Awas Ancaman Resesi 2023, Pasar Domestik Jadi Kunci Ekonomi RI Bertahan

Sabtu, 31 Desember 2022 - 22:05 WIB
Ekonomi dunia terancam menghadapi perlambatan pada tahun 2023, dan bagi perekonomian Indonesia ada beberapa hal yang patut diwaspadai. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Ekonomi dunia terancam menghadapi perlambatan pada tahun 2023, dan bagi perekonomian Indonesia ada beberapa hal yang patut diwaspadai. Direktur Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Brawijaya (FEB UB), Prof. Candra Fajri Ananda mengingatkan, ancaman resesi tidak bisa dianggap remeh, meski ekonomi RI relatif less connected dengan perekonomian global.

"Keterkaitan dan dampak perekonomian global terhadap perekonomian Indonesia pun tak bisa dipandang remeh, terutama dalam jalur ekspor-impor dan jalur aliran modal asing," kata Prof. Candra saat berbicara dalam talkshow Meneropong Ekonomi Indonesia 2023 bertajuk 'Perkuat Amunisi Membangun Harapan di tengah Brittle, Anxious, Non-Linear, Incomprehensible (BANI)' yang digelar oleh PPKE FEB UB, Kamis (29/12).



Menurutnya, resesi akan membawa berbagai sektor dalam perekonomian yang terintegrasi antar negara sulit terhindar dari dampak negatif ancaman pelemahan ekonomi global di tahun mendatang. Aktivitas perdagangan di sejumlah negara maju yang akan melemah diperkirakan bisa mempengaruhi perdagangan di negara berkembang yang ekonominya bergantung pada ekspor-impor.

"Sebaliknya, perekonomian Indonesia yang mengandalkan pasar domestik akan cukup kuat, meski dunia terancam resesi pada 2023," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (31/12/2022).



Candra mengatakan, ada beberapa sektor yang sejatinya dapat didorong oleh pemerintah untuk bisa menyelamatkan Indonesia dari ancaman resesi, di antaranya adalah sektor UMKM, pariwisata, hingga sektor industri pengolahan tembakau .

“Dalam mendukung berbagai sektor tersebut, sisi keuangan dan perbankan nasional serta investasi juga perlu dijaga untuk dapat mendukung iklim usaha dalam aktivitas ekonomi,” katanya.



Sementara itu Pengamat ekonomi pariwisata, Aang Afandi mengatakan, kinerja kualitatif yang menonjol pada sektor pariwisata dan sektor terkait yakni, sukses gelaran G-20 Bali (Oktober) beserta kegiatan-kegiatan pendukung lainnya di berbagai kota di Indonesia dan World Tourism Day pada September 2022.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More