Digiasia Bios Siap IPO di Bursa Nasdaq

Rabu, 12 April 2023 - 21:56 WIB
loading...
Digiasia Bios Siap IPO...
(Kiri ke kanan): Chief Marketing Officer Digiasia Bios Rully Hariwinata, Chief Digital Ecosystem Integration Digiasia Bios Joseph Lumban Gaol, dan Chief Executive Officer RemitPro Arman Bhariadi. (Foto: KORAN SINDO/Sudarsono)
A A A
JAKARTA - Digiasia Bios berencana penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) di bursa National Association of Securities Dealers Automated Quotations (Nasdaq). Rencana tersebut diharapkan terealisasi pada kuartal II/2023.

“Dengan ekosistem yang besar dan kuat di Indonesia, Digiasia Bios menggandeng Stonebridge dan menjadi startup pertama dari Indonesia yang terdaftar di Nasdaq guna memperluas jangkauan pasarnya ke pasar internasional,” kata Chief Marketing Officer Digiasia Bios Rully Hariwinata pada acara buka bersama dengan media di Jakarta, Selasa (11/4/2023).

Chief Digital Ecosystem Integration Digiasia Bios, Joseph Lumban Gaol menambahkan, rencana IPO yang akan dilakukan oleh Digiasia menggunakan skema Special Purpose Acquisition Company (SPAC) dengan menggandeng perusahaan asing yaitu Stonebridge. “Kita lewat jalur SPAC instrumennya. Prosesnya merger dan acquisition dengan perusahaan namanya Stonebridge,” ujar Joseph.

(Baca juga:Digiasia Bios Dukung Pemulihan Ekonomi dan Cashless Society)

Joseph belum bisa membeberkan berapa besaran porsi kepemilikan saham Digiasia bila perusahaan tersebut sudah merger dengan Stonebridge. Dia hanya berharap proses yang saat ini sedang berlangsung bisa berjalan mulus.

“Kita sih berharap kuartal ini bisa terjadi. Tapi nggak ada yang bisa jamin, semuanya bisa terjadi. Bila terjadi, jadi perusahaan (Indonesia) pertama lewat SPAC yang berhasil listing di sana (Nasdaq),” ujarnya.

Tujuan kerja sama itu, agar perusahaan bisa lebih kuat di Asia Tenggara. Valuasi perusahaan hasil merger, sebelum pengucuran dana tambahan (pre-money) adalah USD500 juta atau sekitar Rp7,8 triliun.

(Baca juga:Digiasia Bios Gaet Sofyan A. Djalil sebagai Penasihat Perusahaan)

Sampai kuartal I/2023, Digiasia Bios telah mencetak sejumlah tonggak pencapaian (milestone). Per kuartal IV/2022, perusahaan mencatatkangross transaction value(GTV) tahunan lebih dari USD3 miliar dengan totalmerchants on platformlebih dari 750.000.

Digiasia Bios juga membukukan 35 juta transaksi sepanjang 2022 dan total 97 mitra dan pelanggan B2B di papan di berbagai produk atauon board across product range.

Laporan Statista 2022 dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) menunjukan, sektor ekonomi digital dunia saat ini sedang mengalami kondisiTech Winter.Lantaran adanya konflik geopolitik,scarring effectpasca-pandemi Covid-19, hingga terjadinya stagflasi di sejumlah negara.

Namun perusahaan meyakini, Indonesia mampu menghadapi tantangan ini secara progresif karena memanfaatkan keadaan ini sebagai momentum akselerasi digitalisasi jasa keuangan.

Mengacu momentum ini, Digiasia Bios mengumumkan strategi bisnis terbarunya sebagai Embedded Finance as a Service (EFaaS) pertama di Indonesia. Digiasia Bios yang didirikan pada 2017 lalu oleh Alexander Rusli dan Prashant Gokarn. Mereka memiliki ambisi, mempercepat inklusi keuangan melalui lisensi dan kumpulan teknologi yang dimiliki.

Sebagai EFaaS, Digiasia Bios akan berperan sebagai medium integrasi antara empat blok ekosistem digital - platform B2B SaaS, platform B2C SaaS, institusi keuangan atau fintek yang berlisensi, dan jaringan retail offline. Teknologi penghubung ini untuk memberdayakan layanan keuangan di Indonesia dengan mendemokratisasikan layanan perbankan yang sudah ada.

(Baca juga:Dorong Digital di Jawa Barat, Digiasia Bios Gandeng Jabar Telematika)

Konsep EFaaS dipercaya membantu perbankan dan institusi keuangan dalam memodulasi fitur mereka untuk disematkan dalam ekosistem platform SaaS (B2B & B2C) yang mitra miliki.

“Hal ini ditujukan agar pengguna SaaS dapat mengakses transaksi keuangan mereka secara mulus dengan mode pembayaran multi varian dari berbagai sumber tanpa harus meninggalkan aplikasi asli mereka. Namun dapat menggunakan ekosistem jaringan gerai ritel untuk melayani transaksi offline mereka,” ujar Rully.

Keberadaan empat aset berlisensi sah, yakni KasPro, KreditPro, RemitPro, dan DigiBos, Digiasia Bios mampu mendekonstruksi dan merekonstruksi kapabilitas perbankan. Terutama dalam membantu perjalanan transaksi keuangan digital mereka di ekosistem multi vertikal perekonomian Indonesia.

"Arsitektur penyematan teknologi bisnis dari Digiasia Bios sendiri diselaraskan sedemikian rupa agar lebih mudah dipahami oleh orang-orang awam,” sambung Rully.

Melalui keempat lisensi ini, Digiasia Bios memungkinkan para mitra untuk membuat sistem konstruksi mandiri atas aplikasi atau platform keuangan yang sudah mitra miliki. Sebagai penghubung antara ekosistem ini, Digiasia Bios ingin membantu mitra menghadirkan pengalaman bertransaksi yang menyenangkan melalui omnichannel kepada target pengguna aplikasi mereka.

Dalam skema strategi integrasi ekosistem digital saat ini, portal integrasi layanan keuangan yang dihadirkan oleh Digiasia Bios sebagai EFaaS, seperti layanan pembayaran untuk konsumen dan B2B. Ada juga sistem point of sale lending, pinjaman B2B, Banking & Cards (CASA) dan kedepannya, akan ada layanan keuangan lainnya.
(dar)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1797 seconds (0.1#10.140)