Pertama Kali dalam Sejarah, Australia Tolak Tambang Batu Bara

Kamis, 09 Februari 2023 - 22:03 WIB
loading...
Pertama Kali dalam Sejarah,...
Pertama kalinya dalam sejarah, Australia telah menolak pembuatan tambang batu bara baru sekitar 10 km (6,2 mil) dari Great Barrier Reef. Foto/Dok
A A A
PERTH - Pertama kalinya dalam sejarah, Australia telah menolak pembuatan tambang batu bara baru di bawah undang-undang lingkungan. Pemerintah tengah pekan kemarin, menolak proposal untuk tambang baru sekitar 10 km (6,2 mil) dari Great Barrier Reef.

Menteri Lingkungan Hidup Australia, Tanya Plibersek mengatakan, proyek itu menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima bagi kawasan Warisan Dunia, yang dinilainya sudah sangat rentan. Pemilik tambang, miliarder kontroversial Australia, Clive Palmer belum menanggapi penolakan tersebut seperti dilansir BBC.



Perusahaan miliknya, Central Queensland Coal telah mengusulkan untuk membangun tambang terbuka sekitar 700 km barat laut Brisbane, yang akan menghasilkan batu bara termal dan kokas serta bakal beroperasi selama sekitar 20 tahun.

Plibersek tahun lalu telah memperkirakan, bahwa pemerintah federal mungkin memblokir tambang. Setelah membukanya dengan pertimbangan publik, departemennya menerima lebih dari 9.000 pengajuan dalam 10 hari dimana mayoritas menyerukan agar proyek dihentikan.

Great Barrier Reef merupakan ekosistem terumbu karang terbesar di dunia yang telah mengalami empat pemulihan dalam enam tahun terakhir karena meningkatnya suhu laut dan prospeknya "sangat buruk", kata pihak berwenang.



Pemerintah negara bagian Queensland tahun lalu juga merekomendasikan penolakan terhadap proposal tersebut, dengan mengatakan risiko lingkungan bakal signifikan. Departemen Menteri Plibersek setuju, dimana mereka menemukan sedimen dari tambang terbuka kemungkinan akan merusak Terumbu Karang dan sumber daya air setempat.

"Saya telah memutuskan bahwa dampak lingkungan yang merugikan terlalu besar," kata menteri itu dalam sebuah pernyataan video pada hari Rabu.

Sementara pemerintah negara bagian telah menolak proposal sebelumnya, dan ini menjadi pertama kalinya Menteri Lingkungan federal menggunakan otoritas mereka untuk melakukannya.

Pemerintah Tenaga Kerja Australia berada di bawah tekanan dari beberapa pihak untuk memblokir proyek pertambangan batu bara dan gas di masa depan. Menurut pemerhati lingkungan menerangkan, negara itu tidak dapat membantu menghentikan bencana dari perubahan iklim atau menjaga pemanasan global di bawah peningkatan 1,5C abad ini jika mengizinkan tambang baru.

Australia sendiri merupakan salah satu pemasok utama global untuk bahan bakar fosil. Ketika ekspor negara itu cukup diperhitungkan, dimana menyumbang 3,6% dari emisi dunia, tetapi dengan hanya 0,3% dari populasi dunia.

Sementara pemerintah terbaru telah secara signifikan meningkatkan target pengurangan emisi Australia tahun 2030, pemerintah juga mengatakan akan menyetujui setiap proyek bahan bakar fosil baru yang masuk akal secara komersial.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Dasco Beri Bocoran Ada...
Dasco Beri Bocoran Ada Investor Asal Qatar Masuk Danantara
Menuju Industri Baja...
Menuju Industri Baja yang Hijau dan Kompetitif, GRP Tegaskan Komitmen Transformasi
Orang Terkaya di Thailand...
Orang Terkaya di Thailand Borong Saham Perbankan Rp6,1 Triliun
Perputaran Uang Lebaran...
Perputaran Uang Lebaran 2025 Diprediksi Turun, Sinyal Peringatan Ekonomi RI?
Fakta-fakta Orang Terkaya...
Fakta-fakta Orang Terkaya Hong Kong yang Bikin Marah China usai Jual Pelabuhan Panama ke AS
Khawatir ART mudik?...
Khawatir ART mudik? Tenang Saja! Toko Ini Tetap Buka Selama Libur Lebaran
Perubahan Komisaris...
Perubahan Komisaris BNI, Deputi Protokol Istana Diganti Profesional
IKN Tetap Dibuka Selama...
IKN Tetap Dibuka Selama Lebaran 2025, Catat Jam Kunjungan dan Cara Daftarnya
Profesional dan Begawan...
Profesional dan Begawan Ekonomi Jadi Pengurus, Danantara Diyakini Mampu Tumbuhkan Investasi
Rekomendasi
4 Alasan Elon Musk Akan...
4 Alasan Elon Musk Akan Dijadikan Nama Kapal Induk AS Terbaru, Salah Satunya Simbol Kebangkitan Militer
Puan Ungkap Pesan Megawati...
Puan Ungkap Pesan Megawati untuk Prabowo lewat Didit saat Halalbihalal
Israel Ingin Rebut Wilayah...
Israel Ingin Rebut Wilayah yang Lebih Luas, Hamas Siap Melawan
Berita Terkini
Daya Beli Turun Saat...
Daya Beli Turun Saat Lebaran 2025, Mal Ramai Tapi Minim yang Belanja
13 menit yang lalu
Dasco Beri Bocoran Ada...
Dasco Beri Bocoran Ada Investor Asal Qatar Masuk Danantara
1 jam yang lalu
Pembangunan Perumahan...
Pembangunan Perumahan di RI Disebut Tak Sinkron dengan Layanan Transportasi
5 jam yang lalu
Perluasan Jaringan Penerbangan...
Perluasan Jaringan Penerbangan GIAA-Japan Airlines Diresmikan
6 jam yang lalu
Turun Tipis, Harga Emas...
Turun Tipis, Harga Emas Hari Ini Rp1.819.000 per Gram
8 jam yang lalu
Menuju Industri Baja...
Menuju Industri Baja yang Hijau dan Kompetitif, GRP Tegaskan Komitmen Transformasi
8 jam yang lalu
Infografis
Kebakaran Los Angeles,...
Kebakaran Los Angeles, Tragedi Paling Parah dalam Sejarah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved