Operasikan PLTS 26,8 MW, Amman Mineral Tekan Emisi CO2 40.000 Ton per Tahun

Jum'at, 14 April 2023 - 05:14 WIB
loading...
Operasikan PLTS 26,8...
PLTS berkapasitas 26,8 MW-peak yang dioperasikan Amman Mineral untuk operasional pertambangan perusahaan. Foto/Dok. AMNT
A A A
JAKARTA - Perusahaan tambang tembaga dan emas PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mulai mengintegrasikan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) guna mendukung aktivitas operasionalnya. PLTS berkapasitas 26,8 Megawatt (MW) peak ini telah beroperasi sejak Juni 2022 lalu.

PLTS milik Amman Mineral ini terbilang sebagai fasilitas ground-mounted Solar PV terbesar di Indonesia hingga saat ini yang digunakan untuk operasional pertambangan. Keberadaan pembangkit listrik ramah lingkungan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pengurangan emisi CO2 hingga 40.000 ton per tahun.



"Kegiatan operasional Amman Mineral kini disuplai oleh energi hibrida, dengan pengintegrasian PLTS berkapasitas 26,8 MW. Kami bersyukur bahwa wilayah operasional AMNT berada di Kabupaten Sumbawa Barat yang memiliki tingkat iradiasi paling tinggi di Indonesia, sehingga menunjang produksi listrik dari PLTS tersebut," jelas Presiden Direktur Amman Mineral Rachmat Makkasau, di Jakarta, Kamis (13/4/2023).

Rachmat yang juga menjabat sebagai Ketua Indonesian Mining Association (IMA) ini menambahkan, pemanfaatan PLTS ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk memastikan proses produksi yang lebih hijau. Praktik pertambangan berkelanjutan ini penting untuk dimulai segera, mengingat produk tembaga yang dihasilkan AMNT merupakan komoditas yang strategis dalam transisi menuju energi berkelanjutan. "Sebagai pelaku industri hulu, kami terus berupaya untuk mengurangi emisi karbon dengan PLTS," tegas Rachmat.



Dia menambahkan, inisiatif ini juga sejalan dengan langkah pemerintah untuk mendorong penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). Dalam pemaparan di forum UNDP–G20 Energy Transition Working Group (ETWG) 2022, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana memaparkan sejumlah langkah utama yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mengurangi efek GRK. Langkah tersebut antara lain pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), penerapan efisiensi energi, pemanfaatan bahan bakar rendah karbon dan reklamasi pasca-tambang.

"Semoga upaya penurunan emisi karbon di tambang kami turut mendukung upaya Indonesia dalam bertransisi ke energi berkelanjutan yang berkelanjutan," tutupnya.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1690 seconds (0.1#10.140)