Harga Batu Bara Ambles Dipicu Penurunan Impor China dan India
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga batu bara terkoreksi pada perdagangan awal pekan ini. Pada penutupan perdagangan Senin (30/1), harga batu bara kontrak Maret di pasar ICE Newscastle ditutup di posisi USD257 per ton, anjlok 3,5% dibanding perdagangan Jumat (27/1). Ini merupakan harga terendah sejak 1 April 2022.
Melansir tayangan 2nd Session Closing IDX Channel, melemahnya harga batu bara disebabkan masih rendahnya permintaan dari India dan China.
Pasalnya, kedua negara tersebut diharapkan menjadi penggerak harga batu bara pada tahun ini karena permintaan batu bara dari Eropa yang diproyeksi turun tajam.
“Impor batu bara China pada Januari 2023 diproyeksi hanya mencapai 23,9 juta ton, turun 15,4% dibandingkan Desember 2022,” demikian dikutip dari 2nd Session Closing IDX Channel, Selasa (31/1/2023).
Sementara itu, penurunan harga juga dialami komoditas lainnya, di mana harga minyak mentah dunia turun 2% jelang pengumuman suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed. Selain itu, ekspor minyak Rusia yang tetap kuat di tengah sanksi juga turun membebani laju harga minyak.
Pada penutupan perdagangan Senin (30/1/2023), harga minyak mentah jenis brent berada di posisi USD84,9 per barel, turun 2,03% dibandingkan posisi sebelumnya. Sementara, West Texas Intermediate turun 2,23% ke posisi USD77,9 per barel.
Di samping itu, harga emas juga melemah 1,2% dalam tiga hari terakhir. Kekhawatiran pelaku pasar menunggu keputusan The Fed membuat harga emas terus melandai. Sebagaimana diketahui, The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Sejumlah analis menilai, jika keputusan The Fed lebih hawkish, harga emas bisa kembali tergelincir ke bawah USD1.900 dolar per try ons. Adapun, pada penutupan perdagangan Senin (30/1), emas ditutup di posisi USD1.922,52 dolar per try ons atau susut 0,25%.
Harga emas juga masih melemah pada pagi ini, di mana harga emas dunia di pasar spot berada di posisi USD1.921,78 per try ons atau melemah 0,04%.
Melansir tayangan 2nd Session Closing IDX Channel, melemahnya harga batu bara disebabkan masih rendahnya permintaan dari India dan China.
Pasalnya, kedua negara tersebut diharapkan menjadi penggerak harga batu bara pada tahun ini karena permintaan batu bara dari Eropa yang diproyeksi turun tajam.
“Impor batu bara China pada Januari 2023 diproyeksi hanya mencapai 23,9 juta ton, turun 15,4% dibandingkan Desember 2022,” demikian dikutip dari 2nd Session Closing IDX Channel, Selasa (31/1/2023).
Sementara itu, penurunan harga juga dialami komoditas lainnya, di mana harga minyak mentah dunia turun 2% jelang pengumuman suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed. Selain itu, ekspor minyak Rusia yang tetap kuat di tengah sanksi juga turun membebani laju harga minyak.
Pada penutupan perdagangan Senin (30/1/2023), harga minyak mentah jenis brent berada di posisi USD84,9 per barel, turun 2,03% dibandingkan posisi sebelumnya. Sementara, West Texas Intermediate turun 2,23% ke posisi USD77,9 per barel.
Di samping itu, harga emas juga melemah 1,2% dalam tiga hari terakhir. Kekhawatiran pelaku pasar menunggu keputusan The Fed membuat harga emas terus melandai. Sebagaimana diketahui, The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Sejumlah analis menilai, jika keputusan The Fed lebih hawkish, harga emas bisa kembali tergelincir ke bawah USD1.900 dolar per try ons. Adapun, pada penutupan perdagangan Senin (30/1), emas ditutup di posisi USD1.922,52 dolar per try ons atau susut 0,25%.
Harga emas juga masih melemah pada pagi ini, di mana harga emas dunia di pasar spot berada di posisi USD1.921,78 per try ons atau melemah 0,04%.
(ind)