarnya saat menyampaikan Keynote Speech di acara Bank BTPN Daya Fest 2022, Jumat (16/12/2022).
Menurut Teguh, meski dunia di ambang resesi terkait berbagai ketidakpastian ini, sejumlah negara memiliki pondasi perekonomian yang baik dan terus menunjukkan tren pertumbuhan yang positif.
Secara umum, di benua Asia terutama Asia Tenggara diprediksi masih cukup kuat menghadapi kondisi yang ketidakpastian pada tahun depan. "Nah ini di Asia Tenggara melihat rata-rata pertumbuhan ekonomi di proyeksi berada di kisaran 5% pada tahun 2022,” ungkapnya.
Lalu bagaimana dengan proyeksi ekonomi Indonesia ke depan?. Diketahui IMF juga menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan sebesar 5% pada tahun 2023.
Lihat Juga :
tulis komentar anda