PLN Tantang Alumni ITS Kembangkan Pembangkit Tenaga Gelombang

Selasa, 07 Maret 2023 - 20:08 WIB
loading...
PLN Tantang Alumni ITS Kembangkan Pembangkit Tenaga Gelombang
Sejauh ini pemanfaat gelombang untuk listrik masih rendah. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pemerintah menargetkan emisi karbon turun menjadi 1,953 juta ton CO2 pada 2030. Ini merupakan target antara menuju net zero emission (NZE) atau nol emisi yang menjadi kesadaran global pada 2060.



Untuk mencapai target tersebut, pemerintah mendorong transisi energi dengan menggalakkan penggunaan energi bersih dan terbarukan.

Direktur Proyek dan EBT PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto mengatakan, PLN telah menetapkan delapan langkah dalam rangka transisi energi. Salah satunya pengembangan pembangkit listrik berbasis non-batubara.

"Kami telah melakukam cofiring di sebagian PLTU," ujar Wiluyo dalam Dialog Nasional bertema "Peran alumni ITS dalam Memperkuat Energi Berkelanjutan dari Jakarta untuk Indonesia" yang diselenggarakan PP IKA ITS dan PW IKA ITS Jakarta Raya di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (7/3/2023).

Cofiring adalah penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Untuk mendukung cofiring pada PLTU, PLN telah memanfaatkan bahan biomassa seperti serbuk sampah, cangkang sawit, dan sekam padi.

Menurut Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) ini, ada satu tantangan yang hingga kini belum terpecahkan dalam rangka mendukung NZE pada 2060.

"Pengembangan listrik berbasis gelombang laut masih nol. Padahal Indonesia ini negara kepulauan yang lautnya lebih luas dari daratan. Ini pekerjaan rumah kita semua, terutama perguruan tinggi, khususnya ITS dan para alumninya," kata Wiluyo.

Selain itu, Wiluyo menyoroti aspek tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada peralatan kelistrikan perlu diperbesar demi mendukung energi terbarukan. "Ini berarti pengembangan teknologi mesti diarahkan atau diubah dari pembakaran ke renewable energy," tutur dia.

Sementara itu, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha menyatakan pihaknya telah menyiapkan skenario agar target NZE 2060 terpenuhi. Skenario tersebut dibuat dengan dua asumsi pertumbuhan ekonomi, 5,1% dan 5,9%.

Berdasarkan skenario yang disusun, industri dan transportasi perlu menjadi fokus perhatian. Sebab dua sektor inilah penyumbang emisi karbon terbesar.

"Semua mesin dan peralatan industri harus menggunakan emisi karbon rendah. Begitu juga transportasi. Kalau target belum tercapai, DEN sudah menyusun skenario hingga 2080," ujar mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR ini.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono sangat mendukung transisi energi pada sektor transportasi dari BBM berbasis fosil ke tenaga listrik. Sebab perubahan ini jelas akan mengurangi emisi CO2.

Hanya dia meminta pemerintah bisa menyediakan jawaban atas keluhan masyarakat terlebih dulu. "Jawab dulu keresahan publik soal 20 juta kendaraan yang sudah pakai BBM," kata guru besar transportasi UGM ini.

Direktur Inovasi dan Sains ITS Agus Muhammad Hatta mengatakan, bentuk dukungan ITS terhadap NZE tidak lagi dalam bentuk konsep, tetapi sudah aplikatif. Dia mencontoh bus listrik yang telah digunakan, green transport di bandara untuk mendukung aktivitas di bandara, serta motor trail listrik.



"Ada 34 unit trail listrik yang digunakan untuk membantu masyarakat di Puncak Jawawijaya, Papua," kata dia.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1130 seconds (0.1#10.140)