Durian dan Kelapa Turut Membuat Neraca Perdagangan Surplus
loading...
A
A
A
Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengungkapkan, Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan negara lain dalam komoditas ekspor buah tropis. Contohnya perkebunan buah durian yang diyakini bisa melejitkan ekspor Indonesia.
Merambah Enam Benua
Pasalnya, durian ini tidak bisa diproduksi di semua negara. Saat menjadi Menteri BUMN, Dahlan menceritakan pernah membuat proyek perkebunan durian 5.000 hektare dan perkebunan pisang 5.000 hektare. Tapi tiga tahun kemudian program tersebut gagal dan investor mengambil alih perkebunan tersebut.
Ke depan menurutya, durian bisa menjadi andalan komoditas ekspor Indonesia, khsusnya ke China. Sebab, Negeri Panda ini merupakan penikmat durian terbesar di dunia. Saat ini China hanya mengandalkan Thailand untuk memasok buah berduri itu ke negeri mereka.
Produk pertanian Indonesia lainya yang juga disenangi pasar ekspor adalah kelapa. Banyak yang belum mengetahui bahwa seluruh bagian dari kelapa dapat diekspor. Seperti yang disampaikan Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil, hampir seluruh bagian dari kelapa sudah bisa diekspor.
Mulai dari daging kelapa, air kelapa, tempurung kelapa, sabut kelapa, bahkan kini sampai batang kelapa juga dimanati pasar ekspor. Badan Karantina Pertanian (Barantan) mencatat setidaknya ada 13 ragam komoditas turunan kelapa dari Indonesia yang laris di pasar global.
Ali Jamil menjelaskan, berdasarkan data dari sistem fasilitasi sertifikasi ekspor, produk olahan ekspor kelapa selama periode Januari–Mei 2020 mencapai 463,5 ribu ton. Puluhan negara yang tersebar di 6 benua tercatat menjadi pasar tujuan eskpor dari produk ini.
Sebenarnya selain Indonesia, ada 4 negara lain penghasil olahan kelapa terbesar di dunia. Yakni Filipina, India, Brazil dan Srilangka. Nah saat ini, dari catatan Barantan sepanjang 2020, India telah mengimpor olahan kelapa dari Indonesia sebanyak 59,3 ribu ton. Brazil juga demikian, jumlahnya mencapai 1,2 ribu ton.
Diikuti Srilangka yang impor 169,6 ribu ton olahan kelapa dari Indonesia, dan Filipina sebanyak 65,5 ribu ton. Hal ini dapat diartikan bahwa produk kelapa dari Indonesia telah menduduki posisi nomor satu di dunia.
Salah satu pelabuhan ekspor dengan permintaan sertifikasi ekspor kelapa yang terus mengalami peningkatan adalah Batam. Kepala Karantina Pertanian Batam, Joni Anwar mengungkapkan, pada caturwulan pertama 2020, tercatat ekspor daging kelapa putih sebanyak 74 kali dengan total 1.500 ton dengan nominal Rp 18 miliar. Dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang hanya sebanyak 750 ton.
Meningkatnya volume ekspor dari kelapa juga dinimati di tingkat produsennya. Faktanya, , harga jual kelapa pada 2020 meningkat 63.3% dibandingkan tahun lalu. Saat ini harga kelapa rata-rata mencapai p 12.600 per kg. Sementara di 2019 harga hanya Rp 7.700 per Kg. Harapannya, ini menjadi angin segar bagi pelaku industri kelapa termasuk para petani kelapa.
Merambah Enam Benua
Pasalnya, durian ini tidak bisa diproduksi di semua negara. Saat menjadi Menteri BUMN, Dahlan menceritakan pernah membuat proyek perkebunan durian 5.000 hektare dan perkebunan pisang 5.000 hektare. Tapi tiga tahun kemudian program tersebut gagal dan investor mengambil alih perkebunan tersebut.
Ke depan menurutya, durian bisa menjadi andalan komoditas ekspor Indonesia, khsusnya ke China. Sebab, Negeri Panda ini merupakan penikmat durian terbesar di dunia. Saat ini China hanya mengandalkan Thailand untuk memasok buah berduri itu ke negeri mereka.
Produk pertanian Indonesia lainya yang juga disenangi pasar ekspor adalah kelapa. Banyak yang belum mengetahui bahwa seluruh bagian dari kelapa dapat diekspor. Seperti yang disampaikan Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil, hampir seluruh bagian dari kelapa sudah bisa diekspor.
Mulai dari daging kelapa, air kelapa, tempurung kelapa, sabut kelapa, bahkan kini sampai batang kelapa juga dimanati pasar ekspor. Badan Karantina Pertanian (Barantan) mencatat setidaknya ada 13 ragam komoditas turunan kelapa dari Indonesia yang laris di pasar global.
Ali Jamil menjelaskan, berdasarkan data dari sistem fasilitasi sertifikasi ekspor, produk olahan ekspor kelapa selama periode Januari–Mei 2020 mencapai 463,5 ribu ton. Puluhan negara yang tersebar di 6 benua tercatat menjadi pasar tujuan eskpor dari produk ini.
Sebenarnya selain Indonesia, ada 4 negara lain penghasil olahan kelapa terbesar di dunia. Yakni Filipina, India, Brazil dan Srilangka. Nah saat ini, dari catatan Barantan sepanjang 2020, India telah mengimpor olahan kelapa dari Indonesia sebanyak 59,3 ribu ton. Brazil juga demikian, jumlahnya mencapai 1,2 ribu ton.
Diikuti Srilangka yang impor 169,6 ribu ton olahan kelapa dari Indonesia, dan Filipina sebanyak 65,5 ribu ton. Hal ini dapat diartikan bahwa produk kelapa dari Indonesia telah menduduki posisi nomor satu di dunia.
Salah satu pelabuhan ekspor dengan permintaan sertifikasi ekspor kelapa yang terus mengalami peningkatan adalah Batam. Kepala Karantina Pertanian Batam, Joni Anwar mengungkapkan, pada caturwulan pertama 2020, tercatat ekspor daging kelapa putih sebanyak 74 kali dengan total 1.500 ton dengan nominal Rp 18 miliar. Dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang hanya sebanyak 750 ton.
Meningkatnya volume ekspor dari kelapa juga dinimati di tingkat produsennya. Faktanya, , harga jual kelapa pada 2020 meningkat 63.3% dibandingkan tahun lalu. Saat ini harga kelapa rata-rata mencapai p 12.600 per kg. Sementara di 2019 harga hanya Rp 7.700 per Kg. Harapannya, ini menjadi angin segar bagi pelaku industri kelapa termasuk para petani kelapa.