Deloitte: Pasar IPO Asia Tenggara Jadi Incaran, Indonesia Bintangnya

Jum'at, 07 Juli 2023 - 10:25 WIB
loading...
Deloitte: Pasar IPO Asia Tenggara Jadi Incaran, Indonesia Bintangnya
Dalam enam bulan terakhir, pasar Asia Tenggara menyaksikan 85 IPO yang mengumpulkan dana hingga USD3,3 miliar. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Laporan baru Deloitte menyebutkan, pasar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) Asia Tenggara menunjukkan tanda-tanda yang menjanjikan meskipun terjadi perlambatan IPO global pada paruh pertama tahun 2023.

Dalam enam bulan terakhir, pasar Asia Tenggara menyaksikan 85 IPO yang mengumpulkan dana hingga USD3,3 miliar (sekitar Rp49,5 triliun, kurs Rp15.000 per USD), dibandingkan dengan 73 IPO pada periode yang sama tahun lalu yang mengumpulkan USD3,1 miliar. Capaian itu menunjukkan peningkatan 16% dalam jumlah IPO dan peningkatan pendapatan 5% untuk paruh pertama tahun 2023.

"Prospek pertumbuhan positif Asia Tenggara menjadikan kawasan ini favorit investor karena terus ada masuknya investasi asing langsung karena kawasan itu dibuka kembali, pemulihan industri pariwisata, dan permintaan domestik yang melonjak," ungkap laporan itu seperti dikutip CNBC, Jumat (7/7/2023).



Bersama-sama, faktor-faktor ini disebut telah berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang positif di kawasan Asia Tenggara, meski ada ketidakpastian ekonomi global.

Meningkatnya perolehan dari IPO tersebut sebagian besar disebabkan oleh tiga IPO di Indonesia yang masing-masing mengumpulkan lebih dari USD500 juta, dibandingkan dengan hanya satu IPO blockbuster — GoTo, entitas gabungan dari Gojek dan Tokopedia — dengan nilai USD1 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Indonesia berkontribusi 70% dari total dana IPO di Asia Tenggara untuk paruh pertama tahun 2023. Pasar IPO Indonesia disorot oleh tiga listing perusahaan, yakni PT Trimegah Bangun Persada Tbk, perusahaan mineral dan bahan baterai EV PT Merdeka Battery Materials Tbk dan operator pembangkit listrik tenaga panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.

Hal itu sejalan dengan langkah Presiden Indonesia Joko Widodo yang memposisikan Indonesia sebagai pusat rantai pasokan kendaraan listrik global. "Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia dan IPO Harita Nickel (PT Trimegah Bangun Persada Tbk) baru-baru ini merupakan ukuran yang baik dari minat investor lokal dan internasional," kata Deloitte.

Deloitte menyebutkan bahwa Indonesia tampaknya akan memiliki tahun terbaik dalam hal mencatatkan hasil, dengan 44 IPO pada paruh pertama 2023. Selanjutnya, Thailand dan Malaysia mengikuti dengan masing-masing 18 dan 16 IPO pada periode yang sama.



"Dengan kebijakan pro-pertumbuhan masing-masing negara, ekonomi makro yang stabil, dan demografi Asia Tenggara yang sehat, ditambah dengan dampak pertumbuhan wirausahawan yang mendukung teknologi terhadap investasi, dan hubungan perdagangan yang kuat dengan China, masih ada lautan peluang menarik di pasar modal regional dan alur kesepakatan yang sehat bagi investor untuk dijelajahi dan dimanfaatkan," tegas Deloitte.

Deloitte menyatakan, bagaimanapun, pihaknya tetap optimis dengan hati-hati tentang prospek kawasan ini untuk paruh kedua tahun ini. "Masih harus dilihat bagaimana Asia Tenggara akan keluar dari badai dalam pemulihan ekonominya," kata Deloitte.

Deloitte mengatakan, ketidakpastian seperti kenaikan suku bunga, masalah di sektor perbankan serta inflasi masih terus mengguncang perekonomian.

Sementara, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan Asia Tenggara akan melambat dari 5,7% pada tahun 2022 menjadi 4,6% pada tahun 2023. Organisasi tersebut mengutip sedikit moderasi dalam permintaan domestik untuk Malaysia dan Thailand, penurunan harga komoditas di Indonesia dan Malaysia serta permintaan eksternal yang lebih lemah dari AS dan Eropa.
(fjo)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2663 seconds (0.1#10.140)