Dukung Target Minyak 1 Juta BOPD, Pertamina EP Libatkan Kampus
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina EP Cepu menjalin kerja sama dengan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta untuk mendukung target produksi Pertamina sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada 2030 mendatang. Kerja sama ditandai dengan penandatangan MoU di Kampus UPN Yogyakarta, Jumat (24/2/2023).
Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu Endro Hartanto mengatakan, kerja sama nantinya diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan kegiatan, dari mulai pendidikan, penelitian, hingga pengabdian masyarakat. Pihaknya juga akan melibatkan UPN Veteran Yogyakarta dalam proyek penerapan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) untuk melakukan injeksi CO2, sehingga dapat menurunkan tingkat emisi.
"Saat ini kami masih dalam tahap studi, secara teknis baik di batuannya sendiri kemudian juga nanti bagaimana mendesain sumurnya, juga perhitungan keekonomiannya seperti apa," kata Endro.
Endro berharap, dengan melibatkan pakar-pakar perminyakan UPN Veteran Yogya, proses itu bisa lebih cepat direalisasikan.
Penanggung jawab MoU, Joko Pamungkas menjelaskan, penandatanganan kerja sama hari ini adalah salah satu tindak lanjut MoU antara UPN Veteran Yogyakarta dan SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi) yang ditandatangani tahun lalu tentang pendirian Migas Center di kampus UPN Yogyakarta.
"SKK Migas adalah regulator industri migas di Indonesia. Negara punya target 1 juta barel pada 2030. Lalu UPN diminta membantu mencapai target itu, dibuatlah Migas Center di sini. MoU akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama di wilayah kerja PEPC sebagai Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina. Berikutnya menyusul MoU dengan oil and gas company lainnya, di bawah payung besar Migas Center," kata peneliti di Migas Center ini.
Sementara itu, Rektor UPN Veteran Yogyakarta Mohamad Irhas Effendi menyatakan, kerja sama ini akan memberikan dampak baik bagi kemajuan kampus di tengah isu transformasi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT). Selain karena produksi minyak yang masih kurang, dengan kerja sama itu nantinya lulusan UPN Veteran Yogyakarta juga dapat terus beradaptasi dengan perubahan di dunia industri, sehingga tetap relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
"Ternyata walaupun nanti tidak dipakai untuk transportasi, minyak masih diperlukan untuk industri yang lain. Ini meyakinkan kita bahwa teknik perminyakan dan industri migas itu memang tidak akan tenggelam," kata Irhas Effendi.
Ia mengungkapkan, setidaknya ada tiga kegiatan utama yang akan dilakukan selama kerja sama lima tahun ke depan. Pertama, reaktivasi sumur-sumur tua yang sudah tidak produktif, membantu CSR Pertamina EP Cepu di daerah dekat operasi mereka bekerja sama dengan pemda setempat, serta akan melakukan studi Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk meningkatkan produksi minyak bumi dengan menginjeksikan sumber energi eksternal dan material.
Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu Endro Hartanto mengatakan, kerja sama nantinya diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan kegiatan, dari mulai pendidikan, penelitian, hingga pengabdian masyarakat. Pihaknya juga akan melibatkan UPN Veteran Yogyakarta dalam proyek penerapan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) untuk melakukan injeksi CO2, sehingga dapat menurunkan tingkat emisi.
"Saat ini kami masih dalam tahap studi, secara teknis baik di batuannya sendiri kemudian juga nanti bagaimana mendesain sumurnya, juga perhitungan keekonomiannya seperti apa," kata Endro.
Endro berharap, dengan melibatkan pakar-pakar perminyakan UPN Veteran Yogya, proses itu bisa lebih cepat direalisasikan.
Penanggung jawab MoU, Joko Pamungkas menjelaskan, penandatanganan kerja sama hari ini adalah salah satu tindak lanjut MoU antara UPN Veteran Yogyakarta dan SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi) yang ditandatangani tahun lalu tentang pendirian Migas Center di kampus UPN Yogyakarta.
"SKK Migas adalah regulator industri migas di Indonesia. Negara punya target 1 juta barel pada 2030. Lalu UPN diminta membantu mencapai target itu, dibuatlah Migas Center di sini. MoU akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama di wilayah kerja PEPC sebagai Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina. Berikutnya menyusul MoU dengan oil and gas company lainnya, di bawah payung besar Migas Center," kata peneliti di Migas Center ini.
Sementara itu, Rektor UPN Veteran Yogyakarta Mohamad Irhas Effendi menyatakan, kerja sama ini akan memberikan dampak baik bagi kemajuan kampus di tengah isu transformasi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT). Selain karena produksi minyak yang masih kurang, dengan kerja sama itu nantinya lulusan UPN Veteran Yogyakarta juga dapat terus beradaptasi dengan perubahan di dunia industri, sehingga tetap relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
"Ternyata walaupun nanti tidak dipakai untuk transportasi, minyak masih diperlukan untuk industri yang lain. Ini meyakinkan kita bahwa teknik perminyakan dan industri migas itu memang tidak akan tenggelam," kata Irhas Effendi.
Ia mengungkapkan, setidaknya ada tiga kegiatan utama yang akan dilakukan selama kerja sama lima tahun ke depan. Pertama, reaktivasi sumur-sumur tua yang sudah tidak produktif, membantu CSR Pertamina EP Cepu di daerah dekat operasi mereka bekerja sama dengan pemda setempat, serta akan melakukan studi Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk meningkatkan produksi minyak bumi dengan menginjeksikan sumber energi eksternal dan material.
(uka)