Pergerakan Pesawat Naik 42%, Pengawasan Penerbangan Harus Tetap Jalan

Minggu, 19 Juli 2020 - 19:01 WIB
loading...
A A A
Menhub Budi Karya mengatakan dampak pandemi Covid 19 sangat luar biasa bagi perekonomian nasional termasuk bagi industri penerbangan. Dia mengungkapkan, jumlah penumpang harian domestik turun hingga 90%.

Selain itu, terjadi penurunan signifikan dari frekuensi penerbangan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Banyak pesawat yang parkir di bandara dan tidak beroperasi. “Industri penerbangan kini dalam kondisi bertahan di tengah pandemi Covid-19,” ungkap Menhub.

Lebih lanjut, dia menyakini penerbangan Indonesia mampu seperti negara Vietnam dan lainnya dalam menghadapi pandemi Covid-19. “Menjaga agar jangan ada banyak lagi warga yang terpapar Covid-19 menjadi concern kita bersama, tetapi kita juga ingin ekonomi di Indonesia khususnya pergerakan di transportasi yang juga memiliki kerentanan ini bisa ditangani. Maka keseimbangan harus kita jaga dengan baik,” jelasnya.

Diungkapkan juga olehnya, perlu ada persamaan persepsi antara regulator serta seluruh stakeholder penerbangan agar konsisten dalam melaksanakan regulasi baik nasional maupun internasional.

“Pemerintah harus bisa memberikan kesempatan sebaik-baiknya kepada operator bandara, maskapai, dan masyarakat yang ingin berpergian. Mereka harus dapat difasilitasi dengan baik. Upaya-upaya ini dilakukan untuk mewujudkan penerbangan yang aman, selamat, nyaman, dan sehat,” tuturnya.

Pengamat penerbangan Alvin Lie menyatakan dunia penerbangan di tengah Covid-19 harus menyatukan semua ekositem untuk bersama-sama menyatakan rasa aman bertransportasi udara.

Menurut dia, di tengah pandemi Covid-19, kunci utama ada pada kedisiplinan. Namun begitu, disiplin saja belum cukup, tapi juga harus didukung sosialisasi melalui integrasi sistem penerbangan dalam mendukung rasa aman bertransportasi udara.

“Stigma dari naik pesawat hingga berada di bandar udara harus dihilangkan sejak sekarang selama kita disiplin menjalankan protokol kesehatan. Di sisi lain, semua ekosistem informasi juga harus mendukung,” ungkapnya.

Dia menyebutkan bahwa sejak dari bandara, atau bahkan sejak dari bus bandara semua harus terinformasikan. “Selama ini, masih ada yang belum padu. Jadi semua itu harus padu informasinya dari hulu ke hilir. Bahkan kalau perlu di bus-bus bandara sebelum ke bandara diinformasikan kepada penumpang untuk menyiapkan keterangan rapid test Covid-19. Jadi semua terencana sebelum mendekati keberangkatan,” ucapnya.

Sebagai informasi, saat ini penerbangan udara mensyratkan hasil tes rapid untuk kemudian diperlihatkan kepada petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan di bandara. Setelah itu penumpang diwajibkan mengisi keterangan mengenai kondisi terakhir melalui formulir maupun via aplikasi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1340 seconds (0.1#10.140)