Perbaiki Kualitas Pelayanan Publik di Daerah, KemenPAN-RB Gelar Kompetisi Wirausaha Sosial
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelayanan publik yang prima hingga ke pelosok daerah menjadi dambaan seluruh masyarakat. Untuk itu, diperlukan solusi dan inovasi dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk wirausaha sosial .
Guna menjaring ide atau inovasi dari para wirausaha sosial, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) didukung oleh USAID ERAT (Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif, Efisien, dan Kuat) menggelar kompetisi ‘Wirausaha Sosial untuk Negeri’ atau WiNNER.
Ajang tersebut merupakan kompetisi bisnis untuk para wirausaha sosial yang bertujuan mengatasi tantangan tata kelola pemerintahan dan peningkatan pelayanan publik di enam provinsi di Indonesia.
Keenam provinsi tersebut adalah Banten, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Pendaftaran WiNNER untuk provinsi Banten dan NTT telah dilaksanakan pada gelombang I beberapa bulan lalu. Saat ini, WiNNER Gelombang II akan fokus pada empat provinsi lainnya. Bagi yang berminat dapat mendaftarkan diri melalui https://angin.id/winner paling lambat besok Minggu (11/6).
Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB, Diah Natalisa saat membuka FGD Validasi Isu Strategis Pembangunan dan Layanan Kompetisi WiNNER provinsi Sumatra Utara pada Kamis (11/5) mengatakan, kompetisi WiNNER berupaya untuk menjalin simbiosis mutualiasme antara Pemerintah Daerah (Pemda) dengan wirausaha sosial.
Dalam hal ini, Pemda sebagai pihak yang memiliki sumber daya namun butuh percepatan penyelesaian masalah terhadap isu prioritas.
“Dan wirausaha sosial yang menawarkan solusi dengan inisiatif baru atau inovasi yang dapat membantu memecahkan persoalan," ujarnya, dikutip Sabtu (10/6/2023).
Menurut dia, kolaborasi serta keterlibatan wirausaha sosial dalam pembangunan dan berbagai sektor pelayanan publik dapat membantu pemerintah untuk mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan publik yang prima.
“Keterlibatan wirausaha sosial juga membuka peluang potensi pemanfaatan teknologi dan penciptaan inovasi, untuk menghasilkan penyediaan pelayanan publik yang lebih terjangkau dan berkualitas,” tuturnya.
Terkait kompetisi WiNNER, nantinya tiga finalis terbaik dari setiap provinsi akan mendapatkan pendampingan selama sekitar sebulan oleh para ahli dan Pemda di provinsi yang disepakati.
Puncaknya, para finalis akan diundang ke acara eksklusif ‘Malam Puncak’ di Jakarta, untuk bertemu dengan para pemangku kepentingan strategis di ekosistem wirausaha sosial.
Antara lain para Pemda, pemerintah pusat, serta mitra potensial lainnya yang dapat meningkatkan kapasitas wirausaha sosial tersebut.
Sebagai informasi, terdapat tujuh isu yang menjadi prioritas dalam kegiatan ini yang patut menjadi perhatian wirausaha sosial dalam menyelesaikan masalah pelayanan publik di tingkat daerah.
Isu tersebut adalah pengurangan kemiskinan, kesehatan, air bersih dan sanitasi, akses dan kualitas pendidikan, stunting dan kesehatan ibu dan anak, perkawinan anak, serta pengelolaan sampah.
Kompetisi tersebut diharapkan dapat menjadi inisiasi percontohan yang berhasil menghubungkan para pelaku wirausaha sosial dengan pemangku kepentingan strategis agar terciptanya peningkatan kapasitas bisnis, sekaligus pemerintah, dalam memecahkan masalah pelayanan publik. “Kami berharap WiNNER dapat menjadi role model bagi pelaku wirausaha sosial,” pungkas Diah.
Guna menjaring ide atau inovasi dari para wirausaha sosial, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) didukung oleh USAID ERAT (Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif, Efisien, dan Kuat) menggelar kompetisi ‘Wirausaha Sosial untuk Negeri’ atau WiNNER.
Ajang tersebut merupakan kompetisi bisnis untuk para wirausaha sosial yang bertujuan mengatasi tantangan tata kelola pemerintahan dan peningkatan pelayanan publik di enam provinsi di Indonesia.
Keenam provinsi tersebut adalah Banten, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Pendaftaran WiNNER untuk provinsi Banten dan NTT telah dilaksanakan pada gelombang I beberapa bulan lalu. Saat ini, WiNNER Gelombang II akan fokus pada empat provinsi lainnya. Bagi yang berminat dapat mendaftarkan diri melalui https://angin.id/winner paling lambat besok Minggu (11/6).
Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB, Diah Natalisa saat membuka FGD Validasi Isu Strategis Pembangunan dan Layanan Kompetisi WiNNER provinsi Sumatra Utara pada Kamis (11/5) mengatakan, kompetisi WiNNER berupaya untuk menjalin simbiosis mutualiasme antara Pemerintah Daerah (Pemda) dengan wirausaha sosial.
Dalam hal ini, Pemda sebagai pihak yang memiliki sumber daya namun butuh percepatan penyelesaian masalah terhadap isu prioritas.
“Dan wirausaha sosial yang menawarkan solusi dengan inisiatif baru atau inovasi yang dapat membantu memecahkan persoalan," ujarnya, dikutip Sabtu (10/6/2023).
Menurut dia, kolaborasi serta keterlibatan wirausaha sosial dalam pembangunan dan berbagai sektor pelayanan publik dapat membantu pemerintah untuk mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan publik yang prima.
“Keterlibatan wirausaha sosial juga membuka peluang potensi pemanfaatan teknologi dan penciptaan inovasi, untuk menghasilkan penyediaan pelayanan publik yang lebih terjangkau dan berkualitas,” tuturnya.
Terkait kompetisi WiNNER, nantinya tiga finalis terbaik dari setiap provinsi akan mendapatkan pendampingan selama sekitar sebulan oleh para ahli dan Pemda di provinsi yang disepakati.
Puncaknya, para finalis akan diundang ke acara eksklusif ‘Malam Puncak’ di Jakarta, untuk bertemu dengan para pemangku kepentingan strategis di ekosistem wirausaha sosial.
Antara lain para Pemda, pemerintah pusat, serta mitra potensial lainnya yang dapat meningkatkan kapasitas wirausaha sosial tersebut.
Sebagai informasi, terdapat tujuh isu yang menjadi prioritas dalam kegiatan ini yang patut menjadi perhatian wirausaha sosial dalam menyelesaikan masalah pelayanan publik di tingkat daerah.
Isu tersebut adalah pengurangan kemiskinan, kesehatan, air bersih dan sanitasi, akses dan kualitas pendidikan, stunting dan kesehatan ibu dan anak, perkawinan anak, serta pengelolaan sampah.
Kompetisi tersebut diharapkan dapat menjadi inisiasi percontohan yang berhasil menghubungkan para pelaku wirausaha sosial dengan pemangku kepentingan strategis agar terciptanya peningkatan kapasitas bisnis, sekaligus pemerintah, dalam memecahkan masalah pelayanan publik. “Kami berharap WiNNER dapat menjadi role model bagi pelaku wirausaha sosial,” pungkas Diah.
(ind)