Profil Evergrande, Perusahaan Properti Terbesar yang Terlilit Utang

Kamis, 26 Januari 2023 - 06:13 WIB
loading...
Profil Evergrande, Perusahaan...
Evergrande yang pernah menjadi pengembang properti terlaris di China kini tengah mengalami krisis keuangan. Foto DOK ist
A A A
JAKARTA - Evergrande yang pernah menjadi pengembang properti terlaris di China kini tengah mengalami krisis keuangan. China Evergrande Group adalah perusahaan induk investasi yang bergerak di bidang pengembangan investasi dan pengelolaan properti real estat.

Perusahaan properti ini sebelumnya dikenal sebagai Grup Hengda yang didirikan pada 1996. Kemudian mulai berganti nama menjadi Evergrande pada 2006 lalu.

Mengutip dari GlobalData, perusahaan yang berbasis di Shenzhen, Guangdong, China, ini juga terlibat dalam kegiatan konstruksi komersial, termasuk kota pameran, hotel resort, museum, dan pusat perbelanjaan.

Baca juga : Satu Lagi Perusahaan Properti China Ikuti Jejak Evergrande

CEG juga memasuki bisnis kesehatan dan mengoperasikan rumah sakit internasional kelas atas dengan layanan manajemen kesehatan masyarakat.

Sayangnya dibalik kesuksesan di masa lalu, Evergrande harus berjuang mati matian di beberapa tahun terakhir untuk mengatasi masalah keuangan.

Dilansir dari Reuters, utang luar negeri Evergrande ditaksir senilai USD 22,7 miliar yang termasuk dengan pinjaman obligasi swasta.

Bahkan pada tahun 2021, beredar berita akan bangkrutnya perusahaan properti asal Negeri Tirai Bambu tersebut. Namun berita tersebut ditepis oleh pihak perusahaan.

Hingga pada November 2021, Evergrande menjual seluruh saham di HengTen dengan diskon besar-besaran sebesar USD273,5 juta.

Baca juga : Perdagangan Saham Grup Evergrande Dihentikan, Ada Apa Gerangan?

Kemudian disusul pada awal tahun 2022, dimana Kota selatan Danzhou di provinsi Hainan memerintahkan penghancuran 39 bangunan Evergrande pada pengembangan resor.

Mereka kembali menjual sahamnya di empat proyek yang belum selesai kepada perusahaan milik negara untuk memulihkan modal sekitar 1,95 miliar yuan dan menyelesaikan kewajiban sekitar 7 miliar yuan dalam proyek tersebut.

Masalah diperumit ketika seorang investor di Fangchebao mengajukan petisi penutupan terhadap Evergrande karena kegagalannya untuk menghormati perjanjian pembelian kembali saham pada Juli 2022.

Banyak ahli yang berpendapat bahwa ambisi manajemen yang berlebih membuat Evergrande tenggelam dalam hutang besar.

Dalam sebuah catatan, Kepala Ekonom Asia Capital Economics Mark Williams mengatakan keruntuhan Evergrande akan menjadi ujian terbesar yang dihadapi sistem keuangan China selama bertahun-tahun.
(bim)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1087 seconds (0.1#10.140)