Minggu Berat bagi Elon Musk: Roket Meledak, Kekayaan Terkikis

Sabtu, 22 April 2023 - 15:53 WIB
loading...
Minggu Berat bagi Elon Musk: Roket Meledak, Kekayaan Terkikis
Miliuner Elon Musk diterpa sejumlah masalah berturut-turut sepakan terakhir. Foto/Dok.
A A A
JAKARTA - Miliuner Elon Musk mengalami minggu berat dengan sejumlah masalah yang timbul di kerajaan bisnisnya. Salah satunya, saat pemegang saham institusional di Tesla menegur dewan direksi perusahaan untuk mengendalikan CEO yang dinilai "berkomitmen berlebihan" melalui sebuah surat terbuka.

Surat itu menyusul ledakan roket SpaceX Starship di udara dalam uji terbang pertamanya Kamis dan laporan pendapatan Tesla kuartal pertama yang menunjukkan turunnya pendapatan bersih perusahaan sebesar lebih dari 20% dibanding tahun sebelumnya karena margin yang menyempit. Laporan tersebut membuat saham Tesla turun hampir 10% pada hari Kamis dan menurut Indeks Miliarder Bloomberg, menghapus hampir USD13 miliar (sekitar Rp188,5 triliun, dengan kurs Rp14.500 per USD) dari kekayaan bersih Musk.

Musk juga menuai kontroversi di Twitter dengan menghilangkan status terverifikasi dari akun sebagian besar pelanggan yang tidak membayar dan menghilangkan tanda untuk pejabat dan akun pemerintah, yang meningkatkan kekhawatiran merajalelanya penipu di platform tersebut.



Dalam surat terbuka tersebut, pemegang saham Tesla, yang menyatakan kepemilikan mereka berjumlah lebih dari USD1,5 miliar, ingin dewan membawa lebih banyak anggota independen dan bekerja lebih keras untuk menyelesaikan masalah di perusahaan yang dapat menimbulkan risiko hukum, operasional, dan reputasi yang substansial terhadap produsen kendaraan listrik tersebut.

Para investor sangat prihatin dengan penanganan hak asasi manusia dan hak pekerja oleh Musk dan Tesla. Surat mereka menceritakan banyak tuntutan hukum di mana Tesla telah digugat atas diskriminasi rasial, penghancuran serikat pekerja, pencurian upah, pelecehan seksual, dan kondisi kerja yang tidak aman.

"Tesla tampaknya merangkul budaya yang lebih luas untuk 'di atas hukum,'" tulis mereka, seperti dilansir CNBC, Sabtu (22/4/2023).

Mereka menambahkan bahwa Tesla sekarang menghadapi penyelidikan kriminal oleh Departemen Kehakiman AS, Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional, dan Departemen Kendaraan Bermotor California atas teknologi autopilotnya.

"Alih-alih bekerja untuk mengatasi masalah dengan regulator, CEO Musk telah membuat tweet dan komentar yang menghina, memicu ketegangan," tulis mereka. Surat terbuka kepada dewan Tesla itu datang setelah saham perusahaan turun lebih dari 15% selama sebulan terakhir.

Kristin Hull dari Nia Impact Capital mengatakan kepada CNBC bahwa surat itu dimaksudkan sebagai "ajakan untuk bertindak" dan dia berharap Ketua Tesla Robyn Denholm akan meluangkan waktu untuk menulis jawaban yang bermakna, setidaknya.

Sementara saham Tesla merangkak lebih tinggi pada awal perdagangan Jumat, pembaruan pendapatan kuartal pertama perusahaan minggu ini mengungkapkan tingkat inventaris yang membengkak dan mengikis margin keuntungan.

Menurut presentasi investor perusahaan untuk tiga bulan pertama tahun 2023, Tesla berutang USD7,32 miliar kepada vendor, dan menyimpan persediaan USD14,38 miliar setelah meningkatkan produksi di pabriknya dan menerapkan pemotongan harga selama kuartal pertama.



Penurunan harga saham Tesla memiliki efek langsung pada Musk, yang kekayaan pribadinya sebagian besar berasal dari kepemilikan Tesla-nya. Musk kehilangan sekitar USD13 miliar dari kekayaan bersihnya di atas kertas sehari setelah pengumuman pendapatan kuartal pertama Tesla.

Masih di pekan ini, pada hari Kamis, kontraktor pertahanan AS Musk, SpaceX, meluncurkan kendaraan Starship Super Heavy dalam penerbangan uji orbit dari fasilitas Boca Chica, Texas. Kendati roket berhasil meluncur dari landasan - tetapi kemudian meledak, mengakibatkan Administrasi Penerbangan Federal menghentikan program untuk sementara waktu hingga evaluasi lebih lanjut.

Sementara itu, Musk terus membuat langkah kontroversial dengan Twitter, platform media sosial yang dibelinya tahun lalu seharga USD44 miliar, dengan menjual saham Tesla senilai miliaran dolar untuk mendanai pembelian tersebut. Minggu ini, Twitter menghapus status terverifikasi dari figur publik dan akun pemerintah, termasuk Presiden Joe Biden, paus, dan bahkan agen transit, termasuk BART San Francisco.

Twitter yang dipimpin Musk juga menghapus label "didanai pemerintah" dan "berafiliasi dengan negara China" dari akun Twitter berbagai organisasi media global. Label tersebut menyiratkan keterlibatan pemerintah dalam keputusan editorial oleh outlet tersebut. Reuters melaporkan, Twitter menghapus label "media yang berafiliasi dengan negara China" dari akun Xinhua News, dan dari akun jurnalis yang terkait dengan publikasi tersebut.
(fjo)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4768 seconds (0.1#10.140)