Kalah dari India dan Ekuador, RI Targetkan Ekspor Udang Capai USD4,3 Miliar di 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menargetkan ekspor komoditas udang bisa terus meningkat hingga USD4,3 miliar pada tahun depan. Keberhasilan dalam budidaya udang menjadi salah satu kunci mencapai target tersebut.
Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin saat meresmikan kegiatan panen perdana udang vaname di tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, hari ini.
Tambak BUBK Kebumen seluas 100 hektare ini sebelumnya telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 9 Maret 2023 lalu.
Dalam sambutannya, Wapres menuturkan bahwa budidaya udang menawarkan nilai ekonomi yang potensial.
Dia memaparkan, ekspor udang selama periode Januari-April 2023 telah memberikan kontribusi signifikan dengan porsi 32,5% dari total ekspor produk perikanan RI.
"Indonesia saat ini juga menempati peringkat ketiga terbesar dalam ekspor udang global setelah Ekuador dan India. Namun, meskipun menempati peringkat ketiga, pangsa pasar kita masih cukup kecil, yaitu sekitar 6%," bebernya, Senin (26/6/2023).
Wapres menekankan, peluang besar peningkatan pangsa pasar dalam industri ini sepatutnya bisa dioptimalkan. "Jika budidaya udang berhasil, kita harapkan target ekspor komoditas udang mencapai USD4,3 miliar pada 2024 dapat terealisasikan," ucapnya.
"Harapan menjadikan Indonesia sebagai pemain besar dalam industri dan ekspor udang memerlukan kerja keras dan kesungguhan. Aspek penting dari sisi hulu dan hilir masih harus diperkuat," tandas Wapres.
Pada kesempatan yang sama, Wapres menyebutkan sejumlah tantangan pemerintah di antaranya upaya membangun tempat pembenihan yang memiliki kapasitas memadai dan berkualitas dalam menghasilkan benih unggulan, serta membangun tambak berbasis kawasan untuk memperluas produksi.
Di sisi lain, dari sisi hilir Wapres memandang perlu adanya produk olahan udang yang memiliki nilai tambah dan berdaya saing di pasaran.
“Sedangkan dari sisi hilir, dibutuhkan produk olahan udang yang bernilai tambah dan kompetitif, serta penetrasi pasar yang lebih luas dari sebelumnya,” tuturnya.
Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin saat meresmikan kegiatan panen perdana udang vaname di tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, hari ini.
Tambak BUBK Kebumen seluas 100 hektare ini sebelumnya telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 9 Maret 2023 lalu.
Dalam sambutannya, Wapres menuturkan bahwa budidaya udang menawarkan nilai ekonomi yang potensial.
Dia memaparkan, ekspor udang selama periode Januari-April 2023 telah memberikan kontribusi signifikan dengan porsi 32,5% dari total ekspor produk perikanan RI.
"Indonesia saat ini juga menempati peringkat ketiga terbesar dalam ekspor udang global setelah Ekuador dan India. Namun, meskipun menempati peringkat ketiga, pangsa pasar kita masih cukup kecil, yaitu sekitar 6%," bebernya, Senin (26/6/2023).
Wapres menekankan, peluang besar peningkatan pangsa pasar dalam industri ini sepatutnya bisa dioptimalkan. "Jika budidaya udang berhasil, kita harapkan target ekspor komoditas udang mencapai USD4,3 miliar pada 2024 dapat terealisasikan," ucapnya.
"Harapan menjadikan Indonesia sebagai pemain besar dalam industri dan ekspor udang memerlukan kerja keras dan kesungguhan. Aspek penting dari sisi hulu dan hilir masih harus diperkuat," tandas Wapres.
Pada kesempatan yang sama, Wapres menyebutkan sejumlah tantangan pemerintah di antaranya upaya membangun tempat pembenihan yang memiliki kapasitas memadai dan berkualitas dalam menghasilkan benih unggulan, serta membangun tambak berbasis kawasan untuk memperluas produksi.
Di sisi lain, dari sisi hilir Wapres memandang perlu adanya produk olahan udang yang memiliki nilai tambah dan berdaya saing di pasaran.
“Sedangkan dari sisi hilir, dibutuhkan produk olahan udang yang bernilai tambah dan kompetitif, serta penetrasi pasar yang lebih luas dari sebelumnya,” tuturnya.