Pulihkan Ekonomi, Sri Mulyani Akan Ngegas dan Ngerem
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah terus ngegas untuk memulihkan ekonomi Indonesia pada triwulan ketiga dan keempat agar terhindar dari jurang resesi. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, langkah itu seiring dengan pertumbuhan di triwulan kedua yang akan mengalami kontraksi lebih dalam.
"Kalau mau ngegas kita udah beri relaksi kegiatan ekonomi dipulihkan. Lalu perdagangan digenjot, apakah itu manufaktur atau sektor transportasi, yang penting mulai kegiatan ekonomi. Kalau ada ancaman kesehatan terus naik, ya kita rem pemulihan ekonominya," ujar Sri Mulyani dalam dikusi virtual di Jakarta, Jumat (24/7/2020).
Dia melanjutkan, pandemi ini memberikan dampak luar biasa bagi semua negara. Apalagi negara yang penerimaan dan pendapatannya bergantung pada ekspor, pasti akan tertekan. Hal itu membuat beberapa negara mengalami resesi. ( Baca juga:Update Covid-19: Positif 95.418 Kasus, 53.945 Sembuh, Meninggal 4.665 Orang )
"Kalau Indonesia bisa mengejar di triwulan ketiga dan keempat maka bisa kita pulih dan terhindar dari kontraksi ekonomi yang dalam," jelasnya.
Mantan petinggi Bank Dunia ini menambahkan, reformasi struktural adalah pilar penting bagi penguatan perekonomian Indonesia di masa depan. Hal itu sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa, untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
"Semua realokasi anggaran kita lakukan dan kita alihkan ke ekonomi Indonesia," jelasnya.
"Kalau mau ngegas kita udah beri relaksi kegiatan ekonomi dipulihkan. Lalu perdagangan digenjot, apakah itu manufaktur atau sektor transportasi, yang penting mulai kegiatan ekonomi. Kalau ada ancaman kesehatan terus naik, ya kita rem pemulihan ekonominya," ujar Sri Mulyani dalam dikusi virtual di Jakarta, Jumat (24/7/2020).
Dia melanjutkan, pandemi ini memberikan dampak luar biasa bagi semua negara. Apalagi negara yang penerimaan dan pendapatannya bergantung pada ekspor, pasti akan tertekan. Hal itu membuat beberapa negara mengalami resesi. ( Baca juga:Update Covid-19: Positif 95.418 Kasus, 53.945 Sembuh, Meninggal 4.665 Orang )
"Kalau Indonesia bisa mengejar di triwulan ketiga dan keempat maka bisa kita pulih dan terhindar dari kontraksi ekonomi yang dalam," jelasnya.
Mantan petinggi Bank Dunia ini menambahkan, reformasi struktural adalah pilar penting bagi penguatan perekonomian Indonesia di masa depan. Hal itu sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa, untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
"Semua realokasi anggaran kita lakukan dan kita alihkan ke ekonomi Indonesia," jelasnya.
(uka)