Pengamat: Kampanye Naik Pesawat Aman Harus Didengungkan berbagai Pihak

Senin, 20 Juli 2020 - 10:40 WIB
loading...
Pengamat: Kampanye Naik...
Foto: dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Anjloknya jumlah penumpang maskapai penerbangan sekitar 90% bisa membuat industri penerbangan dan turunannya kolaps. Hal ini tentu perlu diantisipasi agar masyarakat mau kembali melakukan perjalanan dengan pesawat meski harus mematuhi protokol kesehatan yang ketat.

Pemerintah juga harus mengevaluasi apakah kebijakan yang saat ini diterapkan terhadap maskapai penerbangan efektif atau malah menjadi bumerang. Perlu dikritisi juga jika penumpang angkutan darat seperti bus atau yang lainnya tidak pernah dilakukan pemeriksaan mengenai uji bebas Covid-19 terhadap penumpang, maka kenapa penumpang pesawat harus melakukan uji bebas Covid-19 sebelum terbang. Padahal, secara potensi penularannya sama saja. (Baca: Penumpang Domestik Anjlok 90%, Kembalikan kepercayaan Terbang Lagi Jadi Concern)

Ihwal inilah yang mungkin membuat masyarakat lebih memilih perjalanan darat dibandingkan dengan udara jika mereka hanya ingin melakukan perjalanan misalnya dari Jakarta ke Jawa Tengah atau Jawa Timur. Apakah pemerintah sudah perlu melonggarkan aturan agar masyarakat mau terbang kembali.

Meski angka dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menyatakan kondisi penerbangan di dalam negeri terus merangkak naik pada persentase 42% dari sisi pergerakan pesawat, namun angka tersebut diyakini belum mampu membuat maskapai bisa bertahan.

Untuk bisa terus meningkatkan persentase 42% ini, harus ada obat yang mujarab dari pemerintah. Satu di antaranya membuat kepercayaan masyarakat kembali pulih untuk terbang kembali. Pasalnya, selama ini beredar kabar bahwa Covid-19 lebih banyak ditularkan antarpenumpang pesawat. Bahkan mereka yang datang dari luar negeri sebelumnya langsung dikarantina. Apakah hal ini masih berlangsung? Tentu harus ada informasi yang jelas dari pemerintah.

Kampanye naik pesawat aman harus terus didengungkan oleh berbagai pihak terkait. Jangan sampai stigma naik pesawat bisa tertular Covid-19 ada di benak masyarakat.

Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, dunia penerbangan di tengah Covid-19 harus menyatukan semua ekosistem untuk bersama-sama menyatakan rasa aman bertransportasi udara.

Menurut dia, di tengah pandemi Covid-19 kunci utama ada pada kedisiplinan. Meski begitu, disiplin saja belum cukup, tapi juga harus didukung sosialisasi melalui integrasi sistem penerbangan dalam mendukung rasa aman bertransportasi udara.

“Stigma negatif dari naik pesawat hingga berada di bandar udara harus dihilangkan sejak sekarang selama kita disiplin menjalakan protokol kesehatan. Di sisi lain, semua ekosistem informasi juga harus mendukung,” ungkapnya. (Baca juga: Mengenal Sukhoi Su-35, Pesawat Tempur Rusia yang Akan Dibeli Indonesia)

Penyatuan ekosistem ini dilakukan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dengan mengajak seluruh stakeholder penerbangan untuk menciptakan penerbangan yang selamat, aman, dan sehat. Hal itu perlu dilakukan untuk membangkitkan industri penerbangan nasional di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir.

Menhub Budi Karya mengatakan, dampak pandemi Covid-19 sangat luar biasa bagi perekonomian nasional, termasuk bagi industri penerbangan. Dia mengatakan, jumlah penumpang harian domestik turun hingga 90%.

Selain itu, terjadi juga penurunan signifikan dari frekuensi penerbangan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Banyak pesawat yang parkir di bandara dan tidak beroperasi. “Industri penerbangan kini dalam kondisi bertahan di tengah pandemi Covid-19,” ungkap Menhub. (Lihat videonya: Seorang Nenek renta di Banyuasin Digugat Anaknya Sendiri Perihal Warisan)

Menjaga agar jangan ada banyak lagi warga yang terpapar Covid-19, menurut Menhub, menjadi concern bersama. Tetapi, ekonomi Indonesia harus bergerak, terutama industri penerbangan yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan. “Kita juga ingin ekonomi di Indonesia, khususnya pergerakan di transportasi yang juga memiliki kerentanan ini, bisa ditangani. Maka, keseimbangan harus kita jaga dengan baik,” jelasnya.

Agar hal tersebut bisa cepat terlaksana, Budi Karya meminta persepsi yang sama antara regulator serta seluruh stakeholder penerbangan untuk konsisten dalam melaksanakan regulasi baik nasional maupun internasional. (Ichsan Amin)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1397 seconds (0.1#10.140)