Kinerja APBN Solid hingga Akhir April: Surplus Rp234,7 Triliun

Selasa, 23 Mei 2023 - 07:50 WIB
loading...
Kinerja APBN Solid hingga...
Sri Mulyani menyatakan bahwa kinerja APBN solid. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menuturkan bahwa APBN Indonesia masih melanjutkan kinerja positif hingga akhir April 2023. Pendapatan negara Rp1.000,5 triliun, mencapai 40,6% dari target APBN 2023 atau tumbuh 17,3% (yoy). Realisasi belanja negara Rp765,8 triliun, mencapai 25% dari pagu APBN atau tumbuh 2,0% (yoy).



"APBN masih mencatatkan surplus Rp234,7 triliun atau 1,12% PDB, naik dari surplus bulan Maret Rp128,5 triliun atau 0,61% terhadap PDB. Keseimbangan primer juga masih tercatat positif sebesar Rp374,3 triliun," terang Sri melalui akun Instagram resminya @smindrawati di Jakarta, dikutip Selasa (23/5/2023).

Setelah mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03% (yoy) pada triwulan pertama tahun 2023, berbagai indikator perekonomian juga memberikan sinyal keberlanjutan momentum pemulihan ekonomi pada triwulan kedua tahun 2023.

"Di saat PMI Manufaktur global mengalami kontraksi 8 bulan berturut-turut, PMI Manufaktur Indonesia melanjutkan ekspansi di level 52,7 dibandingkan 51,9 di Maret 2023. Aktivitas konsumsi juga terjaga dengan indeks keyakinan konsumen bulan April 126,1 dibandingkan bulan Maret di posisi 123,3," ungkap Sri.

Selain itu, inflasi Indonesia pada periode Ramadhan dan Idulfitri lalu sangat terkendali di angka 4,33% (yoy). Sejalan dengan itu, inflasi global secara umum juga mulai menurun sehingga diharapkan respons dari pengetatan kebijakan moneter di berbagai negara juga ikut melandai.

"Di sisi lain, nilai ekspor Indonesia kumulatif Januari-Apr 2023 mencapai USD86,4 miliar, mengalami penurunan 7,6% dari periode yang sama tahun 2022. Namun, permintaan ekspor produk unggulan Indonesia masih kuat, tecermin dari pertumbuhan volume ekspor yang mencapai 19,4%. Surplus neraca perdagangan juga masih berlanjut memasuki bulan ke-36," jelas Sri.

Dia menilai, APBN tetap solid menjaga pemulihan dan momentum transformasi ekonomi. "Kinerja pendapatan cukup baik, sedangkan belanja masih perlu diakselerasi," ucapnya.



Sementara itu, pelemahan penerimaan sebagai dampak menurunnya harga komoditas global, potensi rambatan volatilitas pasar keuangan, dan dinamika ekonomi global juga terus diwaspadai.

(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2529 seconds (0.1#10.140)