Kehilangan Pasokan Gas Rusia Memaksa Jerman Merogoh Kocek Rp 7.258 Triliun
Minggu, 18 Desember 2022 - 06:20 WIB
Menurutnya untuk LNG, juga ada gunung untuk didaki. Pasalnya, Jerman tidak memiliki infrastruktur LNG sendiri karena ketergantungannya untuk waktu lama pada gas Rusia. Jadi baru sekarang mereka mulai membangun kemampuan impor LNG-nya.
Saat ini, Jerman berencana mengandalkan enam terminal impor terapung sebagian bantuan mendiversifikasi pasokan gas, yang pertama akan tiba pada hari Kamis. Tiga lainnya dijadwalkan online musim dingin ini, dengan sisanya akan dikerahkan pada akhir 2023, sehingga total kapasitas menjadi setidaknya 29,5 bcm per tahun.
RWE, Uniper, dan rekan yang lebih kecil EnBW (EBKG.DE) telah berjanji untuk menjaga volume serta memastikan terminal berjalan dengan kapasitas penuh hingga akhir Maret 2024. Meskipun demikian, masih belum jelas dari mana volume itu akan berasal.
Jerman sejauh ini baru mencapai dua kesepakatan LNG perusahaan sejak penghentian total pasokan gas Rusia di musim panas. Di antaranya perjanjian jangka pendek untuk dua musim dingin berikutnya, menurut data dari ECFR.
Pertama adalah kontrak 1 bcm setahun antara Woodside dan Uniper Australia, yang sejak itu menjadi subjek bailout perusahaan terbesar yang pernah ada di Jerman. Yang kedua terjadi antara Abu Dhabi National Oil Company dan RWE, dimana mencakup pengiriman 137.000 meter kubik pada bulan Desember dan pengiriman lebih lanjut yang tidak ditentukan pada tahun 2023.
Uniper dan RWE mengatakan, mereka akan dapat memastikan pasokan lebih lanjut melalui portofolio LNG mereka, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Sementara EnBW mengatakan kontrak pasokan masih dikerjakan dan sedang mencari peluang di pasar.
Jadwal padat perjalanan Habeck dan Kanselir Olaf Scholz menunjukkan kesulitan dalam mengamankan kesepakatan jangka panjang utama, sehingga dapat menyapih Jerman dari pasar spot yang lebih mahal. Mereka telah melintasi dunia tahun ini untuk berburu volume tambahan, termasuk perjalanan ke Kanada, Qatar, dan Norwegia.
"Saya pikir Jerman telah melakukan apa pun yang bisa dilakukannya," kata Giovanni Sgaravatti, analis riset di think-tank Bruegel.
"Di pasar LNG, Jerman harus memulai dari awal, yang mana tidaklah mudah," terangnya.
Saat ini, Jerman berencana mengandalkan enam terminal impor terapung sebagian bantuan mendiversifikasi pasokan gas, yang pertama akan tiba pada hari Kamis. Tiga lainnya dijadwalkan online musim dingin ini, dengan sisanya akan dikerahkan pada akhir 2023, sehingga total kapasitas menjadi setidaknya 29,5 bcm per tahun.
RWE, Uniper, dan rekan yang lebih kecil EnBW (EBKG.DE) telah berjanji untuk menjaga volume serta memastikan terminal berjalan dengan kapasitas penuh hingga akhir Maret 2024. Meskipun demikian, masih belum jelas dari mana volume itu akan berasal.
Jerman sejauh ini baru mencapai dua kesepakatan LNG perusahaan sejak penghentian total pasokan gas Rusia di musim panas. Di antaranya perjanjian jangka pendek untuk dua musim dingin berikutnya, menurut data dari ECFR.
Pertama adalah kontrak 1 bcm setahun antara Woodside dan Uniper Australia, yang sejak itu menjadi subjek bailout perusahaan terbesar yang pernah ada di Jerman. Yang kedua terjadi antara Abu Dhabi National Oil Company dan RWE, dimana mencakup pengiriman 137.000 meter kubik pada bulan Desember dan pengiriman lebih lanjut yang tidak ditentukan pada tahun 2023.
Uniper dan RWE mengatakan, mereka akan dapat memastikan pasokan lebih lanjut melalui portofolio LNG mereka, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Sementara EnBW mengatakan kontrak pasokan masih dikerjakan dan sedang mencari peluang di pasar.
Jadwal padat perjalanan Habeck dan Kanselir Olaf Scholz menunjukkan kesulitan dalam mengamankan kesepakatan jangka panjang utama, sehingga dapat menyapih Jerman dari pasar spot yang lebih mahal. Mereka telah melintasi dunia tahun ini untuk berburu volume tambahan, termasuk perjalanan ke Kanada, Qatar, dan Norwegia.
"Saya pikir Jerman telah melakukan apa pun yang bisa dilakukannya," kata Giovanni Sgaravatti, analis riset di think-tank Bruegel.
"Di pasar LNG, Jerman harus memulai dari awal, yang mana tidaklah mudah," terangnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda