Utang Luar Negeri RI Januari Tumbuh 2,2%

Sabtu, 19 Maret 2016 - 12:28 WIB
Utang Luar Negeri RI Januari Tumbuh 2,2%
Utang Luar Negeri RI Januari Tumbuh 2,2%
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatatkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2016 tumbuh 2,2% (yoy), melambat dibanding pertumbuhan Desember 2015 sebesar 5,8% (yoy). Perlambatan ini terutama didorong oleh perlambatan ULN sektor publik dan penurunan ULN sektor swasta.

ULN berjangka panjang tumbuh 4,8% (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuhan Desember 2015 sebesar 8,6% (yoy). "Sementara, ULN berjangka pendek masih mengalami penurunan (12,7% yoy). Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN Indonesia pada akhir Januari 2016 tercatat sebesar USD308,0 miliar," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, kemarin.

Berdasarkan kelompok peminjam, perlambatan pertumbuhan ULN pada Januari 2016 terjadi pada ULN sektor publik maupun ULN sektor swasta. ULN sektor publik tumbuh melambat menjadi 5,7% (yoy) dari 10,2% (yoy) pada Desember 2015 dan ULN sektor swasta turun 0,7% (yoy) setelah pada Desember 2015 tumbuh 2,2% (yoy).

Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN sektor publik dan swasta masing-masing tercatat sebesar USD143,4 miliar (46,6% dari total ULN) dan USD164,6 miliar (53,4% dari total ULN).

Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi ULN berjangka panjang (87,4% dari total ULN). ULN berjangka panjang pada Januari 2016 mencapai USD269,1 miliar, terdiri dari ULN sektor publik sebesar USD140,7 miliar (52,3% dari total ULN jangka panjang) dan ULN sektor swasta sebesar USD128,4 miliar (47,7% dari total ULN jangka panjang).

Sementara, ULN berjangka pendek sebesar USD38,9 miliar (12,6% dari total ULN), terdiri dari ULN sektor swasta sebesar USD36,2 miliar (93,0% dari total ULN jangka pendek) dan ULN sektor publik sebesar USD2,7 miliar (7,0% dari total ULN jangka pendek).

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Januari 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,2%.

"Dibanding bulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan ULN sektor keuangan, industri pengolahan, dan listrik, gas dan air bersih melambat, sementara pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan mengalami kontraksi lebih dalam," paparnya.

BI memandang perkembangan ULN Januari 2016 masih cukup sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian. Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta.

"Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," tukas Tirta.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4712 seconds (0.1#10.140)