Kunjungi Uzbekistan, Sandiaga Singgah di Masjid Tempat Soekarno Salat di Kota Tashkent
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno melakukan kunjungan kerja ke Uzbekistan . Sandiaga menyempatkan singgah di masjid Tilla Syeikh di Kota Tashkent, Uzbekistan pada Selasa (6/6).
Didampingi Duta Besar (Dubes) RI untuk Uzbekistan merangkap Republik Kyrgyzstan, Sunaryo Kartadinata, dia menjelajahi masjid yang berada di komplek Hazrat Imam itu.
Pada kesempatan tersebut, Sandiaga berkeliling melihat sejumlah bagian masjid yang dibangun sejak pertengahan abad ke-19, tepatnya pada masa kepemimpinan Khudoyor Khan pada 1845-1867.
Salah satunya adalah dua buah mihrab yang terletak di bagian depan masjid. Diketahui, mihrab pertama dibangun pada tahun 1890, dan mihrab kedua dibangun pada 1902 silam.
Meski sudah berumur lebih dari satu abad, masjid tersebut menurut Sandiaga dalam kondisi sangat baik.
Tak hanya bangunan masjid dan buah menara tinggi menjulang yang masih kokoh, seluruh ornamen dan kaligrafi yang terukir di setiap dinding masjid sangat terawat.
Kondisi tersebut diungkapkannya serupa ketika dikunjungi Presiden RI pertama, Soekarno pada tahun 1956. Kala itu, pemimpin Uni Soviet, Nikita Kruschev mengundang Bung Karno ke Moskow.
Bung Karno pun menyatakan kesediaannya untuk datang dengan syarat Kruschev membantunya menemukan makam Imam Bukhari yang diyakini berada di wilayah Uni Soviet.
Harapan pun menjadi kenyataan. Makam seorang perawi Nabi Muhammad SAW yang amat termasyhur itu pun ditemukan di Desa Hartang, 25 kilometer dari Samarkand, Uzbekistan.
Makam yang semula berupa semak belukar itu pun dipugar oleh pemerintah Soviet dan dibangun komplek mausoleum Imam Bukhori.
Kini, komplek makam seluas 10 hektar itu diketahui menjadi wisata religi utama bagi umat Islam dunia setelah makam Nabi Muhammad SAW di Madinah.
Didampingi Duta Besar (Dubes) RI untuk Uzbekistan merangkap Republik Kyrgyzstan, Sunaryo Kartadinata, dia menjelajahi masjid yang berada di komplek Hazrat Imam itu.
Pada kesempatan tersebut, Sandiaga berkeliling melihat sejumlah bagian masjid yang dibangun sejak pertengahan abad ke-19, tepatnya pada masa kepemimpinan Khudoyor Khan pada 1845-1867.
Salah satunya adalah dua buah mihrab yang terletak di bagian depan masjid. Diketahui, mihrab pertama dibangun pada tahun 1890, dan mihrab kedua dibangun pada 1902 silam.
Meski sudah berumur lebih dari satu abad, masjid tersebut menurut Sandiaga dalam kondisi sangat baik.
Tak hanya bangunan masjid dan buah menara tinggi menjulang yang masih kokoh, seluruh ornamen dan kaligrafi yang terukir di setiap dinding masjid sangat terawat.
Kondisi tersebut diungkapkannya serupa ketika dikunjungi Presiden RI pertama, Soekarno pada tahun 1956. Kala itu, pemimpin Uni Soviet, Nikita Kruschev mengundang Bung Karno ke Moskow.
Bung Karno pun menyatakan kesediaannya untuk datang dengan syarat Kruschev membantunya menemukan makam Imam Bukhari yang diyakini berada di wilayah Uni Soviet.
Harapan pun menjadi kenyataan. Makam seorang perawi Nabi Muhammad SAW yang amat termasyhur itu pun ditemukan di Desa Hartang, 25 kilometer dari Samarkand, Uzbekistan.
Baca Juga
Makam yang semula berupa semak belukar itu pun dipugar oleh pemerintah Soviet dan dibangun komplek mausoleum Imam Bukhori.
Kini, komplek makam seluas 10 hektar itu diketahui menjadi wisata religi utama bagi umat Islam dunia setelah makam Nabi Muhammad SAW di Madinah.