Kementerian BUMN Targetkan Proses IPO Pertamina Geothermal Tuntas Akhir Februari 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian BUMN memastikan rencana pencatatan sama perdana atau Initial Public Offering (IPO) PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) rampung pada Februari 2023. Anak usaha PT Pertamina (Persero) itu sudah melakukan pendaftaran untuk bisa memfinalisasi perjanjian underwriting.
Wakil Menteri BUMN II, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, usai seluruh proses dirampungkan, PGE segera melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini. "Diharapkan di akhir bulan Februari ini proses IPO PGE tersebut sudah bisa diselesaikan," ungkap Pahala, Kamis (16/2/2023)
Kabarnya, PGE akan melepaskan 25 persen sahamnya ke publik. Dari penjualan itu, Pertamina masih menjadi pemegang saham mayoritas. Dengan begitu, tidak ada perpindahan kepemilikan saham mayoritas dari Pertamina ke investor.
Pahala menyebut aksi korporasi PGE sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri BUMN Erick Thohir. Terutama, mengumpulkan dana publik yang dialokasikan untuk pengembangan geothermal atau panas bumi sebagai bagian dari penerapan energi baru dan terbarukan (EBT).
"Diupayakan agar bisa melakukan pengembangan dari energi baru dan terbarukan, dan memang cerita mengenai IPO PGE ini diupayakan untuk bisa menambah kapasitas dari energi baru dan terbarukan di sektor listrik lebih signifikan," kata dia.
Sebelumnya, Erick Thohir meminta PGE meningkatkan bisnisnya di sektor panas bumi usai sahamnya dicatatkan di pasar modal. Dia menilai dalam mengembangkan bisnis panas bumi, PGE perlu mencari dana tambahan melalui menghimpun dana publik di Bursa Efek Indonesia.
Erick mencatatkan potensi panas bumi bisa menyediakan listrik hingga mencapai 24 GW, sementara saat ini baru mencapai 2 GW. "Kita berupaya agar PGE bisa mendapatkan akses dana tambahan untuk pengembangan panas bumi, salah satunya dengan go public," ujar Erick.
Wakil Menteri BUMN II, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, usai seluruh proses dirampungkan, PGE segera melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini. "Diharapkan di akhir bulan Februari ini proses IPO PGE tersebut sudah bisa diselesaikan," ungkap Pahala, Kamis (16/2/2023)
Kabarnya, PGE akan melepaskan 25 persen sahamnya ke publik. Dari penjualan itu, Pertamina masih menjadi pemegang saham mayoritas. Dengan begitu, tidak ada perpindahan kepemilikan saham mayoritas dari Pertamina ke investor.
Pahala menyebut aksi korporasi PGE sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri BUMN Erick Thohir. Terutama, mengumpulkan dana publik yang dialokasikan untuk pengembangan geothermal atau panas bumi sebagai bagian dari penerapan energi baru dan terbarukan (EBT).
"Diupayakan agar bisa melakukan pengembangan dari energi baru dan terbarukan, dan memang cerita mengenai IPO PGE ini diupayakan untuk bisa menambah kapasitas dari energi baru dan terbarukan di sektor listrik lebih signifikan," kata dia.
Sebelumnya, Erick Thohir meminta PGE meningkatkan bisnisnya di sektor panas bumi usai sahamnya dicatatkan di pasar modal. Dia menilai dalam mengembangkan bisnis panas bumi, PGE perlu mencari dana tambahan melalui menghimpun dana publik di Bursa Efek Indonesia.
Erick mencatatkan potensi panas bumi bisa menyediakan listrik hingga mencapai 24 GW, sementara saat ini baru mencapai 2 GW. "Kita berupaya agar PGE bisa mendapatkan akses dana tambahan untuk pengembangan panas bumi, salah satunya dengan go public," ujar Erick.
(nng)