Adu Besar Dividen Bank Papan Atas, Juaranya Rp43 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank -bank besar (big caps) telah menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada pekan kedua Maret 2022. Semua kompak membagikan dividen di atas 40% dari perolehan laba di tahun buku 2022.
Dimulai dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) pada Senin (13/3/2023), ketika pemegang saham menyetujui membagikan dividen sebesar 85% dari laba bersih konsolidasian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, atau senilai total Rp43,49 triliun.
Dividen tunai yang dibagikan ini sudah termasuk jumlah dividen interim yang telah dibagikan kepada pemegang saham pada tanggal 27 Januari 2023 sejumlah Rp8,60 triliun, sehingga sisa jumlah dividen tunai yang akan dibayarkan kepada pemegang saham BBRI sekurang-kurangnya sebesar Rp34,89 triliun.
Seperti diketahui bahwa sepanjang Januari hingga Desember 2022, BRI Group berhasil mencatatkan laba bersih Rp51,4 triliun atau tumbuh 67,15% secara year on year (yoy) dengan total aset tumbuh double digit sebesar 11,18% yoy menjadi Rp1.865,64 triliun.
Selanjutnya, pada Selasa (14/3/2023), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sepakat menetapkan 60% dari laba bersih konsolidasi 2022 atau sekitar Rp24,7 triliun sebagai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham (dividen payout ratio). Dari nilai tersebut, besaran dividen per lembar saham atau dividend per share Bank Mandiri di kisaran Rp529,34.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, besaran dividend per share Bank Mandiri tersebut naik 46,8% jika dibandingkan dengan periode setahun sebelumnya yang sebesar Rp360,64 per lembar saham.
Dari nilai tersebut, dividen kepada negara atas kepemilikan sebesar 52% saham Bank Mandiri atau sebesar Rp12,84 triliun akan disetorkan kepada rekening kas umum negara, naik 46,7% dari posisi tahun lalu.
Sementara itu, 40% dari laba bersih konsolidasi tahun lalu atau sebesar Rp16,46 triliun akan dialokasikan sebagai laba ditahan. Total laba bersih Bank Mandiri untuk tahun buku 2022 tercatat sebesar Rp41,17 triliun. Capaian ini naik 46,89% bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian ada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang mengumumkan pembagian dividen pada Rabu (15/3/2023). Pemegang saham BNI menyetujui pembagian dividen sebesar 40% atau Rp7,32 triliun.
Nilai dividen tersebut naik 2,69 kali lipat dari total dividen tahun buku 2021 yang sebesar Rp2,72 triliun. Dengan demikian, nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan Rp392,78, dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp146.
Dengan memperhitungkan komposisi saham milik Pemerintah yang sebesar 60%, maka perseroan akan menyetorkan dividen senilai Rp4,39 triliun ke rekening kas umum negara. Sementara itu, atas kepemilikan 40% saham publik senilai Rp2,92 triliun akan diberikan kepada pemegang saham sesuai dengan porsi kepemilikannya masing-masing.
Sedangkan sebesar 60% dari baba bersih BNI atau Rp10,98 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI ke depan.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan kenaikan rasio pembayaran dividen menjadi 40% di tahun ini dilakukan seiring dengan kinerja keuangan perseroan yang terus membaik dengan capaian laba Rp18,3 triliun di 2022.
Dengan meningkatnya nilai dividen per lembar saham tahun ini menjadi Rp392,78, diharapkan dapat memberikan dividen yield yang optimal kepada shareholder.
Perbankan big caps selanjutnya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Dengan laba bersih selama tahun buku 2022 yang sebesar Rp40,7 triliun, RUPST memutuskan penggunaan laba bersih perseroan antara lain untuk dibagikan sebagai dividen tunai sebesar Rp205 per saham, meningkat 41,4% dibandingkan dividen tunai yang dibagikan untuk tahun buku 2021.
Dividen tunai tersebut sudah termasuk dividen interim tunai tahun buku 2022 sebesar Rp35 per saham yang telah dibayarkan oleh perseroan kepada para pemegang saham pada tanggal 20 Desember 2022, sehingga sisa yang akan dibayarkan perseroan pada tanggal yang akan ditetapkan oleh direksi perseroan adalah sebesar Rp170 per saham.
Secara nominal dividen yang dibagikan BCA sebesar Rp25,3 triliun, atau 62,1% dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2022. Sisa dividen yang akan dibagikan BCA sekitar Rp20,9 triliun.
Dari data-data di atas terlihat, BRI menjadi bank yang paling besar membagikan dividen, yaitu Rp43,49 triliun. Di urutan selanjutanya adalah BCA Rp25,3 triliun, Bank Mandiri Rp24,7 triliun, dan terakhir BNI Rp7,32 triliun.
