Indonesia Impor Beras 500 Ribu Ton, Mendag Zulhas: Sebetulnya Saya Menentang Keras
Selasa, 27 Desember 2022 - 13:19 WIB
JAKARTA - Menteri Perdagangan atau Mendag, Zulkifli Hasan mengaku, sebenarnya tidak setuju dengan keputusan impor beras 500.0000 ton yang direncanakan datang bertahap hingga sebelum panen raya 2023. Adapun saat ini beras impor sebanyak 5.000 ton dari Vietnam telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat (16/12) lalu.
Mendag Zulhas -sapaan akrabnya- mengatakan sempat tidak setuju dengan usulan impor beras, lantaran Menteri Pertanian (Mentan) mengungkapkan bahwa stok beras Indonesia mengalami surplus 7 juta.
"Jadi impor beras ini sebenarnya saya tidak setuju, menentang keras, dari beberapa kali rapat terbatas, saya tidak setuju karena Menteri Pertanian mengatakan kita surplus. Lalu surplusnya itu tidak sedikit, surplus itu 7 juta," kata Zulhas dalam acara Polemik Impor Beras di Akhir Tahun yang digelar ICMI secara virtual pada Selasa (27/12/2022).
Meski begitu Mendag Zulkifli mengungkapkan, bahwa sebenarnya dirinya tidak percaya bahwa ada surplus beras sebanyak 7 juta. Akan tetapi, data yang ditunjukkan kepadanya dirinya merupakan data yang didapatkan dari BPS, namun Zulhas juga tetap menolak usulan impor beras.
Seiring berjalannya waktu pada Ratas (Rapat Terbatas) selanjutnya, Zulhas dihadapkan pada kenyataan dari Bulog yang mengungkapkan bahwa cadangan beras pemerintah (CBP) tinggal sedikit.
Sambung Zulhas mengatakan, bahwa stok CBP yang ada hanya 500 ribu ton, sedangkan batas aman itu sekitar 1,2 juta ton hingga akhir tahun. Dia menambahkan, bahwa kondisi di lapangan harga beras kian hari makin tinggi. Dan kenaikan harga beras tentu akan berdampak terhadap naiknya inflasi.
"Sedangkan harga beras naik terus sudah hampir Rp 1.000 naiknya. Berasnya ini naik 100 perak aja pengaruhnya terhadap inflasi tinggi sekali, apalagi naiknya Rp 1.000," terangnya.
Mengetahui hal tersebut, Zulhas mengusulkan Jokowi agar Bulog bisa membeli hasil petani dengan harga yang lebih tinggi.
"Oleh karena itu Bulog sekarang bisa beli dengan harga Rp 6.000 kalau di pasar Rp 5.000 Bulog beli Rp 6.000 kalau beras di pasar Rp 9.000 Bulog Beli Rp 10.000 kalau di pasar Rp 10.000 Bulog beli Rp 11.000 nah jualnya jual tetap Rp 9.460 subsidi Rp 1.000. Subdisi Rp 1.000 kali 2 juta cuma 2 triliun dan itu nggak apa-apa dibanding subsidi BBM 600 triliun," katanya.
Usulan Zulhas pun diterima oleh Jokowi. Akan tetapi, Bulog tidak mendapatkan berasnya, hal tersebut lantaran saat ini bukan masa panen. "Akhirnya diputuskanlah impor 200.000 sampai dengan 300.000 sampai dengan Januari," bebernya.
Mendag Zulhas -sapaan akrabnya- mengatakan sempat tidak setuju dengan usulan impor beras, lantaran Menteri Pertanian (Mentan) mengungkapkan bahwa stok beras Indonesia mengalami surplus 7 juta.
"Jadi impor beras ini sebenarnya saya tidak setuju, menentang keras, dari beberapa kali rapat terbatas, saya tidak setuju karena Menteri Pertanian mengatakan kita surplus. Lalu surplusnya itu tidak sedikit, surplus itu 7 juta," kata Zulhas dalam acara Polemik Impor Beras di Akhir Tahun yang digelar ICMI secara virtual pada Selasa (27/12/2022).
Meski begitu Mendag Zulkifli mengungkapkan, bahwa sebenarnya dirinya tidak percaya bahwa ada surplus beras sebanyak 7 juta. Akan tetapi, data yang ditunjukkan kepadanya dirinya merupakan data yang didapatkan dari BPS, namun Zulhas juga tetap menolak usulan impor beras.
Seiring berjalannya waktu pada Ratas (Rapat Terbatas) selanjutnya, Zulhas dihadapkan pada kenyataan dari Bulog yang mengungkapkan bahwa cadangan beras pemerintah (CBP) tinggal sedikit.
Sambung Zulhas mengatakan, bahwa stok CBP yang ada hanya 500 ribu ton, sedangkan batas aman itu sekitar 1,2 juta ton hingga akhir tahun. Dia menambahkan, bahwa kondisi di lapangan harga beras kian hari makin tinggi. Dan kenaikan harga beras tentu akan berdampak terhadap naiknya inflasi.
"Sedangkan harga beras naik terus sudah hampir Rp 1.000 naiknya. Berasnya ini naik 100 perak aja pengaruhnya terhadap inflasi tinggi sekali, apalagi naiknya Rp 1.000," terangnya.
Mengetahui hal tersebut, Zulhas mengusulkan Jokowi agar Bulog bisa membeli hasil petani dengan harga yang lebih tinggi.
"Oleh karena itu Bulog sekarang bisa beli dengan harga Rp 6.000 kalau di pasar Rp 5.000 Bulog beli Rp 6.000 kalau beras di pasar Rp 9.000 Bulog Beli Rp 10.000 kalau di pasar Rp 10.000 Bulog beli Rp 11.000 nah jualnya jual tetap Rp 9.460 subsidi Rp 1.000. Subdisi Rp 1.000 kali 2 juta cuma 2 triliun dan itu nggak apa-apa dibanding subsidi BBM 600 triliun," katanya.
Usulan Zulhas pun diterima oleh Jokowi. Akan tetapi, Bulog tidak mendapatkan berasnya, hal tersebut lantaran saat ini bukan masa panen. "Akhirnya diputuskanlah impor 200.000 sampai dengan 300.000 sampai dengan Januari," bebernya.
(akr)
tulis komentar anda