Jurus Jitu Tangkal Kemiskinan di Tengah Resesi dan Gelombang PHK

Senin, 20 Juli 2020 - 09:42 WIB
loading...
Jurus Jitu Tangkal Kemiskinan...
Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Resesi dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih membayangi kondisi ekonomi Indonesia akibat pandemi Covid-19. Dampaknya jurang kemiskinan yang terus melebar. Sejumlah jurus disiapkan untuk menangkal angka kemiskinan.

Pada pekan lalu Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik (BPS) hampir bersamaan merilis isu kemiskinan di Indonesia. Bank Dunia menilai ekonomi Indonesia masih akan terancam dengan tingkat pengangguran yang tinggi sebagai dampak pandemi virus corona (Covid-19).

Berdasarkan laporan Bank Dunia yang bertajuk “Indonesia Economic Prospects Juli 2020”, wabah Covid-19 membuat masyarakat Indonesia semakin sulit mencari nafkah. Sebab, pekerja di beberapa sektor sangat terdampak seperti transportasi dan konstruksi. Jika tidak ada langkah serius yang diambil pemerintah, maka pandemi ini akan mendorong 5,5-8 juta orang Indonesia jatuh ke lembah kemiskinan pada 2020.

Setali tiga uang, BPS mengumumkan jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2020 menjadi 9,78% atau setara dengan 26,42 juta penduduk. Sebagai perbandingan pada Maret 2019 persentase penduduk miskin hanya 9,41%, setara dengan 25,14 juta orang. Dengan begitu, jumlah orang miskin dalam setahun bertambah, 1,28 juta orang. Per Maret 2020, penduduk miskin di daerah mencapai 12,82%, sedangkan penduduk miskin di kota mencapai 7,38%. (Baca: AS Rilis Bukti Virus Corona Buatan Laboratorium China)

Mengurangi tingkat kemiskinan sesungguhnya bukan hanya pekerjaan rumah dari pemerintah. Seluruh pihak seperti BUMN, swasta, hingga masyarakat juga dituntut dapat berperan dalam memangkas angka kemiskinan. Untuk masyarakat, merancang keuangan yang tepat menjadi kunci utama dalam menghadapi momok kemiskinan. Hal tersebut disampaikan perancang keuangan Eko Endarto.

Menurutnya, kemiskinan saat ini juga mengancam golongan aspiring middle class. Padahal, kelas menengah (middle class) adalah golongan yang hidupnya serba berkecukupan dan berada dalam kondisi yang layak. “Perencanaan keuangan menjadi salah satu cara melindungi keluarga dari kemungkinan terburuk yang kapan saja bisa menghantam kondisi keuangan,” ucap Eko saat dihubungi KORAN SINDO di Jakarta kemarin.

Eko pun membagikan sejumlah tips agar tidak jatuh miskin akibat dampak pandemi ini. Pertama, jauhkan dari pikiran mental miskin. Seperti pernyataan Jack Ma, orang terkaya di China. Dia pernah mengatakan bahwa orang yang paling buruk untuk dilayani adalah orang-orang dengan mental miskin. Pasalnya, orang dengan mental miskin kebanyakan gagal karena memiliki kesamaan perilaku yakni seluruh hidupnya hanya untuk menunggu. “Jangan sampai menunggu, tapi kejar hasil dalam kesuksesan dalam bekerja,” jelasnya. (Baca juga: UI Berduka Atas Wafatnya Sapardi, sang Hujan di Bulan Juni)

Kedua, jangan berhenti mendesak dirimu untuk sukses. Banyak orang membayangkan bahwa ketika mereka kaya, mereka akan berhenti bekerja dan menikmati hidupnya bersantai di pantai atau sekadar melakukan hobi sepanjang hidupnya. Mungkin karena itu tidak banyak orang yang kaya raya.

Permasalahannya adalah bertumbuh, belajar, dan bersaing tidak akan pernah berakhir. Hidup itu ibarat olahraga, kamu harus tetap dalam fisik yang baik dan terus bertumbuh. Bila tidak, maka kamu akan terjatuh. “Selama kamu masih hidup, kamu harus mendesak dirimu untuk mencapai kesuksesan,” katanya.

Ketiga, kembangkan kemampuan. Jika Anda tidak membekali diri dengan banyak kemampuan, maka bersiaplah untuk tersingkir dari persaingan ketat ini. Robot akan senantiasa mengambil alih pekerjaan Anda, namun yang bisa Anda lakukan untuk dapat “menjual” diri Anda sendiri adalah mempresentasikan yang terbaik dari diri Anda.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Ancaman PHK Masih Menghantui...
Ancaman PHK Masih Menghantui RI, Menaker Sebut PR Kita Semua
Peluang Resesi Ekonomi...
Peluang Resesi Ekonomi Amerika Makin Lebar, Goldman Sachs: 45%
Risiko Resesi Amerika...
Risiko Resesi Amerika Semakin Besar, Begini Isi Ramalan Goldman Sachs
Ketakutan Resesi AS...
Ketakutan Resesi AS dan Perang Timur Tengah Mengangkat Harga Emas ke Rekor Sepanjang Masa
Resesi Amerika Makin...
Resesi Amerika Makin Dekat? Inflasi Diramal Sentuh Level Tertinggi sejak 1991
PHK Massal Terpa Industri...
PHK Massal Terpa Industri RI, Indikator Ekonomi Sedang Tak Baik-baik Saja?
JPMorgan Bunyikan Alarm...
JPMorgan Bunyikan Alarm Resesi Amerika, Ini Biang Keroknya
Trump Tepis Ancaman...
Trump Tepis Ancaman Resesi: Ekonomi AS dalam Masa Transisi di Tengah Perang Dagang
Beban Ekonomi Makin...
Beban Ekonomi Makin Berat di 2025, Kelas Menengah Terancam Jatuh Miskin
Rekomendasi
Panggung Terakhir Grup...
Panggung Terakhir Grup B, Mampukah Vietnam U-17 Susul Timnas Indonesia ke Piala Dunia U-17?
Waspada AI untuk Kejahatan,...
Waspada AI untuk Kejahatan, Ini Tips Jitu Maksimalkan Keamanan dan Privasi di HP!
Novel Baswedan Dampingi...
Novel Baswedan Dampingi Rossa Purbo Hadapi Gugatan Eks Terpidana Kasus Harun Masiku
Berita Terkini
Punya Modal Kuat Buat...
Punya Modal Kuat Buat Ekspansi, LUCY Siapkan Strategi di 2025
1 jam yang lalu
LPCK Tempatkan Keberlanjutan...
LPCK Tempatkan Keberlanjutan Jadi Pijakan Strategis Dukung Pertumbuhan Bisnis
2 jam yang lalu
Donald Trump Ngamuk,...
Donald Trump Ngamuk, AS Gebuk China dengan Tarif 104%
2 jam yang lalu
Arwana Citramulia Tetap...
Arwana Citramulia Tetap Melaju Kencang dengan Dividen Payout Ratio yang Lebih Besar
3 jam yang lalu
11 Negara yang Paling...
11 Negara yang Paling Terpukul Tarif AS, Ada China hingga Indonesia
3 jam yang lalu
Seusai Lebaran Masyarakat...
Seusai Lebaran Masyarakat Berbondong Investasi Emas di Pegadaian Galeri 24
4 jam yang lalu
Infografis
6 Taman di Jakarta Buka...
6 Taman di Jakarta Buka 24 Jam, Dapat Ciptakan Lapangan Kerja
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved