Aksi Korporasi Warnai Bursa Sepekan, Akulaku Borong Saham BBYB hingga Obligasi Protelindo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah aksi korporasi yang dilakukan para emiten dalam sepekan perdagangan, 20-24 Maret 2023. Hal ini tercatat pada Keterbukaan Informasi BEI sesuai pelaporan yang dilakukan emiten.
Mengawali pekan, pada Senin (20/3), saham milik PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) terus diborong oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia mencapai 24 juta saham.
Sebelumnya, Akulaku juga diketahui sempat menambah 15,09 juta lembar saham di BBYB yang divalidasi pada 17 Maret 2023 lalu. Transaksi inidifasilitasi oleh PT OCBC Sekuritas Indonesia.
Pada Jumat (24/3), BBYB juga melaporkan bahwa Akulaku menambah 13,4 juta saham lagi yang transaksi tercatat pada 21 Maret 2023. Dengan demikian, kepemilikan saham BBYB oleh Akulaku menjadi 26,10%.
Kembali ke Senin (20/3), Wakil Presiden Direktur Independen PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), Terence Donald O’Connor mengumumkan telah membeli 465.000 lembar saham LPPF dengan harga Rp4.948 per saham pada 7 Maret 2023. Usai transaksi tersebut, kepemilikan saham langsung Terence di LPPF nanjak dari 0,12% menjadi 0,14%.
Selanjutnya pada Jumat (24/3), Obligasi Berkelanjutan III Protelindo Tahap II Tahun 2023 yang diterbitkan oleh PT Profesional Telekomunikasi Indonesia mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal Rp2.906.500.000.000,00.
Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia untuk Obligasi Berkelanjutan III Protelindo Tahap II Tahun 2023 adalah AAA(idn) (Triple A). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Permata Tbk.
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 20 emisi dari 19 emiten senilai Rp25,43 triliun. Dengan pencatatan ini maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 520 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp450,38 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 127 emiten.
Selain itu, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 188 seri dengan nilai nominal Rp5.468,00 triliun dan USD452,11 juta. EBA sebanyak 8 emisi senilai Rp3,27 triliun.
Lihat Juga: Ini Penampakan Uang Rp372 Miliar yang Disita Kejagung, Ditaruh Kardus, Koper, dan Brankas
Mengawali pekan, pada Senin (20/3), saham milik PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) terus diborong oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia mencapai 24 juta saham.
Sebelumnya, Akulaku juga diketahui sempat menambah 15,09 juta lembar saham di BBYB yang divalidasi pada 17 Maret 2023 lalu. Transaksi inidifasilitasi oleh PT OCBC Sekuritas Indonesia.
Pada Jumat (24/3), BBYB juga melaporkan bahwa Akulaku menambah 13,4 juta saham lagi yang transaksi tercatat pada 21 Maret 2023. Dengan demikian, kepemilikan saham BBYB oleh Akulaku menjadi 26,10%.
Kembali ke Senin (20/3), Wakil Presiden Direktur Independen PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), Terence Donald O’Connor mengumumkan telah membeli 465.000 lembar saham LPPF dengan harga Rp4.948 per saham pada 7 Maret 2023. Usai transaksi tersebut, kepemilikan saham langsung Terence di LPPF nanjak dari 0,12% menjadi 0,14%.
Baca Juga
Selanjutnya pada Jumat (24/3), Obligasi Berkelanjutan III Protelindo Tahap II Tahun 2023 yang diterbitkan oleh PT Profesional Telekomunikasi Indonesia mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal Rp2.906.500.000.000,00.
Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia untuk Obligasi Berkelanjutan III Protelindo Tahap II Tahun 2023 adalah AAA(idn) (Triple A). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Permata Tbk.
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 20 emisi dari 19 emiten senilai Rp25,43 triliun. Dengan pencatatan ini maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 520 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp450,38 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 127 emiten.
Selain itu, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 188 seri dengan nilai nominal Rp5.468,00 triliun dan USD452,11 juta. EBA sebanyak 8 emisi senilai Rp3,27 triliun.
Lihat Juga: Ini Penampakan Uang Rp372 Miliar yang Disita Kejagung, Ditaruh Kardus, Koper, dan Brankas
(ind)