Kebocoran Gas Hidrogen Jadi Sebab Utama Ledakan Kilang Dumai, Ini Dampaknya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kebakaran dan ledakan Kilang Dumai Riau , milik PT Pertamina (Persero) menimbulkan kerusakan infrastruktur yang masih tergolong ringan. Tidak saja membuat sembilan orang luka-luka, ratusan rumah warga juga rusak akibat ledakan Kilang Dumai .
Sejumlah fasilitas umum dan pendidikan pun ikut terdampak akibat insiden tersebut. Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman menyebut, ada sembilan orang yang mengalami luka ringan, namun sudah dirawat dan kembali beraktivitas. Mereka adalah para pekerja di Kilang Dumai.
Di sisi kerusakan, ada 418 unit rumah warga yang rusak. Lalu, empat unit bangunan masjid, dan tiga unit fasilitas umum terdiri dari bangunan SD dan SMP.
"Jadi dampak (kebakaran) pada 3 April 2023 dari korban personal ada 9 orang, luka gores akibat serpihan kaca, seluruhnya telah pulang, dan saat ini telah bekerja kembali, itu semua adalah pekerja di RU II Dumai. Kemudian fasilitas umum, fasilitas sosial, ada masjid empat unit, dan SD-SMP ada unit-unit," ungkap Taufik saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (4/4/2023).
Untuk penanganan, Taufik memastikan pihaknya fokus pada perbaikan pemulihan rumah warga dan fasilitas umum tersebut. "Perbaikan untuk fasum (fasilitas umum) kami prioritaskan dan sudah dimulai sejak kemarin, tanggal 3 April 2023," ucapnya.
Pertamina mencatat kebocoran gas hidrogen menjadi sebab utama ledakan Kilang Dumai pada Sabtu malam (1/4/2023), tepatnya pukul 22.42 WIB.
Taufik mengatakan, kebocoran terjadi pada gas hidrogen pipa 6 inci untuk compressor 212-C-2. Di mana, letak kebocoran terjadi di line 2nd stage discharge compressor.
"Kronologis kenapa terjadi fire atau flash di pipa 6 inci make up gas compressor di Kilang Dumai. Jadi pada jam 22.42 terjadi kebocoran gas hidrogen pada pipa 6 inci di compressor 212-C-2, kemudian letak bocorannya pada line 2nd stage discharge compressor-nya," ujarnya.
Akibat kebocoran gas hidrogen, lanjut Taufik, pipa mengeluarkan semburan api dan menyebabkan ledakan yang keras. Dia mengaku, ledakan tersebut dengan radius satu kilometer (Km) sehingga berdampak pada warga sekitar.
"Kebocoran tersebut diikuti flash serta menyebabkan getaran dan dentuman keras, data terakhir itu dirasakan sampai radius satu kilometer yang terdampak di perumahan warga," kata dia.
Pada saat ledakan terjadi, Emergency Shut Down System (ESDS) mulai berfungsi sehingga petugas dua unit Hydrocracker (HCU) di Kilang Dumai dimatikan (shut down).Di saat bersamaan, petugas Pertamina di lapangan melakukan pemadaman dan pendinginan. Tercatat, pada pukul 22.51 api berhasil dipadamkan petugas.
"Kemudian dilakukan pemadaman dan pendinginan. Dan Alhamdulillah rekan-rekan lapangan koordinasi berjalan baik. Sehingga, 22.51 api berhasil padam dan evaluasi lanjut jam 23.30 itu kondisi dinyatakan aman," tutur Taufik.
Sejumlah fasilitas umum dan pendidikan pun ikut terdampak akibat insiden tersebut. Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman menyebut, ada sembilan orang yang mengalami luka ringan, namun sudah dirawat dan kembali beraktivitas. Mereka adalah para pekerja di Kilang Dumai.
Di sisi kerusakan, ada 418 unit rumah warga yang rusak. Lalu, empat unit bangunan masjid, dan tiga unit fasilitas umum terdiri dari bangunan SD dan SMP.
"Jadi dampak (kebakaran) pada 3 April 2023 dari korban personal ada 9 orang, luka gores akibat serpihan kaca, seluruhnya telah pulang, dan saat ini telah bekerja kembali, itu semua adalah pekerja di RU II Dumai. Kemudian fasilitas umum, fasilitas sosial, ada masjid empat unit, dan SD-SMP ada unit-unit," ungkap Taufik saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (4/4/2023).
Untuk penanganan, Taufik memastikan pihaknya fokus pada perbaikan pemulihan rumah warga dan fasilitas umum tersebut. "Perbaikan untuk fasum (fasilitas umum) kami prioritaskan dan sudah dimulai sejak kemarin, tanggal 3 April 2023," ucapnya.
Pertamina mencatat kebocoran gas hidrogen menjadi sebab utama ledakan Kilang Dumai pada Sabtu malam (1/4/2023), tepatnya pukul 22.42 WIB.
Taufik mengatakan, kebocoran terjadi pada gas hidrogen pipa 6 inci untuk compressor 212-C-2. Di mana, letak kebocoran terjadi di line 2nd stage discharge compressor.
"Kronologis kenapa terjadi fire atau flash di pipa 6 inci make up gas compressor di Kilang Dumai. Jadi pada jam 22.42 terjadi kebocoran gas hidrogen pada pipa 6 inci di compressor 212-C-2, kemudian letak bocorannya pada line 2nd stage discharge compressor-nya," ujarnya.
Akibat kebocoran gas hidrogen, lanjut Taufik, pipa mengeluarkan semburan api dan menyebabkan ledakan yang keras. Dia mengaku, ledakan tersebut dengan radius satu kilometer (Km) sehingga berdampak pada warga sekitar.
"Kebocoran tersebut diikuti flash serta menyebabkan getaran dan dentuman keras, data terakhir itu dirasakan sampai radius satu kilometer yang terdampak di perumahan warga," kata dia.
Pada saat ledakan terjadi, Emergency Shut Down System (ESDS) mulai berfungsi sehingga petugas dua unit Hydrocracker (HCU) di Kilang Dumai dimatikan (shut down).Di saat bersamaan, petugas Pertamina di lapangan melakukan pemadaman dan pendinginan. Tercatat, pada pukul 22.51 api berhasil dipadamkan petugas.
"Kemudian dilakukan pemadaman dan pendinginan. Dan Alhamdulillah rekan-rekan lapangan koordinasi berjalan baik. Sehingga, 22.51 api berhasil padam dan evaluasi lanjut jam 23.30 itu kondisi dinyatakan aman," tutur Taufik.
(akr)