China Ngiler dengan Harta Karun Afghanistan yang Nilainya Tembus Rp15.500 Triliun

Minggu, 08 Januari 2023 - 13:00 WIB
Perusahaan minyak China telah menjalin kerja sama dengan Pemerintahan Taliban. Foto/Ilustrasi/energy.economictimes.indiatimes
JAKARTA - Afghanistan diperkirakan memiliki sumber daya alam --seperti minyak, gas alam, tembaga, dan tanah jarang--bernilai lebih dari USD1 triliun atau Rp15.500 triliun (kurs Rp15.500). Namun, banyak dari cadangan itu belum dimanfaatkan karena kekacauan selama beberapa dekade di negara ini.



Nilai sumber daya alam yang besar itu membuat sejumlah negara tertarik untuk mengeduknya, salah satunya China. Untuk bisa menggarap harta karun itu, perusahaan China dan pemerintah Taliban Afghanistan akan menandatangi kontrak pengeboran minyak.

Kerja sama itu akan menjadi perjanjian ekstraksi energi besar pertama dengan perusahaan asing sejak Taliban menguasai Afghanistan pada 2021.



Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban, mengatakan nantinya CAPEIC (perusahaan minyak dan gas Asia Tengah Xinjiang) akan mengebor minyak di cekungan Amu Darya. "Kontrak minyak Amu Darya merupakan proyek penting antara China dan Afghanistan," kata Wang Yu, Duta Besar China untuk Afghanistan, saat berbicara kepada media, dikutip BBC, Minggu (8/1/2023).

Tak cuma itu, sebuah BUMN China juga sedang dalam pembicaraan mengenai pengoperasian tambang tembaga di timur negara itu.



Beijing memang belum secara resmi mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan, tetapi memiliki kepentingan yang signifikan di negara itu, yang berada di pusat kawasan penting bagi jalur sutra modern China (belt and road initiative/BRI). Diluncurkan oleh Xi Jinping pada 2013, BRI menyediakan pembiayaan bagi negara-negara berkembang untuk membangun infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, dan jembatan.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More