Dimulai dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) pada Senin (13/3/2023), ketika pemegang saham menyetujui membagikan dividen sebesar 85% dari laba bersih konsolidasian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, atau senilai total Rp43,49 triliun.
Dividen tunai yang dibagikan ini sudah termasuk jumlah dividen interim yang telah dibagikan kepada pemegang saham pada tanggal 27 Januari 2023 sejumlah Rp8,60 triliun, sehingga sisa jumlah dividen tunai yang akan dibayarkan kepada pemegang saham BBRI sekurang-kurangnya sebesar Rp34,89 triliun.
Seperti diketahui bahwa sepanjang Januari hingga Desember 2022, BRI Group berhasil mencatatkan laba bersih Rp51,4 triliun atau tumbuh 67,15% secara year on year (yoy) dengan total aset tumbuh double digit sebesar 11,18% yoy menjadi Rp1.865,64 triliun.
Selanjutnya, pada Selasa (14/3/2023), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sepakat menetapkan 60% dari laba bersih konsolidasi 2022 atau sekitar Rp24,7 triliun sebagai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham (dividen payout ratio). Dari nilai tersebut, besaran dividen per lembar saham atau dividend per share Bank Mandiri di kisaran Rp529,34.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, besaran dividend per share Bank Mandiri tersebut naik 46,8% jika dibandingkan dengan periode setahun sebelumnya yang sebesar Rp360,64 per lembar saham.
Dari nilai tersebut, dividen kepada negara atas kepemilikan sebesar 52% saham Bank Mandiri atau sebesar Rp12,84 triliun akan disetorkan kepada rekening kas umum negara, naik 46,7% dari posisi tahun lalu.
Sementara itu, 40% dari laba bersih konsolidasi tahun lalu atau sebesar Rp16,46 triliun akan dialokasikan sebagai laba ditahan. Total laba bersih Bank Mandiri untuk tahun buku 2022 tercatat sebesar Rp41,17 triliun. Capaian ini naik 46,89% bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian ada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang mengumumkan pembagian dividen pada Rabu (15/3/2023). Pemegang saham BNI menyetujui pembagian dividen sebesar 40% atau Rp7,32 triliun.
Nilai dividen tersebut naik 2,69 kali lipat dari total dividen tahun buku 2021 yang sebesar Rp2,72 triliun. Dengan demikian, nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan Rp392,78, dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp146.
Dengan memperhitungkan komposisi saham milik Pemerintah yang sebesar 60%, maka perseroan akan menyetorkan dividen senilai Rp4,39 triliun ke rekening kas umum negara. Sementara itu, atas kepemilikan 40% saham publik senilai Rp2,92 triliun akan diberikan kepada pemegang saham sesuai dengan porsi kepemilikannya masing-masing.
Sedangkan sebesar 60% dari baba bersih BNI atau Rp10,98 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI ke depan.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan kenaikan rasio pembayaran dividen menjadi 40% di tahun ini dilakukan seiring dengan kinerja keuangan perseroan yang terus membaik dengan capaian laba Rp18,3 triliun di 2022.
Dengan meningkatnya nilai dividen per lembar saham tahun ini menjadi Rp392,78, diharapkan dapat memberikan dividen yield yang optimal kepada shareholder.
Perbankan big caps selanjutnya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Dengan laba bersih selama tahun buku 2022 yang sebesar Rp40,7 triliun, RUPST memutuskan penggunaan laba bersih perseroan antara lain untuk dibagikan sebagai dividen tunai sebesar Rp205 per saham, meningkat 41,4% dibandingkan dividen tunai yang dibagikan untuk tahun buku 2021.
Dividen tunai tersebut sudah termasuk dividen interim tunai tahun buku 2022 sebesar Rp35 per saham yang telah dibayarkan oleh perseroan kepada para pemegang saham pada tanggal 20 Desember 2022, sehingga sisa yang akan dibayarkan perseroan pada tanggal yang akan ditetapkan oleh direksi perseroan adalah sebesar Rp170 per saham.
Secara nominal dividen yang dibagikan BCA sebesar Rp25,3 triliun, atau 62,1% dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2022. Sisa dividen yang akan dibagikan BCA sekitar Rp20,9 triliun.
Dari data-data di atas terlihat, BRI menjadi bank yang paling besar membagikan dividen, yaitu Rp43,49 triliun. Di urutan selanjutanya adalah BCA Rp25,3 triliun, Bank Mandiri Rp24,7 triliun, dan terakhir BNI Rp7,32 triliun.
(uka)