Digerogoti Corona, Pemasukan DKI Jakarta Ngilang Rp31,13 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA -
Pandemi virus corona (Covid-19) yang terjadi di Indonesia sejak awal Maret lalu membuat ekonomi terguncang menggerogoti pemasukan daerah. Seperti yang terjadi di DKI Jakarta, pendapatan Asli Daerah (PAD) anjlok hingga Rp31,13 triliun akibat pandemi virus Corona begitu juga Jawa Barat.
"Kondisi penurunan PAD sebagai dampak dari yang dialami pemerintah provinsi DKI yang turun Rp31,13 triliun dan Provinsi Jabar Rp4,21 triliun," ujar Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melalui video virtual, di Jakarta, Senin (27/7/2020).
Dia mengatakan, dengan adanya penurunan PAD tersebut maka pemerintah memberikan dukungan melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk mentrasfer dana ke dua provinsi tersebut. "Tentunya membutuhkan dukungan pemerintah pusat dan tentunya selanjutnya PT SMI tadi sudah disaksikan bisa berikan bantuan terhadap itu," kata dia.
Dia pun menambahkan pandemi virus corona, membuat pemerintah harus menggelontorkan dana sekitar Rp607,65 triliun dalam rangka pemulihan ekonomi. Dana tersebut masing-masing untuk perlindungan sosial Rp203,9 triliun, insentif dunia usaha Rp120,6 triliun, UMKM Rp123,46 triliun, korporasi Rp53,57 triliun, sektoral dan pemda Rp106,11 triliun.
"Beberapa hal yang dilakukan untuk menghindari dari resesi dilakukan langkah extraordinary untuk pemulihan di kuarta dan kuartal empat tahun ini. Belanja pemerintah secara besar besaran akan didorong sehingga permintaan dalam negeri meningkat dan dunia usaha mulai bergerak untuk investasi sehingga diharapkan ekonomi mulai pulih di semester II/2020," katanya.
Airlangga menambahkan, pemerintah juga telah menyusun Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diharapkan bisa membangkitkan kembali ekonomi usai pandemi. Langkah terobosan tersebut akan dilakukan bersamaan dengan adaptasi kenormalan baru. "Pemerintah sudah susun Pemulihan Ekonomi Nasional untuk memulihkan ekonomi pasca Covid-19. Program exit strategy untuk membuka ekonomi bertahap dengan adaptasi kebiasaan baru, melakukan riset dan transformasi ekonomi untuk percepat pemulihan," tandasnya.
Pandemi virus corona (Covid-19) yang terjadi di Indonesia sejak awal Maret lalu membuat ekonomi terguncang menggerogoti pemasukan daerah. Seperti yang terjadi di DKI Jakarta, pendapatan Asli Daerah (PAD) anjlok hingga Rp31,13 triliun akibat pandemi virus Corona begitu juga Jawa Barat.
"Kondisi penurunan PAD sebagai dampak dari yang dialami pemerintah provinsi DKI yang turun Rp31,13 triliun dan Provinsi Jabar Rp4,21 triliun," ujar Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melalui video virtual, di Jakarta, Senin (27/7/2020).
Dia mengatakan, dengan adanya penurunan PAD tersebut maka pemerintah memberikan dukungan melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk mentrasfer dana ke dua provinsi tersebut. "Tentunya membutuhkan dukungan pemerintah pusat dan tentunya selanjutnya PT SMI tadi sudah disaksikan bisa berikan bantuan terhadap itu," kata dia.
Dia pun menambahkan pandemi virus corona, membuat pemerintah harus menggelontorkan dana sekitar Rp607,65 triliun dalam rangka pemulihan ekonomi. Dana tersebut masing-masing untuk perlindungan sosial Rp203,9 triliun, insentif dunia usaha Rp120,6 triliun, UMKM Rp123,46 triliun, korporasi Rp53,57 triliun, sektoral dan pemda Rp106,11 triliun.
"Beberapa hal yang dilakukan untuk menghindari dari resesi dilakukan langkah extraordinary untuk pemulihan di kuarta dan kuartal empat tahun ini. Belanja pemerintah secara besar besaran akan didorong sehingga permintaan dalam negeri meningkat dan dunia usaha mulai bergerak untuk investasi sehingga diharapkan ekonomi mulai pulih di semester II/2020," katanya.
Airlangga menambahkan, pemerintah juga telah menyusun Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diharapkan bisa membangkitkan kembali ekonomi usai pandemi. Langkah terobosan tersebut akan dilakukan bersamaan dengan adaptasi kenormalan baru. "Pemerintah sudah susun Pemulihan Ekonomi Nasional untuk memulihkan ekonomi pasca Covid-19. Program exit strategy untuk membuka ekonomi bertahap dengan adaptasi kebiasaan baru, melakukan riset dan transformasi ekonomi untuk percepat pemulihan," tandasnya.
(nng)