Harga Beras Naik, Pedagang Pasar: Terpaksa Tambah Modal
loading...
A
A
A
“Terpaksa tambah modal, mau nggak mau. Tadinya beras pera dijual Rp 500.000 per karung, sekarang jadi Rp 600.000. Otomatis kita harus menaikan harga jual,” tukas Ali.
Dia menilai kenaikan beras lumrah terjadi di awal tahun. Biasanya, kata Ali, kenaikan terjadi pada bulan Agustus sampai Februari. “Biasanya harga akan kembali normal di Maret. Kami berharap sih begitu,” tuturnya.
Sementara itu terkait dugaan adanya praktik pengoplosan beras Bulog, Ali menilai hal itu merugikan. Dia merasa ditipu jika beras yang dibeli tidak sesuai harapan. “Kalau saya beli beras kan per karung, pas dilihat berasnya bagus dan putih, tapi pas dimasak ternyata nasinya keras,” tukasnya.
Menurut dia, sejauh ini pelanggannya jarang yang membeli beras Bulog dan lebih memilih beras lokal lainnya. “Kalau disini jarang yang beli beras Bulog. Kalau menurut mereka karena nasinya keras,” tukas Ali.
Agak berbeda, Endah mengaku beras Bulog akhir-akhir ini banyak diminati oleh masyarakat. “Lebih banyak Bulog sih akhir-akhir ini, karena harganya jauh lebih murah,” ungkapnya.
Dia menilai kenaikan beras lumrah terjadi di awal tahun. Biasanya, kata Ali, kenaikan terjadi pada bulan Agustus sampai Februari. “Biasanya harga akan kembali normal di Maret. Kami berharap sih begitu,” tuturnya.
Sementara itu terkait dugaan adanya praktik pengoplosan beras Bulog, Ali menilai hal itu merugikan. Dia merasa ditipu jika beras yang dibeli tidak sesuai harapan. “Kalau saya beli beras kan per karung, pas dilihat berasnya bagus dan putih, tapi pas dimasak ternyata nasinya keras,” tukasnya.
Menurut dia, sejauh ini pelanggannya jarang yang membeli beras Bulog dan lebih memilih beras lokal lainnya. “Kalau disini jarang yang beli beras Bulog. Kalau menurut mereka karena nasinya keras,” tukas Ali.
Agak berbeda, Endah mengaku beras Bulog akhir-akhir ini banyak diminati oleh masyarakat. “Lebih banyak Bulog sih akhir-akhir ini, karena harganya jauh lebih murah,” ungkapnya.
(ind)