Bukan Sombong! Industri Mamin Tak Gentar dengan Ancaman Resesi
Kamis, 05 Januari 2023 - 15:01 WIB
JAKARTA - Ancaman resesi global yang bisa berdampak pada ekonomi nasional di tahun ini tak membuat industri makanan dan minuman ( mamin ) pesimistis. Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) meyakini tahun 2023 diperkirakan masih akan melanjutkan tren positif untuk sektor mamin, ditopang oleh permintaan domestik dan global yang masih cukup kuat.
"Meskipun di sektor lain seperti sepatu, mereka mengatakan banyak terjadi penurunan dan pembatalan oder, tetapi mamin hingga saat ini masih cukup bagus," ujar Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman, dalam Market Review IDXChannel, Kamis (5/1/2023).
Adhi menjelaskan, kebijakan pemerintah yang mencabut PPKM dan kembali bangkitnya sektor ritel menjadi salah satu alasan permintaan domestik untuk produk mamin ke depannya akan cukup bagus. Masyarakat sudah semakin nyaman dan tidak ada lagi pembatasan untuk bepergian.
Bahkan sektor ritel sendiri, dikatakan Adhi, sudah membuka order produk mamin untuk persiapan bulan puasa dan Lebaran tahun 2023 mendatang. Order itu membuat industri mamin saat ini tengah menggenjot produksi.
"Produksi terus meningkat bahkan yang biasanya hanya satu atau dua shift, beberapa perusahaan mulai menambahkan hingga 3 shift untuk memenuhi permintaan tersebut," kata Adhi.
Sedangkan dipasar Global, permintaan produk mamin tidak kalah bagusnya, dan produk-produk IKM (industri kecil menengah) binaan pun kecipratan dampak orderan.
"Tahun lalu industri binaan seperti IKM dari industri kecap, industri rumah tangga berhasil menembus pasar Timur Tengah akibat promosi rempah Indonesia," kata Adhi.
Jika menilik kinerja ekspor hingga bulan November 2022 lalu, catatan Gapmmi peningkatannya hingga 20% untuk pangan olahan saja, di luar produk turunan sawit. Peningkatan kinerja ekspor juga mengerek kontribusinya terhadap PDB industri non-migas.
Hingga kuartal III 2022 lalu kontribusi Industri mamin terhadap PDB tembus Rp209,6 triliun.
"Pasar ekspor masih terus berkembang dan tumbuh, karena masih banyak juga permintaan dari sana, dan kita juga mengembangkan produk halal kita yang menjadi peluang untuk pasar Timur Tengah," pungkas Adhi.
Baca Juga
"Meskipun di sektor lain seperti sepatu, mereka mengatakan banyak terjadi penurunan dan pembatalan oder, tetapi mamin hingga saat ini masih cukup bagus," ujar Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman, dalam Market Review IDXChannel, Kamis (5/1/2023).
Adhi menjelaskan, kebijakan pemerintah yang mencabut PPKM dan kembali bangkitnya sektor ritel menjadi salah satu alasan permintaan domestik untuk produk mamin ke depannya akan cukup bagus. Masyarakat sudah semakin nyaman dan tidak ada lagi pembatasan untuk bepergian.
Bahkan sektor ritel sendiri, dikatakan Adhi, sudah membuka order produk mamin untuk persiapan bulan puasa dan Lebaran tahun 2023 mendatang. Order itu membuat industri mamin saat ini tengah menggenjot produksi.
"Produksi terus meningkat bahkan yang biasanya hanya satu atau dua shift, beberapa perusahaan mulai menambahkan hingga 3 shift untuk memenuhi permintaan tersebut," kata Adhi.
Sedangkan dipasar Global, permintaan produk mamin tidak kalah bagusnya, dan produk-produk IKM (industri kecil menengah) binaan pun kecipratan dampak orderan.
"Tahun lalu industri binaan seperti IKM dari industri kecap, industri rumah tangga berhasil menembus pasar Timur Tengah akibat promosi rempah Indonesia," kata Adhi.
Jika menilik kinerja ekspor hingga bulan November 2022 lalu, catatan Gapmmi peningkatannya hingga 20% untuk pangan olahan saja, di luar produk turunan sawit. Peningkatan kinerja ekspor juga mengerek kontribusinya terhadap PDB industri non-migas.
Hingga kuartal III 2022 lalu kontribusi Industri mamin terhadap PDB tembus Rp209,6 triliun.
"Pasar ekspor masih terus berkembang dan tumbuh, karena masih banyak juga permintaan dari sana, dan kita juga mengembangkan produk halal kita yang menjadi peluang untuk pasar Timur Tengah," pungkas Adhi.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda