Elon Musk Peringatkan Tentang Aliansi China-Rusia
loading...
A
A
A
CALIFORNIA - CEO Tesla, Elon Musk memperingatkan, bahwa perang Rusia Ukraina yang berkepanjangan bisa mengarah pada aliansi dua rezim komunis. Perang kali ini diperkirakan bakal membuat ada dua kubu, di satu sisi ada Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya.
Sedangkan pada sisi lain ada sebuah blok yang dipimpin oleh China dan Rusia?. Bahkan jika tidak melangkah sejauh itu, Elon Musk menyakini, perang Ukraina bakal bergerak menuju aliansi Rusia-China karena Presiden Vladimir Putin menjadi semakin terisolasi di panggung internasional.
Kekhawatiran tersebut disampaikan oleh orang paling kaya kedua sejagat dalam sebuah cuitan di Twitter. Hal ini bermula dari David Sacks, seorang investor teknologi dan teman Musk yang menyatakan keprihatinan bahwa dukungan AS untuk Ukraina melalui NATO akan membawa China dan Rusia lebih dekat.
Menurutnya, akan menjadi kebalikan dari strategi AS selama Perang Dingin. Saat itu Washington telah berhasil menghindari aliansi antara dua rezim komunis.
"Selama Perang Dingin, AS melakukan upaya untuk menjaga Rusia dan China tetap terpecah, meskipun keduanya adalah rezim komunis yang kuat," tulis Sacks di Twitter pada 23 Februari.
"Sekarang kami mendorong mereka lebih dekat bersama-sama sebagai akibat dari perang Biden melawan otokrasi. Ini berbahaya dan bodoh," ungkapnya.
China Jual Drone ke Rusia?
Pernyataan investor itu sebagai respons atas sebuah artikel di surat kabar Jerman Der Spiegel, yang melaporkan bahwa Rusia sedang dalam pembicaraan dengan produsen China untuk pembelian 100 drone.
Der Spiegel menegaskan bahwa "Beijing dan Moskow dikatakan sedang menegosiasikan pembelian 100 drone, yang dapat dikirim segera setelah April." Pembuat drone China Xian Bingo Intelligent Aviation Technology siap memproduksi 100 unit drone ZT-180-nya, yang dapat membawa hulu ledak 35-50kg.
"Saya telah memberi tahu perwakilan Tiongkok bahwa ini tidak dapat diterima," ungkap Kanselir Jerman Olaf Scholz kepada televisi publik ZDF pada 23 Februari, ketika ditanya tentang kemungkinan bantuan China ke Rusia.
"Kami sangat prihatin bahwa China sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan mematikan kepada Rusia dalam agresinya terhadap Ukraina," kata Menteri Luar Negeri A.S. Anthony Blinken kepada NBC selama Konferensi Keamanan Munich di pertengahan Februari.
"Dan saya menjelaskan bahwa itu akan memiliki konsekuensi serius dalam hubungan kami juga."
Amerika Serikat dan Jerman termasuk di antara beberapa negara yang telah memperingatkan China dalam beberapa hari terakhir dan mendesaknya untuk tidak menjual senjata ke Rusia. Sementara Korea Utara dan Iran telah dituduh menjual senjata ke Moskow, yang bergulat dengan sanksi Barat sedangkan China sejauh ini bergerak menjauh.
Musk, yang telah lama mengadvokasi solusi damai untuk perang Rusia-Ukraina, dengan cepat mengomentari kritik keras Sacks terhadap pemerintahan Biden. Dia berbagi keprihatinan temannya dan bahkan percaya bahwa hubungan antara Moskow dan Beijing tidak bisa dihindari.
"Aliansi Rusia-China tidak bisa dihindari," kata miliarder itu.
"Ini akan tumbuh jauh lebih kuat dari waktu ke waktu," tambah Musk.
Perdamaian Versus Perang Panjang
Peringatan ini menjadi seruan terbaru dari miliarder papan atas dunia itu dan teman-temannya. Dimana mereka menyakini bahwa perang Rusia di Ukraina yang telah memasuki tahun kedua, berisiko menjadi Perang Dunia III dengan konsekuensi bencana bagi Ukraina dan dunia.
"Hasil sejauh ini adalah perang menjadi gesekan mengerikan yang menghancurkan Ukraina & sangat merusak Rusia, dengan jumlah korban yang sangat besar di kedua sisi. Dan pada akhirnya, hasil yang sama. Jadi mengapa?" miliarder itu memperingatkan pada 20 Oktober.
Miliarder teknologi itu bahkan mengusulkan rencana perdamaian yang kontroversial, dengan menggabungkan banyak tuntutan Putin. Proposal itu disebut menjadi salah satu kesalahan besar pertamanya di panggung dunia, membuat Musk mendapat kritik keras.
Sedangkan pada sisi lain ada sebuah blok yang dipimpin oleh China dan Rusia?. Bahkan jika tidak melangkah sejauh itu, Elon Musk menyakini, perang Ukraina bakal bergerak menuju aliansi Rusia-China karena Presiden Vladimir Putin menjadi semakin terisolasi di panggung internasional.
Kekhawatiran tersebut disampaikan oleh orang paling kaya kedua sejagat dalam sebuah cuitan di Twitter. Hal ini bermula dari David Sacks, seorang investor teknologi dan teman Musk yang menyatakan keprihatinan bahwa dukungan AS untuk Ukraina melalui NATO akan membawa China dan Rusia lebih dekat.
Menurutnya, akan menjadi kebalikan dari strategi AS selama Perang Dingin. Saat itu Washington telah berhasil menghindari aliansi antara dua rezim komunis.
"Selama Perang Dingin, AS melakukan upaya untuk menjaga Rusia dan China tetap terpecah, meskipun keduanya adalah rezim komunis yang kuat," tulis Sacks di Twitter pada 23 Februari.
"Sekarang kami mendorong mereka lebih dekat bersama-sama sebagai akibat dari perang Biden melawan otokrasi. Ini berbahaya dan bodoh," ungkapnya.
China Jual Drone ke Rusia?
Pernyataan investor itu sebagai respons atas sebuah artikel di surat kabar Jerman Der Spiegel, yang melaporkan bahwa Rusia sedang dalam pembicaraan dengan produsen China untuk pembelian 100 drone.
Der Spiegel menegaskan bahwa "Beijing dan Moskow dikatakan sedang menegosiasikan pembelian 100 drone, yang dapat dikirim segera setelah April." Pembuat drone China Xian Bingo Intelligent Aviation Technology siap memproduksi 100 unit drone ZT-180-nya, yang dapat membawa hulu ledak 35-50kg.
"Saya telah memberi tahu perwakilan Tiongkok bahwa ini tidak dapat diterima," ungkap Kanselir Jerman Olaf Scholz kepada televisi publik ZDF pada 23 Februari, ketika ditanya tentang kemungkinan bantuan China ke Rusia.
"Kami sangat prihatin bahwa China sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan mematikan kepada Rusia dalam agresinya terhadap Ukraina," kata Menteri Luar Negeri A.S. Anthony Blinken kepada NBC selama Konferensi Keamanan Munich di pertengahan Februari.
"Dan saya menjelaskan bahwa itu akan memiliki konsekuensi serius dalam hubungan kami juga."
Amerika Serikat dan Jerman termasuk di antara beberapa negara yang telah memperingatkan China dalam beberapa hari terakhir dan mendesaknya untuk tidak menjual senjata ke Rusia. Sementara Korea Utara dan Iran telah dituduh menjual senjata ke Moskow, yang bergulat dengan sanksi Barat sedangkan China sejauh ini bergerak menjauh.
Musk, yang telah lama mengadvokasi solusi damai untuk perang Rusia-Ukraina, dengan cepat mengomentari kritik keras Sacks terhadap pemerintahan Biden. Dia berbagi keprihatinan temannya dan bahkan percaya bahwa hubungan antara Moskow dan Beijing tidak bisa dihindari.
"Aliansi Rusia-China tidak bisa dihindari," kata miliarder itu.
"Ini akan tumbuh jauh lebih kuat dari waktu ke waktu," tambah Musk.
Perdamaian Versus Perang Panjang
Peringatan ini menjadi seruan terbaru dari miliarder papan atas dunia itu dan teman-temannya. Dimana mereka menyakini bahwa perang Rusia di Ukraina yang telah memasuki tahun kedua, berisiko menjadi Perang Dunia III dengan konsekuensi bencana bagi Ukraina dan dunia.
"Hasil sejauh ini adalah perang menjadi gesekan mengerikan yang menghancurkan Ukraina & sangat merusak Rusia, dengan jumlah korban yang sangat besar di kedua sisi. Dan pada akhirnya, hasil yang sama. Jadi mengapa?" miliarder itu memperingatkan pada 20 Oktober.
Miliarder teknologi itu bahkan mengusulkan rencana perdamaian yang kontroversial, dengan menggabungkan banyak tuntutan Putin. Proposal itu disebut menjadi salah satu kesalahan besar pertamanya di panggung dunia, membuat Musk mendapat kritik keras.
(akr)