Dari Surabaya dan Pasuruan, Kain Perca & Dedaunan Ini Jadi Ladang Uang
Jum'at, 23 Desember 2022 - 10:50 WIB
Terkait pemasaran, Ani menjual barang dagangannya lewat akun Instagram @letes_craft yang dikelola sendiri. Selain itu, dirinya juga memanfaatkan platform penjualan lain, seperti e-commerce, untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.
Hal serupa diungkapkan Eka Wahyu Setiawati yang memanfaatkan kain sisa (perca) untuk dijadikan barang baru bernilai ekonomi tinggi. Eka mengaku hobi memanfaatkan kain perca sejak tahun 2008 dan mulai aktif menjadikan aktivitas tersebut sebagai ladang usaha sejak 2018.
Lewat kain perca, Eka menyebut dapat memperoleh omzet sekitar Rp 15 juta per bulan. Pelaku UMKM asal Surabaya yang sudah mampu mempekerjakan empat orang ini bahkan sudah mengekspor produk sajadah miliknya hingga ke Toronto, Kanada.
Sama dengan Ani, Eka juga memanfaatkan sosial media sebagai media promosi dan penjualan. Baik itu melalui Instagram @decak_handmades maupun promosi yang dilakukan lewat media sosial Tiktok yang semakin digunakan luas oleh masyarakat. Dirinya tidak keberatan mempelajari banyak hal baru dan memanfaatkan teknologi terkini demi mengembangkan bisnisnya agar menjadi semakin besar.
Ani dan Eka baru memulai langkahnya untuk mengasah kemampuan bisnis setelah memperoleh ilmu dari Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) di Pasuruan, Jawa Timur. Diresmikan tahun 2007, SETC saat ini memiliki fasilitas pendukung di atas lahan seluas 27 hektare di kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Program SETC meliputi pelatihan kewirausahaan, baik hard skill maupun soft skill di bidang budi daya pertanian, peternakan, dan keterampilan lainnya; riset terapan; pendampingan dan jejaring pasar; konsultasi usaha; serta jejaring UMKM. Hingga saat ini, SETC telah memberi keterampilan kewirausahaan kepada lebih dari 65.000 peserta dari seluruh Indonesia.
Hal serupa diungkapkan Eka Wahyu Setiawati yang memanfaatkan kain sisa (perca) untuk dijadikan barang baru bernilai ekonomi tinggi. Eka mengaku hobi memanfaatkan kain perca sejak tahun 2008 dan mulai aktif menjadikan aktivitas tersebut sebagai ladang usaha sejak 2018.
Lewat kain perca, Eka menyebut dapat memperoleh omzet sekitar Rp 15 juta per bulan. Pelaku UMKM asal Surabaya yang sudah mampu mempekerjakan empat orang ini bahkan sudah mengekspor produk sajadah miliknya hingga ke Toronto, Kanada.
Sama dengan Ani, Eka juga memanfaatkan sosial media sebagai media promosi dan penjualan. Baik itu melalui Instagram @decak_handmades maupun promosi yang dilakukan lewat media sosial Tiktok yang semakin digunakan luas oleh masyarakat. Dirinya tidak keberatan mempelajari banyak hal baru dan memanfaatkan teknologi terkini demi mengembangkan bisnisnya agar menjadi semakin besar.
Ani dan Eka baru memulai langkahnya untuk mengasah kemampuan bisnis setelah memperoleh ilmu dari Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) di Pasuruan, Jawa Timur. Diresmikan tahun 2007, SETC saat ini memiliki fasilitas pendukung di atas lahan seluas 27 hektare di kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Program SETC meliputi pelatihan kewirausahaan, baik hard skill maupun soft skill di bidang budi daya pertanian, peternakan, dan keterampilan lainnya; riset terapan; pendampingan dan jejaring pasar; konsultasi usaha; serta jejaring UMKM. Hingga saat ini, SETC telah memberi keterampilan kewirausahaan kepada lebih dari 65.000 peserta dari seluruh Indonesia.
(ars)
tulis komentar anda