Laba Perusahaan Rusia Ambruk 21,3% pada Januari 2023, Iklim Bisnis Memburuk

Senin, 03 April 2023 - 06:48 WIB
loading...
Laba Perusahaan Rusia Ambruk 21,3% pada Januari 2023, Iklim Bisnis Memburuk
Perusahaan-perusahaan Rusia menghasilkan keuntungan 2,34 triliun rubel atau setara USD30,25 miliar pada Januari 2023, angka itu mengalami penurunan dari periode yang sama tahun lalu. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Perusahaan- perusahaan Rusia menghasilkan keuntungan 2,34 triliun rubel atau setara USD30,25 miliar pada Januari 2023, berdasarkan data dari layanan statistik federal. Raihan itu turun 21,3% dari periode yang sama tahun lalu, ketika iklim bisnis memburuk akibat Perang Rusia Ukraina berkepanjangan.



Keputusan Moskow untuk mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari 2022, menghasilkan sanksi terhadap puluhan perusahaan besar dan seluruh sektor ekonomi Rusia, khususnya sektor keuangan dan energi.

Para pejabat menyoroti penurunan laba perusahaan yang menjadi perhatian ekonomi, dimana berkontraksi sebesar 2,1% tahun lalu. Hal itu kemudian berlanjut dengan penurunan lain pada tahun 2023, menurut sebagian besar perkiraan.



Dikutip dari Reuters, ekonomi Rusia terbukti secara tak terduga tetap tangguh pada tahun lalu. Akan tetapi kembali ke tingkat kemakmuran sebelum perang Rusia Ukraina diprediksi masih jauh karena pengeluaran pemerintah lebih banyak ditujukan kepada militer.

Penurunan laba pada Januari mengikuti kemerosotan 12,6% pada tahun 2022 dan disertai dengan kepercayaan bisnis yang lebih rendah.

Keuntungan perusahaan Rusia mencapai 2,18 triliun roubles pada Desember 2022, turun 22,5% dari 2,81 triliun roubles pada Desember 2021, menurut data Rosstat.

Indeks kepercayaan bisnis Rosstat, yang telah meningkat sepanjang tahun ini, tergelincir pada bulan Maret dengan penurunan hingga 3,3% di sektor manufaktur dan 2,3% lebih rendah di industri pertambangan.

"Di antara 4.600 organisasi yang disurvei, jumlah yang mengharapkan output naik selama tiga bulan ke depan masih lebih tinggi daripada mereka yang mengharapkan output turun," kata Rosstat dilansir Reuters.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1547 seconds (0.1#10.140)