Soal Rencana Impor Beras 500 Ribu Ton, Bulog dan Badan Pangan Kompak Bilang Begini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso ( Buwas ) menanggapi pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan soal rencana impor beras sebanyak 500 ribu ton apabila stok dalam negeri tidak mampu mencukupi kebutuhan selama Ramadan. Kata Buwas, rencana itu merupakan opsi terakhir yang akan pemerintah lakukan karena saat ini pihaknya masih terus menggenjot hasil panen dalam negeri.
"Itu belum pasti, kalau kurang antisipasi kita ya pasti impor. Tapi bukan artinya kita hobi impor loh ya, ini hanya antisipasi saja. Kita lihat aja perkembangannya, perjalanannya," ujar Buwas saat ditemui di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (17/3/2023).
Buwas menyampaikan, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog saat ini tersisa sekitar 282 ribu ton yang termasuk di dalamnya beras komersial.
Senada, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi juga menekankan bahwa opsi impor itu hanya akan dilakukan jika memang kondisi di dalam negeri sudah tidak bisa dipaksa untuk panen. Namun, karena saat ini petani sedang memasuki masa panen, maka langkah impor belum diputuskan.
"Kita harus melihat selama tiga bulan panen ini, karena tiga bulan ini akan menentukan. Biasanya kalau grafik itu di tiga bulan pertama ini tinggi produksinya. Lalu setelah itu akan turun produksi, dan apakah ini bisa sampai ke panen berikutnya, nanti kita hitung sama-sama," ujar Arief.
Namun Arief menegaskan, pemerintah tetap akan memprioritaskan produksi dalam negeri dari hasil penyerapan beras panen raya. Jika selama tiga bulan hasil panen petani sudah bisa mencukupi kebutuhan masyarakat, maka impor tak perlu dilakukan.
"Kita nomor satu mengutamakan produksi dalam negeri, tetapi kita akan hitung tiga bulan lagi. Kalau cukup ya sudah, kalau tidak cukup kita harus antisipasi dengan impor," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengakui harga beras belum berhasil diturunkan hingga saat ini. Bahkan ia mewanti-wanti harganya cenderung akan naik saat momen Ramadan.
Saat Rapat Kerja Dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Rabu (15/3), ia membeberkan bahwa dari hasil laporan yang didapat, kenaikan harga beras sudah mencapi Rp1.000 per kilogram (kg). Bahkan harga gabah sudah mencapai Rp6.000 per kg.
"Beras ini belum berhasil kita turunkan sampai hari ini. Bahkan cenderung bisa naik," jelasnya.
Berdasarkan hasil rapat dengan Presiden Jokowi, jika kondisi di lapangan masih terus terjadi seperti sekarang ini, maka pemerintah akan kembali melakukan impor beras sebanyak 500 ribu ton.
"Kemarin (rapat) dipimpin presiden kita sudah memutuskan kapan pun diperlukan kita bisa masuk lagi (impor) sebanyak 500 ribu ton. Karena stok Bulog itu biasanya 2,2 juta ton, sekarang kalau saya nggak salah mungkin tinggal 300 ribu ton," kata Mendag.
"Itu belum pasti, kalau kurang antisipasi kita ya pasti impor. Tapi bukan artinya kita hobi impor loh ya, ini hanya antisipasi saja. Kita lihat aja perkembangannya, perjalanannya," ujar Buwas saat ditemui di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (17/3/2023).
Buwas menyampaikan, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog saat ini tersisa sekitar 282 ribu ton yang termasuk di dalamnya beras komersial.
Senada, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi juga menekankan bahwa opsi impor itu hanya akan dilakukan jika memang kondisi di dalam negeri sudah tidak bisa dipaksa untuk panen. Namun, karena saat ini petani sedang memasuki masa panen, maka langkah impor belum diputuskan.
"Kita harus melihat selama tiga bulan panen ini, karena tiga bulan ini akan menentukan. Biasanya kalau grafik itu di tiga bulan pertama ini tinggi produksinya. Lalu setelah itu akan turun produksi, dan apakah ini bisa sampai ke panen berikutnya, nanti kita hitung sama-sama," ujar Arief.
Namun Arief menegaskan, pemerintah tetap akan memprioritaskan produksi dalam negeri dari hasil penyerapan beras panen raya. Jika selama tiga bulan hasil panen petani sudah bisa mencukupi kebutuhan masyarakat, maka impor tak perlu dilakukan.
"Kita nomor satu mengutamakan produksi dalam negeri, tetapi kita akan hitung tiga bulan lagi. Kalau cukup ya sudah, kalau tidak cukup kita harus antisipasi dengan impor," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengakui harga beras belum berhasil diturunkan hingga saat ini. Bahkan ia mewanti-wanti harganya cenderung akan naik saat momen Ramadan.
Saat Rapat Kerja Dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Rabu (15/3), ia membeberkan bahwa dari hasil laporan yang didapat, kenaikan harga beras sudah mencapi Rp1.000 per kilogram (kg). Bahkan harga gabah sudah mencapai Rp6.000 per kg.
"Beras ini belum berhasil kita turunkan sampai hari ini. Bahkan cenderung bisa naik," jelasnya.
Berdasarkan hasil rapat dengan Presiden Jokowi, jika kondisi di lapangan masih terus terjadi seperti sekarang ini, maka pemerintah akan kembali melakukan impor beras sebanyak 500 ribu ton.
"Kemarin (rapat) dipimpin presiden kita sudah memutuskan kapan pun diperlukan kita bisa masuk lagi (impor) sebanyak 500 ribu ton. Karena stok Bulog itu biasanya 2,2 juta ton, sekarang kalau saya nggak salah mungkin tinggal 300 ribu ton," kata Mendag.
(uka)