Kemendag Optimis Kebijakan yang Ada Bikin Harga Pangan dan Sembako Stabil
loading...
A
A
A
"Kami terus melakukan pengawasan terhadap para importir barang kebutuhan pokok dan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Satgas Pangan," tegas Agus.
Kemendag pun berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, Bulog, untuk bersama-sama mengecek harga dan pasokan dan stabilisasi harga beras, gula pasir, serta daging beku. Mendag menegaskan, agar distribusi pangan tetap lancar, Kemendag terus berupaya menjaga kelancaran rantai pasokan makanan dalam negeri, sekaligus mendorong agar industri pangan dalam negeri dapat menjadi pemasok juga dalam rantai pangan dunia. Dengan begitu, ekonomi di dalam negeri diharapkan tetap tumbuh meski terimbas Covid-19.
Ia menambahkan, neraca perdagangan yang masih surplus dapat diartikan ada sektor nonmigas yang tetap bertahan di tengah kondisi saat ini. Kenaikan ekspor nonmigas dari Februari ke Maret terjadi meskipun harga rata-rata produk eskpor nonmigas turun. Ini artinya kenaikan nilai ekspornya karena kuantitas/volume ekspor, bukan karena harga atau nilai tukar
Agus melanjutkan, secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2020 juga mencapai USD41,79 miliar atau meningkat 2,91% dibanding periode yang sama tahun 2019. Sedangkan impor Indonesia Januari-Maret 2020 hanya USD39,17 miliar yang membuat pada kuartal I ini kita mengalami surplus USD2,62 miliar.
"Sementara ekspor nonmigas Januari-Maret 2020 juga tercatat cukup baik, yaitu mencapai USD39,49 miliar atau meningkat 6,39% dibandingkan periode yang sama tahun 2019," tutupnya.
Kemendag pun berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, Bulog, untuk bersama-sama mengecek harga dan pasokan dan stabilisasi harga beras, gula pasir, serta daging beku. Mendag menegaskan, agar distribusi pangan tetap lancar, Kemendag terus berupaya menjaga kelancaran rantai pasokan makanan dalam negeri, sekaligus mendorong agar industri pangan dalam negeri dapat menjadi pemasok juga dalam rantai pangan dunia. Dengan begitu, ekonomi di dalam negeri diharapkan tetap tumbuh meski terimbas Covid-19.
Ia menambahkan, neraca perdagangan yang masih surplus dapat diartikan ada sektor nonmigas yang tetap bertahan di tengah kondisi saat ini. Kenaikan ekspor nonmigas dari Februari ke Maret terjadi meskipun harga rata-rata produk eskpor nonmigas turun. Ini artinya kenaikan nilai ekspornya karena kuantitas/volume ekspor, bukan karena harga atau nilai tukar
Agus melanjutkan, secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2020 juga mencapai USD41,79 miliar atau meningkat 2,91% dibanding periode yang sama tahun 2019. Sedangkan impor Indonesia Januari-Maret 2020 hanya USD39,17 miliar yang membuat pada kuartal I ini kita mengalami surplus USD2,62 miliar.
"Sementara ekspor nonmigas Januari-Maret 2020 juga tercatat cukup baik, yaitu mencapai USD39,49 miliar atau meningkat 6,39% dibandingkan periode yang sama tahun 2019," tutupnya.
(fai)