Langkah Erick Thohir Disokong Jajaran Pengusaha Muda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mendukung kebijakan Menteri BUMN Erick Thohir yang mengakuisisi beberapa perusahaan yang ada di luar negeri untuk memperbaiki supply chain Indonesia. Rencana tersebut merupakan ekspansi perusahaan BUMN hingga ke taraf global untuk mendukung program BUMN Go Global .
"Posisi pengusaha muda sangat mendukung dan siap mendorong langkah Menteri BUMN, sebab program BUMN Go Global akan memetakan sejumlah potensi ekspansi anak bangsa. Pertumbuhan ekonomi ke depan harus jadi concern karena akan lahirkan lapangan pekerjaan dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat," ujar Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Mardani H. Maming, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/7/2020).
Maming mengatakan, bila BUMN siap mencaplok korporasi global, negara dapat meningkatkan aset BUMN dan pendapatan negara dari dividen. Menurutnya, akuisisi yang dilakukan oleh BUMN cukup berpengalaman panjang dalam bisnis yang dibentuk oleh pemerintah.
"Saya kira Menteri BUMN yang lebih tahu, yang penting bahwa BUMN tersebut kompeten untuk mengambil alih dalam rencana ekspansi perusahaan BUMN ke taraf global. Ini sebuah langkah yang baik," ucapnya. ( Baca juga:Ramalan Pengusaha Muda Soal Ekonomi RI Kuartal II Lebih Buruk dari Pemerintah )
Namun, Maming menilai, pekerjaan tersebut tidak mudah. Erick Thohir harus bisa mensinergikan perusahaan BUMN dengan BUMD dan pihak swasta. Dengan begitu, pangsa pasar perusahaan BUMN bisa semakin besar. Diharapkan, perusahaan BUMN bisa merambah ke pasar internasional.
"Pekerjaan terbesarnya saat ini, harus bisa menciptakan ekosistem yang baik di BUMN. Sebab, selama ini BUMN dianggap telah menggarap semua proyek yang ada di daerah. Perlu ada sinergi dengan swasta agar ekonomi bisa bertumbuh," ungkapnya.
Mantan Bupati Tanah Bumbu Kalimantan Selatan itu berharap, ke depannya pihak swasta dapat memperbaiki ekosistem bahwa untuk memenangi market tersebut dapat bersinergi dengan BUMN, tapi juga bisa sinergi dengan BUMD karena ada beberapa aset BUMN di daerah. Sebab, selama ini Indonesia lebih banyak hanya menjadi market.
"Sampai kapan Indonesia hanya menjadi market saja. Kita harus jadi produsen di era teknologi ini. Itu yang harus benar-benar bisa memperbaiki ekosistem dunia usaha kita," pungkasnya.
"Posisi pengusaha muda sangat mendukung dan siap mendorong langkah Menteri BUMN, sebab program BUMN Go Global akan memetakan sejumlah potensi ekspansi anak bangsa. Pertumbuhan ekonomi ke depan harus jadi concern karena akan lahirkan lapangan pekerjaan dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat," ujar Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Mardani H. Maming, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/7/2020).
Maming mengatakan, bila BUMN siap mencaplok korporasi global, negara dapat meningkatkan aset BUMN dan pendapatan negara dari dividen. Menurutnya, akuisisi yang dilakukan oleh BUMN cukup berpengalaman panjang dalam bisnis yang dibentuk oleh pemerintah.
"Saya kira Menteri BUMN yang lebih tahu, yang penting bahwa BUMN tersebut kompeten untuk mengambil alih dalam rencana ekspansi perusahaan BUMN ke taraf global. Ini sebuah langkah yang baik," ucapnya. ( Baca juga:Ramalan Pengusaha Muda Soal Ekonomi RI Kuartal II Lebih Buruk dari Pemerintah )
Namun, Maming menilai, pekerjaan tersebut tidak mudah. Erick Thohir harus bisa mensinergikan perusahaan BUMN dengan BUMD dan pihak swasta. Dengan begitu, pangsa pasar perusahaan BUMN bisa semakin besar. Diharapkan, perusahaan BUMN bisa merambah ke pasar internasional.
"Pekerjaan terbesarnya saat ini, harus bisa menciptakan ekosistem yang baik di BUMN. Sebab, selama ini BUMN dianggap telah menggarap semua proyek yang ada di daerah. Perlu ada sinergi dengan swasta agar ekonomi bisa bertumbuh," ungkapnya.
Mantan Bupati Tanah Bumbu Kalimantan Selatan itu berharap, ke depannya pihak swasta dapat memperbaiki ekosistem bahwa untuk memenangi market tersebut dapat bersinergi dengan BUMN, tapi juga bisa sinergi dengan BUMD karena ada beberapa aset BUMN di daerah. Sebab, selama ini Indonesia lebih banyak hanya menjadi market.
"Sampai kapan Indonesia hanya menjadi market saja. Kita harus jadi produsen di era teknologi ini. Itu yang harus benar-benar bisa memperbaiki ekosistem dunia usaha kita," pungkasnya.
(uka)