Impor Gula di saat Biaya Produksi Naik Bikin Petani Ketakutan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia ( APTRI ) Soemitro Samadikoen menyatakan bahwa kebijakan impor gula konsumsi yang saat ini sedang direalisasikan pemerintah membuat pedagang dan petani ketakutan. Pasalnya, impor itu akan membuat harga gula jatuh.
"Saat ini harga gula landai saja, dan sekarang ada kesulitan karena pedagang ketakutan kalau impor gula masuk maka mereka akan terkena penurunan harga," ujarnya di Market Review IDX Channel di Jakarta, Senin 10/04/2023.
Soemitro menambahkan, jika pemerintah memang akan melakukan impor sebanyak 1,5 juta ton gula, maka hingga akhir tahun nanti totalnya akan ada lebih dari 3,5 juta ton stok gula padahal kebutuhan gula konsumsi hanya 250.000 ton per bulan.
"Karena memang saat ini produksi kita naik hingga mencapai 2,6 juta ton," ujarnya.
Saat ini petani sudah memasuk musim giling tebu di tengah biaya produksi yang naik seiring melonjaknya harga berbagai kebutuhan. Penurunan harga gula akibat impor dan kenaikan biaya produk membuat petani waswas.
"Jadi saat ini petani takut hasil panennya tidak laku," jelasnya.
Sebelumnya, pemerintah melakukan impor untuk memenuhi persediaan gula dalam negeri guna menjaga harga di pasaran tetap normal menjelang hari besar keagamaan nasional. Sementara itu sebanyak 2.000 ton gula kristal putih (GKP) impor asal Thailand sudah tiba di Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Jumat 31 Maret lalu.
"Saat ini harga gula landai saja, dan sekarang ada kesulitan karena pedagang ketakutan kalau impor gula masuk maka mereka akan terkena penurunan harga," ujarnya di Market Review IDX Channel di Jakarta, Senin 10/04/2023.
Soemitro menambahkan, jika pemerintah memang akan melakukan impor sebanyak 1,5 juta ton gula, maka hingga akhir tahun nanti totalnya akan ada lebih dari 3,5 juta ton stok gula padahal kebutuhan gula konsumsi hanya 250.000 ton per bulan.
"Karena memang saat ini produksi kita naik hingga mencapai 2,6 juta ton," ujarnya.
Saat ini petani sudah memasuk musim giling tebu di tengah biaya produksi yang naik seiring melonjaknya harga berbagai kebutuhan. Penurunan harga gula akibat impor dan kenaikan biaya produk membuat petani waswas.
"Jadi saat ini petani takut hasil panennya tidak laku," jelasnya.
Sebelumnya, pemerintah melakukan impor untuk memenuhi persediaan gula dalam negeri guna menjaga harga di pasaran tetap normal menjelang hari besar keagamaan nasional. Sementara itu sebanyak 2.000 ton gula kristal putih (GKP) impor asal Thailand sudah tiba di Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Jumat 31 Maret lalu.
(uka)