Coca-Cola Bangun Pabrik Daur Ulang Botol Plastik Rp556 Miliar
loading...
A
A
A
CIKARANG - Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) meresmikan pabrik daur ulang botol plastik Polyethylene Terephthalate (PET) di Cikarang, Jawa Barat. Investasi sebesar Rp 556 miliar itu diharapkan mampu menyerap sekitar 30.000 tenaga kerja.
"Investasi Rp 556 miliar dengan payback 7 tahun, ini saya pikir not bad dan bisa dibuat di tempat lain," ujar Luhut saat peresmian pabrik di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (8/2/2023).
Luhut mengatakan pabrik yang menjadi percontohan banyak perusahaan itu mampu mengolah sampah plastik dari hasil pengumpulan untuk menjadi rPET Pellets sebanyak 25.000 toh per tahun. Ia berharap jumlah tersebut bisa ditingkatkan dua kali lipat menjadi 50.000 ton per tahun.
"Keberadaan pabrik ini sudah bagus sekali. Kapasitas, hemat saya perlu ditingkatkan karena ini masih 25.000 ton per hari kalau bisa tahun depan kita dobel," katanya.
Menurut Luhut, pengolahan sampah untuk menjadi rPET Pellets ini penting dilakukan. Sebab, ia sangat menyoroti permasalahan sampah daur ulang yang berserakan di laut lepas yang mengakibatkan pencemaran dan membahayakan generasi penerus bangsa.
"Hemat saya plastik ini berbahaya tapi juga dibutuhkan karena bisa ke laut, dimakan ikan, ikan dikonsumsi kita, utama yang berbahaya pada ibu-ibu hamil," kata dia.
"Investasi Rp 556 miliar dengan payback 7 tahun, ini saya pikir not bad dan bisa dibuat di tempat lain," ujar Luhut saat peresmian pabrik di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (8/2/2023).
Luhut mengatakan pabrik yang menjadi percontohan banyak perusahaan itu mampu mengolah sampah plastik dari hasil pengumpulan untuk menjadi rPET Pellets sebanyak 25.000 toh per tahun. Ia berharap jumlah tersebut bisa ditingkatkan dua kali lipat menjadi 50.000 ton per tahun.
"Keberadaan pabrik ini sudah bagus sekali. Kapasitas, hemat saya perlu ditingkatkan karena ini masih 25.000 ton per hari kalau bisa tahun depan kita dobel," katanya.
Menurut Luhut, pengolahan sampah untuk menjadi rPET Pellets ini penting dilakukan. Sebab, ia sangat menyoroti permasalahan sampah daur ulang yang berserakan di laut lepas yang mengakibatkan pencemaran dan membahayakan generasi penerus bangsa.
"Hemat saya plastik ini berbahaya tapi juga dibutuhkan karena bisa ke laut, dimakan ikan, ikan dikonsumsi kita, utama yang berbahaya pada ibu-ibu hamil," kata dia.
(nng)