Tingkatkan Daya Saing di Kancah Global, Pengamat: BUMN Karya Harus Terapkan ESG
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lanskap bisnis terus berubah dan perusahaan baik swasta maupun BUMN dituntut untuk beradaptasi dan mengadopsi prinsip keberlanjutan. Hal ini penting terutama jika ingin bisa bersaing di kancah global.
Sebagai catatan, praktik bisnis yang menjalankan prinsip Environmental, Social and Governance atau ESG, saat ini terus digaungkan. Untuk itu, perusahaan di Indonesia juga harus konsisten menerapkannya.
"ESG itu sudah menjadi semacam mandatory business model yang harus diadaptasi oleh korporasi atau BUMN dalam rangka memenangkan persaingan regional-global. Artinya dalam tren semua perusahaan memprioritaskan aspek ESG sebagai acuan," ujar Pengamat dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto, saat dihubungi di Jakarta, dikutip Jumat (10/3/2023).
Menurut dia, BUMN Karya seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA terus menjalankan prinsip-prinsip ESG dalam rangka memenangkan persaingan di pasar konstruksi regional hingga global. Toto memandang ESG menjadi faktor penting ketika BUMN Karya menjalin kerja sama dengan mitra global atau regional.
"Indikator ESG ini menjadi faktor dan standar penting apabila BUMN Karya akan menjalin kerja sama dengan mitra atau investor global," tuturnya.
Untuk diketahui, WIKA sebagai perusahaan BUMN Karya yang memiliki pengalaman internasional telah menerapkan prinsip-prinsip ESG dalam proses bisnisnya.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito menyatakan, inisiatif ESG menjadi salah satu fokus dari WIKA yang kini menginjak usia 63 tahun.
Guna mendukung nilai-nilai keberlanjutan, WIKA mulai menerapkan inisiatif-inisiatif ESG dalam proses bisnisnya, baik dalam pelaksanaan proyek dan juga implementasi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). Hal ini dibuktikan oleh capaian Indeks SRI-KEHATI, ESG Sector Leaders IDX KEHATI, dan ESG Quality 45 IDX KEHATI.
“Dari sisi tata kelola WIKA telah mengimplementasikan Three Lines Model dan Four Eyes Principle untuk memperkuat aspek tata kelola dan manajemen risiko perusahaan,” tuturnya.
Sebagai catatan, praktik bisnis yang menjalankan prinsip Environmental, Social and Governance atau ESG, saat ini terus digaungkan. Untuk itu, perusahaan di Indonesia juga harus konsisten menerapkannya.
"ESG itu sudah menjadi semacam mandatory business model yang harus diadaptasi oleh korporasi atau BUMN dalam rangka memenangkan persaingan regional-global. Artinya dalam tren semua perusahaan memprioritaskan aspek ESG sebagai acuan," ujar Pengamat dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto, saat dihubungi di Jakarta, dikutip Jumat (10/3/2023).
Menurut dia, BUMN Karya seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA terus menjalankan prinsip-prinsip ESG dalam rangka memenangkan persaingan di pasar konstruksi regional hingga global. Toto memandang ESG menjadi faktor penting ketika BUMN Karya menjalin kerja sama dengan mitra global atau regional.
"Indikator ESG ini menjadi faktor dan standar penting apabila BUMN Karya akan menjalin kerja sama dengan mitra atau investor global," tuturnya.
Untuk diketahui, WIKA sebagai perusahaan BUMN Karya yang memiliki pengalaman internasional telah menerapkan prinsip-prinsip ESG dalam proses bisnisnya.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito menyatakan, inisiatif ESG menjadi salah satu fokus dari WIKA yang kini menginjak usia 63 tahun.
Guna mendukung nilai-nilai keberlanjutan, WIKA mulai menerapkan inisiatif-inisiatif ESG dalam proses bisnisnya, baik dalam pelaksanaan proyek dan juga implementasi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). Hal ini dibuktikan oleh capaian Indeks SRI-KEHATI, ESG Sector Leaders IDX KEHATI, dan ESG Quality 45 IDX KEHATI.
“Dari sisi tata kelola WIKA telah mengimplementasikan Three Lines Model dan Four Eyes Principle untuk memperkuat aspek tata kelola dan manajemen risiko perusahaan,” tuturnya.