Jateng Diserbu Produk Asal China

Senin, 07 Maret 2016 - 11:10 WIB
Jateng Diserbu Produk Asal China
Jateng Diserbu Produk Asal China
A A A
SEMARANG - Impor nonmigas di Jawa Tengah (Jateng) didominasi dari China dengan pangsa pasar atau market share mencapai 45%. Mulai membaiknya kualitas produk-produk asal China, menjadi salah satu faktor tingginya impor produk maupun bahan baku dari
China.

China selama ini dikenal sebagai negara pengimpor berbagai macam produk, baik produk jadi maupun bahan baku. Produk-produk dari China, masih sering dianggap memiliki kualitas kurang baik dibanding produk dari negara lain. Harga produk dari China relatif lebih murah.

Maka tidak heran jika sering menemukan produk-produk asal China bertebaran di Jateng, baik di pasar tradisional maupun pasar modern. Kepala Bank Indonesia (BI) Wilayah Jateng Iskandar Simorangkir mengatakan, meski secara keseluruhan impor nonmigas Jateng mengalami penurunan 34,20% pada triwulan I/2016, pangsa pasar impor produk dari China, terus mengalami kenaikan.

Tercatat, pada triwulan III/2015, impor dari China mencapai 44,26%, kemudian mengalami kenaikan pada triwulan IV, menjadi 45,03%. "Industri di China sekarang ini selain masih tetap mengejar kuantitas,
tapi sudah mulai mengejar kualitas. Seperti Jepang dan Korea, dulu juga seperti itu," katanya, kemarin.

Dia mengatakan, produk-produk yang diimpor dari China, cukup variatif mulai produk jadi hingga bahan baku, seperti biji plastik dan tekstil. "Impor paling tinggi lainnya, masih dikuasi dari Amerika
yang mencapai 32,15%, kemudian Eropa, dan beberapa negar ASEAN," ujarnya.

Sementara, untuk ekspor nonmigas, kata Iskandar, Amerika dan Eropa masih menjadi dua kawasan yang memiliki pangsa pasar paling besar. "Pada Januari 2016, tekstil sebagai komoditas utama ekspor Jateng mengalami penurunan 7,86% (yoy), setelah tumbuh 1,93% (yoy) pada triwulan IV/2015. Impor nonmigas Jateng menurun 34,20% (yoy), lebih dalam dibanding triwulan IV/2015 sebesar 20,76% (yoy)," jelas dia.

Di sisi lain, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng nilai impor awal 2016 mengalami penurunan 12,81%, yakni hanya mencapai USD688,47 juta, dibanding impor Desember 2015 yang mencapai USD789,62 juta.

"China bersama Arab Saudi dan Nigeria memiliki pangsa pasar 55,52% terhadap total impor ke Jawa Tengah periode Januari 2016," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jawa Tengah Jam Jam Zamachsyari.

Produk mineral, tekstil dan barang tekstil serta mesin dan pesawat mekanik merupakan tiga kelompok komoditas yang mempunyai kontribusi tertinggi terhadap impor Jateng, selama Januari 2016.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6485 seconds (0.1#10.140)