Soal Investasi China, BKPM: Sangat Agresif, Terutama di Sumber Daya Alam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ) mencatat investasi asing di Indonesia terus meningkat. Direktur Promosi Investasi Wilayah Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, dan Pasifik, Kementerian Investasi/BKPM Saribua Siahaan mengatakan, kini mulai banyak investasi asing tak hanya menanamkan duit untuk mencari keuntungan semata, tapi juga berharap investasi yang digelontorkan dapat menciptakan dampak baik.
"Investasi yang ramah sosial dan ramah lingkungan juga mulai menunjukkan pertumbuhan yang signifikan secara global maupun regional. Berbagai aliansi atas inisiatif dunia bisnis juga berkomitmen untuk mencapai target net-zero carbon dalam menjalankan usahanya serta tren sisi pasar meningkatkan permintaan atas produk-produk yang berkelanjutan," kata Saribua di Jakarta, Jumat (23/6/2023).
Saribua menambahkan, beberapa negara asing sudah mulai melirik tren investasi jenis ini. Salah satunya China, yang tertarik berinvestasi di sektor sumber daya alam.
"Kalau China apa pun dia tertarik. Lalu ada Jerman dan Amerika Serikat. Pokoknya kalau investasi di Indonesia itu, China sangat agresif. Terutama yang berhubungan dengan sumber-sumber daya alam," bebernya.
Untuk itu, BKPM juga berupaya mendorong investasi berkelanjutan salah satunya melalui penyusunan Peta Peluang Investasi (PPI). Melalui Peta Peluang Investasi, Kementerian Investasi mengumpulkan berbagai potensi daerah yang siap ditawarkan sebagai peluang investasi.
"Penyusunan proyek investasi di dalamnya turut memperhatikan aspek berkelanjutan. Penyusunan proyek prioritas investasi tentunya memerlukan peran kunci dari pemerintah provinsi dan kabupaten, oleh karenanya kami mendukung penuh kolaborasi lintas pemerintah, lintas sektor dan multipihak untuk mewujudkan target pembangunan ekonomi lestari," ungkap Saribua.
Selain mendorong penyusunan PPI tadi, BKPM mendukung LTKL dan kabupaten anggotanya melakukan rangkaian pengembangan portofolio investasi berkelanjutan untuk daerah-daerah yang mempromosikan komoditas berkelanjutan, salah satunya Kabupaten Sigi. Melalui program Masterclass Investasi Lestari yang mengangkat berbagai komoditas berbasis alam unggulan.
"Investasi yang ramah sosial dan ramah lingkungan juga mulai menunjukkan pertumbuhan yang signifikan secara global maupun regional. Berbagai aliansi atas inisiatif dunia bisnis juga berkomitmen untuk mencapai target net-zero carbon dalam menjalankan usahanya serta tren sisi pasar meningkatkan permintaan atas produk-produk yang berkelanjutan," kata Saribua di Jakarta, Jumat (23/6/2023).
Saribua menambahkan, beberapa negara asing sudah mulai melirik tren investasi jenis ini. Salah satunya China, yang tertarik berinvestasi di sektor sumber daya alam.
"Kalau China apa pun dia tertarik. Lalu ada Jerman dan Amerika Serikat. Pokoknya kalau investasi di Indonesia itu, China sangat agresif. Terutama yang berhubungan dengan sumber-sumber daya alam," bebernya.
Untuk itu, BKPM juga berupaya mendorong investasi berkelanjutan salah satunya melalui penyusunan Peta Peluang Investasi (PPI). Melalui Peta Peluang Investasi, Kementerian Investasi mengumpulkan berbagai potensi daerah yang siap ditawarkan sebagai peluang investasi.
"Penyusunan proyek investasi di dalamnya turut memperhatikan aspek berkelanjutan. Penyusunan proyek prioritas investasi tentunya memerlukan peran kunci dari pemerintah provinsi dan kabupaten, oleh karenanya kami mendukung penuh kolaborasi lintas pemerintah, lintas sektor dan multipihak untuk mewujudkan target pembangunan ekonomi lestari," ungkap Saribua.
Selain mendorong penyusunan PPI tadi, BKPM mendukung LTKL dan kabupaten anggotanya melakukan rangkaian pengembangan portofolio investasi berkelanjutan untuk daerah-daerah yang mempromosikan komoditas berkelanjutan, salah satunya Kabupaten Sigi. Melalui program Masterclass Investasi Lestari yang mengangkat berbagai komoditas berbasis alam unggulan.
(uka)