Jaga Harga Jelang Ramadan, 7 Produsen Siap Pasok 29 Juta Liter Minyak Goreng per Bulan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Stabilitas harga pangan menjadi perhatian pemerintah terutama jelang Ramadan yang dimulai akhir bulan depan. Minyak goreng sebagai kebutuhan pokok menjadi salah satu prioritas.
Untuk itu, pemerintah menerapkan kebijakan baru dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga minyak goreng. Kebijakan tersebut yaitu percepatan pemenuhan Cadangan Minyak Goreng Pemerintah (CMGP).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi mengatakan, dengan adanya CMGP, pemerintah bisa melakukan intervensi pasar untuk mencegah gejolak harga minyak goreng menjelang Ramadan.
“Untuk itu, hari ini kita mengundang BUMN Pangan dan beberapa produsen minyak goreng membahas penyelenggaraan CMGP,” ujarnya usai Rapat Pasokan Minyak Goreng bersama BUMN Pangan dan para produsen minyak goreng di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Dalam pertemuan tersebut, Bapanas meminta para produsen minyak goreng mendukung upaya pemerintah mewujudkan ketersediaan cadangan minyak goreng pemerintah melalui komitmen penyaluran minyak goreng ke ID Food dan Perum Bulog.
“Dalam mewujudkan cadangan minyak goreng pemerintah perlu kolaborasi yang baik dengan semua pihak, baik antar kementerian dan lembaga, BUMN, serta sektor swasta atau para produsen minyak goreng, maka kita libatkan para produsen untuk memberikan masukan terkait pasokan bagi BUMN Pangan,” paparnya.
Arief menjelaskan, untuk tahap awal ini disepakati Komitmen Penyaluran Produsen Minyak Goreng ke BUMN Pangan sebanyak total 29 juta liter per bulan dimulai dari Februari-Maret ini.
Jumlah tersebut terdiri dari 18 juta liter minyak goreng curah dan 11 juta liter minyak goreng kemasan. Adapun dari total 29 juta liter tersebut ID Food akan mendapatkan penyaluran sebanyak 22 juta liter dan Bulog sebanyak 7 juta liter.
Jumlah tersebut akan dipasok oleh 7 produsen minyak goreng. Terdiri dari PT Bina Karya Prima sebanyak 33.000 liter, PT Smart 11 juta liter, Apical Group 8 juta liter, KPN Group 600.000 liter, PT Mahesi Agri Karya 666.000 liter, PT LDC Indonesia 3 juta liter, dan PT Permata Hijau Group 6 juta liter. Sedangkan jumlah penyaluran dari PT Salim Ivomas dan PT Tanjung Sarana Lestari akan disampaikan kemudian.
Untuk itu, pemerintah menerapkan kebijakan baru dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga minyak goreng. Kebijakan tersebut yaitu percepatan pemenuhan Cadangan Minyak Goreng Pemerintah (CMGP).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi mengatakan, dengan adanya CMGP, pemerintah bisa melakukan intervensi pasar untuk mencegah gejolak harga minyak goreng menjelang Ramadan.
“Untuk itu, hari ini kita mengundang BUMN Pangan dan beberapa produsen minyak goreng membahas penyelenggaraan CMGP,” ujarnya usai Rapat Pasokan Minyak Goreng bersama BUMN Pangan dan para produsen minyak goreng di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Dalam pertemuan tersebut, Bapanas meminta para produsen minyak goreng mendukung upaya pemerintah mewujudkan ketersediaan cadangan minyak goreng pemerintah melalui komitmen penyaluran minyak goreng ke ID Food dan Perum Bulog.
“Dalam mewujudkan cadangan minyak goreng pemerintah perlu kolaborasi yang baik dengan semua pihak, baik antar kementerian dan lembaga, BUMN, serta sektor swasta atau para produsen minyak goreng, maka kita libatkan para produsen untuk memberikan masukan terkait pasokan bagi BUMN Pangan,” paparnya.
Arief menjelaskan, untuk tahap awal ini disepakati Komitmen Penyaluran Produsen Minyak Goreng ke BUMN Pangan sebanyak total 29 juta liter per bulan dimulai dari Februari-Maret ini.
Baca Juga
Jumlah tersebut terdiri dari 18 juta liter minyak goreng curah dan 11 juta liter minyak goreng kemasan. Adapun dari total 29 juta liter tersebut ID Food akan mendapatkan penyaluran sebanyak 22 juta liter dan Bulog sebanyak 7 juta liter.
Jumlah tersebut akan dipasok oleh 7 produsen minyak goreng. Terdiri dari PT Bina Karya Prima sebanyak 33.000 liter, PT Smart 11 juta liter, Apical Group 8 juta liter, KPN Group 600.000 liter, PT Mahesi Agri Karya 666.000 liter, PT LDC Indonesia 3 juta liter, dan PT Permata Hijau Group 6 juta liter. Sedangkan jumlah penyaluran dari PT Salim Ivomas dan PT Tanjung Sarana Lestari akan disampaikan kemudian.