Sulit Dihindari, Ini Saran Ekonom Agar Resesi Tak Berlanjut di 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Singapura menjadi hub perdagangan dan investasi yang cukup penting bagi Indonesia. Indikasi resesi Singapura menjadi warning bagi Indonesia bahwa kinerja perdagangan akan terkontraksi cukup dalam.
"Arus barang yang keluar dan masuk dari Indonesia sebagian lewat hub Singapura. Kalau volume ekspor impor disana turun tajam ya kita harus bersiap kinerja perdagangan akan turun sepanjang tahun," ujar Ekonom Indef Bhima Yudhistira di Jakarta, Minggu (19/7/2020). (Baca: Kerja Sama Baru Saja Ditingkatkan, Singapura Keburu Resesi )
Kemudian dari sisi investasi, negara dengan ikon Merlion itu juga berperan sebagai financial hub. "Negara asal investasi kalau mau ke Indonesia lewatnya ke Singapura. Itu yang membuat Singapura menjadi negara yang kontribusi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) nya terbesar di Indonesia," katanya.
Apabila mereka resesi, lanjut Bhima, artinya kinerja investasi akan turun drastis khususnya pada semester II/2020. Selain itu, pada sektor pariwisata juga terdampak karena Singapura menduduki peringat ke-4 asal wisatawan mancanegara (wisman) paling banyak.
Menurut Bhima, resesi membuat turis asing menahan diri untuk berlibur. Dengan demikian di sektor pariwisata termasuk hotel, restoran, dan maskapai akan alami tekanan cukup dalam hingga akhir tahun.
"Peluang Indonesia sangat kecil bisa terhindar dari resesi. Sekarang kuncinya agar resesi hanya berlangsung di 2020 adalah percepat realisasi stimulus fiskal dan perbankan, percepat penanganan kasus Covid-19 sehingga aktivitas ekonomi bisa kembali optimal," beber Bhima. (Baca juga: Menangkal Hantu Resesi Ekonomi )
Selain itu terus memberikan stimulus yang extraordinary seperti subsidi internet gratis untuk dorong sektor UMKM go digital, memberikan subsidi gaji kepada pekerja yang terancam di PHK.
Pemerintah Indonesia juga disarankan mencari pasar-pasar ekspor alternatif ke negara yang kinerja ekonominya tidak sedalam singapura. "Ini butuh intelijen pasar, dan peran pro aktif perwakilan dagang di negara kawasan eropa timur, afrika, pasifik dan timur tengah," ungkap dia.
Sementara itu, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah memandang, sebenarnya di tengah wabah Covi-19, resesi Singapura tidak berdampak yang cukup besar kepada Indonesia meski Singapura mempunyai posisi yang sangat dekat dengan perekonomian Indonesia. Namun kalau diihat, semua sektor sudah menurun pada saat wabah Covid-19 berlangsung.
Bahkan sejak kuartal II di Maret 2020 dan awal tahun, ekspor Indonesia sudah turun. "Investasi PMA juga sudah turun, artinya walaupun kita bicara sebuah negara yang sangat dekat dengan pereknomian kita, tapi proses penurunan itu sudah terjadi," kata Piter.
Dengan demikian, jika saat ini Singapura sudah mengalami resesi menurut Piter tidak lagi berdampak besar ke Indonesia sebab sebelumnya sudah terjadi penurunan.
"Arus barang yang keluar dan masuk dari Indonesia sebagian lewat hub Singapura. Kalau volume ekspor impor disana turun tajam ya kita harus bersiap kinerja perdagangan akan turun sepanjang tahun," ujar Ekonom Indef Bhima Yudhistira di Jakarta, Minggu (19/7/2020). (Baca: Kerja Sama Baru Saja Ditingkatkan, Singapura Keburu Resesi )
Kemudian dari sisi investasi, negara dengan ikon Merlion itu juga berperan sebagai financial hub. "Negara asal investasi kalau mau ke Indonesia lewatnya ke Singapura. Itu yang membuat Singapura menjadi negara yang kontribusi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) nya terbesar di Indonesia," katanya.
Apabila mereka resesi, lanjut Bhima, artinya kinerja investasi akan turun drastis khususnya pada semester II/2020. Selain itu, pada sektor pariwisata juga terdampak karena Singapura menduduki peringat ke-4 asal wisatawan mancanegara (wisman) paling banyak.
Menurut Bhima, resesi membuat turis asing menahan diri untuk berlibur. Dengan demikian di sektor pariwisata termasuk hotel, restoran, dan maskapai akan alami tekanan cukup dalam hingga akhir tahun.
"Peluang Indonesia sangat kecil bisa terhindar dari resesi. Sekarang kuncinya agar resesi hanya berlangsung di 2020 adalah percepat realisasi stimulus fiskal dan perbankan, percepat penanganan kasus Covid-19 sehingga aktivitas ekonomi bisa kembali optimal," beber Bhima. (Baca juga: Menangkal Hantu Resesi Ekonomi )
Selain itu terus memberikan stimulus yang extraordinary seperti subsidi internet gratis untuk dorong sektor UMKM go digital, memberikan subsidi gaji kepada pekerja yang terancam di PHK.
Pemerintah Indonesia juga disarankan mencari pasar-pasar ekspor alternatif ke negara yang kinerja ekonominya tidak sedalam singapura. "Ini butuh intelijen pasar, dan peran pro aktif perwakilan dagang di negara kawasan eropa timur, afrika, pasifik dan timur tengah," ungkap dia.
Sementara itu, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah memandang, sebenarnya di tengah wabah Covi-19, resesi Singapura tidak berdampak yang cukup besar kepada Indonesia meski Singapura mempunyai posisi yang sangat dekat dengan perekonomian Indonesia. Namun kalau diihat, semua sektor sudah menurun pada saat wabah Covid-19 berlangsung.
Bahkan sejak kuartal II di Maret 2020 dan awal tahun, ekspor Indonesia sudah turun. "Investasi PMA juga sudah turun, artinya walaupun kita bicara sebuah negara yang sangat dekat dengan pereknomian kita, tapi proses penurunan itu sudah terjadi," kata Piter.
Dengan demikian, jika saat ini Singapura sudah mengalami resesi menurut Piter tidak lagi berdampak besar ke Indonesia sebab sebelumnya sudah terjadi penurunan.
(ind)