Terungkap Penyebab Pertamina Berhasil Setor Rp307 Triliun ke Negara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) , Nicke Widyawati mengatakan, pada tahun 2022 lalu, perseroan berhasil menyetor ke kas negara sebesar Rp307 triliun. Penerimaan tersebut berasal dari pajak, dividen, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan Signature Bonus.
Menurut Nicke, tahun 2022 merupakan kinerja terbaik Perseroan sepanjang sejarah Pertamina. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun 2021 revenue perushaan pelat merah itu mengalami peningkatan lebih dari 80%. Adapun kontribusi perusahaan ke negara pada tahun 2021 hanya sebesar Rp167,7 triliun.
"Kontribusi untuk pendapatan negara, itu sekitar 307 triliun, kita memberikan kepada APBN dalam berbagai bentuk, mulai dari pajak, Deviden, signature bonus dan juga bagian negara atas minyak mentah," ujar Nicke dalam sesi wawacara bersama MNC Media, Senin (15/5/2023).
Lebih lanjut, Nicke menjelaskan dari sisi kinerja financial perusahaan pada tahun 2022 lalu, Pertamina juga berhasil membukukan laba bersih sebesar USD3,8 miliar atau setara Rp56,6 triliun. Capaian tersebut mengalami peningkatan 86% jika dibandingkan dengan laba bersih yang dicapai perseroan pada tahun 2021.
Namun apabila disandingkan dengan kinerja perusahaan tahun 2020. Catatan Pertamina capaian laba bersih di tahun 2022 meningkat 3 kali lipat. Tahun 2020 laba bersih mencapai USD1,05 miliar atau sekitar Rp15 triliun.
Menurut Nicke kinerja positif Pertamina didukung Menteri BUMN Erick Thohir di antaranya, dengan melakukan program Cost Optimization, termasuk ada cost efisiensi yang dilakukan pada tahun 2022 hingga pembentukan holding dan sub holding Pertamina.
"Ditahun 2020 kita berhasil menciptakan Cost Optimization sebesar USD1,3 miliar, tahun 2022 kita lakukan lagi, ada penghematan yang kita lakukan, jadi penghematan operasional, semua produksi naik, sehingga terjadi penghematan dari hulu ke hilir," sambung Nicke.
Disamping itu pasca pembentukan Holding – Sub Holding, menurut Nicke Pertamina bisa lebih fokus dalam menjalankan masing-masing lini bisnisnya, sehingga berdampak signifikan pada peningkatan Kinerja Pertamina secara keseluruhan.
"Setelah terbentuknya holding dan sub holding, maka sub holding ini fokus bekerja dengan pekerjaan masing-masing, dan dengan demikian mereka bisa melakukan investasi yang produktif akhirnya ada peningkat pendapatan. Sehingga inilah yang men-drive revenue kita meningkat secara signifikan," pungkasnya.
Menurut Nicke, tahun 2022 merupakan kinerja terbaik Perseroan sepanjang sejarah Pertamina. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun 2021 revenue perushaan pelat merah itu mengalami peningkatan lebih dari 80%. Adapun kontribusi perusahaan ke negara pada tahun 2021 hanya sebesar Rp167,7 triliun.
"Kontribusi untuk pendapatan negara, itu sekitar 307 triliun, kita memberikan kepada APBN dalam berbagai bentuk, mulai dari pajak, Deviden, signature bonus dan juga bagian negara atas minyak mentah," ujar Nicke dalam sesi wawacara bersama MNC Media, Senin (15/5/2023).
Lebih lanjut, Nicke menjelaskan dari sisi kinerja financial perusahaan pada tahun 2022 lalu, Pertamina juga berhasil membukukan laba bersih sebesar USD3,8 miliar atau setara Rp56,6 triliun. Capaian tersebut mengalami peningkatan 86% jika dibandingkan dengan laba bersih yang dicapai perseroan pada tahun 2021.
Namun apabila disandingkan dengan kinerja perusahaan tahun 2020. Catatan Pertamina capaian laba bersih di tahun 2022 meningkat 3 kali lipat. Tahun 2020 laba bersih mencapai USD1,05 miliar atau sekitar Rp15 triliun.
Menurut Nicke kinerja positif Pertamina didukung Menteri BUMN Erick Thohir di antaranya, dengan melakukan program Cost Optimization, termasuk ada cost efisiensi yang dilakukan pada tahun 2022 hingga pembentukan holding dan sub holding Pertamina.
"Ditahun 2020 kita berhasil menciptakan Cost Optimization sebesar USD1,3 miliar, tahun 2022 kita lakukan lagi, ada penghematan yang kita lakukan, jadi penghematan operasional, semua produksi naik, sehingga terjadi penghematan dari hulu ke hilir," sambung Nicke.
Disamping itu pasca pembentukan Holding – Sub Holding, menurut Nicke Pertamina bisa lebih fokus dalam menjalankan masing-masing lini bisnisnya, sehingga berdampak signifikan pada peningkatan Kinerja Pertamina secara keseluruhan.
"Setelah terbentuknya holding dan sub holding, maka sub holding ini fokus bekerja dengan pekerjaan masing-masing, dan dengan demikian mereka bisa melakukan investasi yang produktif akhirnya ada peningkat pendapatan. Sehingga inilah yang men-drive revenue kita meningkat secara signifikan," pungkasnya.
(akr)