Wall Street Sepekan, Investor AS Galau Berburu Santa Claus Rally
Senin, 26 Desember 2022 - 08:10 WIB
JAKARTA - Wall Street sepekan dibayangi harapan investor dengan kemunculan Santa Claus Rally untuk mengurangi kegalauan di pasar saham. Mengutip Reuters, S&P 500 (.SPX) sejauh ini telah kehilangan sekitar 6% terbebani penurunan besar saham Tesla Inc (TSLA.O), Amazon.com Inc (AMZN.O).
Indeks turun hampir 20% year-to-date dan menjadi kinerja tahunan terburuk sejak 2008. Namun, sejarah menunjukkan pasar masih memiliki peluang yang lebih baik dalam mengurangi kerugian tersebut.
Bursa saham AS tercatat meningkat selama lima hari perdagangan terakhir di Desember dan dua hari pertama di Januari yakni sekitar 75% dari waktu tersebut. Data Riset CFRA menunjukkan, pola yang dikaitkan dengan likuiditas rendah, panen rugi pajak, dan investasi bonus akhir tahun.
Adapun Jumat kemarin menjadi tanggal awal tahun untuk reli yang dinamai Sinterklas. Fenomena tersebut telah mengangkat S&P 500 rata-rata 1,3% sejak 1969, menurut Stock Trader's Almanac. Desember tanpa reli Santa akan membuat pasar menjadi lebih lemah dari rata-rata.
S&P 500 tercatat naik rata-rata 4,1% pada tahun setelah Desember tanpa reli Santa, dibandingkan dengan kenaikan 10,9% setelah periode ketika terjadi. Pada Januari lalu tidak ada kemunculan Santa, dengan indeks jatuh rata-rata 0,3% dibandingkan dengan kenaikan 1,3% setelah tahun Santa, data menunjukkan.
"Ketika Sinterklas tidak datang, itu biasanya berarti ada sesuatu di pasar yang menyebabkan kebingungan atau hambatan yang dihadapinya. Sentimen negatif tidak berubah karena ini adalah tahun baru," kata co-chief investment petugas di Truist Advisory Services Keith Lerner.
S&P 500 membukukan kerugian sejak 1950. Indeks telah naik rata-rata 1,6% pada bulan Desember, tertinggi setiap bulan dan lebih dari dua kali lipat kenaikan rata-rata 0,7% sepanjang bulan, menurut data CFRA.
Berdasarkan laporan BofA Global Research Desember ini akan menjadi salah satu pengecualian. Investor kehilangan saham pada tingkat mingguan tertinggi dalam sepekan, menjual bersih USD41,9 miliar. "Kurangnya Santa Claus Rally bulan ini, dengan segumpal aksi jual batu bara sebagai gantinya adalah tanda yang mengganggu tentang pengembalian ekuitas AS 2023," ungkap ahli strategi dari DataTrek.
Indeks turun hampir 20% year-to-date dan menjadi kinerja tahunan terburuk sejak 2008. Namun, sejarah menunjukkan pasar masih memiliki peluang yang lebih baik dalam mengurangi kerugian tersebut.
Bursa saham AS tercatat meningkat selama lima hari perdagangan terakhir di Desember dan dua hari pertama di Januari yakni sekitar 75% dari waktu tersebut. Data Riset CFRA menunjukkan, pola yang dikaitkan dengan likuiditas rendah, panen rugi pajak, dan investasi bonus akhir tahun.
Adapun Jumat kemarin menjadi tanggal awal tahun untuk reli yang dinamai Sinterklas. Fenomena tersebut telah mengangkat S&P 500 rata-rata 1,3% sejak 1969, menurut Stock Trader's Almanac. Desember tanpa reli Santa akan membuat pasar menjadi lebih lemah dari rata-rata.
S&P 500 tercatat naik rata-rata 4,1% pada tahun setelah Desember tanpa reli Santa, dibandingkan dengan kenaikan 10,9% setelah periode ketika terjadi. Pada Januari lalu tidak ada kemunculan Santa, dengan indeks jatuh rata-rata 0,3% dibandingkan dengan kenaikan 1,3% setelah tahun Santa, data menunjukkan.
"Ketika Sinterklas tidak datang, itu biasanya berarti ada sesuatu di pasar yang menyebabkan kebingungan atau hambatan yang dihadapinya. Sentimen negatif tidak berubah karena ini adalah tahun baru," kata co-chief investment petugas di Truist Advisory Services Keith Lerner.
Baca Juga
S&P 500 membukukan kerugian sejak 1950. Indeks telah naik rata-rata 1,6% pada bulan Desember, tertinggi setiap bulan dan lebih dari dua kali lipat kenaikan rata-rata 0,7% sepanjang bulan, menurut data CFRA.
Berdasarkan laporan BofA Global Research Desember ini akan menjadi salah satu pengecualian. Investor kehilangan saham pada tingkat mingguan tertinggi dalam sepekan, menjual bersih USD41,9 miliar. "Kurangnya Santa Claus Rally bulan ini, dengan segumpal aksi jual batu bara sebagai gantinya adalah tanda yang mengganggu tentang pengembalian ekuitas AS 2023," ungkap ahli strategi dari DataTrek.
(nng)
tulis komentar anda