Airlangga Beberkan 3 Strategi Selamatkan Indonesia dari Jurang Resesi
loading...
A
A
A
JAKARTA - terus mempercepat upaya pemulihan ekonomi di kuartal ketiga dan keempat 2020. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan ada tiga strategi untuk menyelamatkan Indonesia dari jurang resesi dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV/2020 agar positif.
"Pemerintah telah menyusun tiga kebijakan di bidang perekonomian, yakni Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk memulihkan perekonomian pascapandemi Covid-19, Program Exit Strategy untuk membuka perekonomian secara bertahap menuju tatanan adaptasi normal baru serta Reset dan Transformasi Ekonomi untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi," kata Airlangga di Jakarta, Senin (27/7/2020).
(Baca Juga: Tanpa Gelombang Kedua Corona, Ekonomi RI Bisa Tumbuh 3% di Kuartal IV)
Dia melanjutkan, pemerintah telah menganggarkan dukungan fiskal untuk penanganan pandemi Covid-19 sebesar Rp607,65 triliun, dengan rincian perlindungan sosial Rp203,90 triliun, insentif usaha Rp120,61 triliun, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Rp123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp53,57 triliun, serta sektoral dan pemda Rp106,11 triliun.
"Sebagai bagian dari program PEN, khususnya untuk pemulihan ekonomi di daerah, pemerintah juga memberi dukungan pinjaman bagi daerah melalui dua jenis pinjaman," katanya.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk penempatan dana negara di bank pembangunan daerah (BPD). Adapun, ada empat BPD yang telah dititipkan uang pemerintah dalam memulihkan ekonomi Indonesia yang mana sebesar Rp11,5 triliun pada BPD.
(Baca Juga: Gemes Lihat Realisasi Dana PEN Baru 30%, Aviliani: Jangan Business as Usual)
Rinciannya keempat BPD adalah Bank DKI, Bank Jabar Banten (bjb), Bank Jateng, dan Bank SulutGo. Empat bank itu dinilai membutuhkan likuiditas. Lalu tiga bank yakni Bank Bali dan Bank Yogyakarta masih dalam kajian yang nantinya akan diberikan dana sebesar Rp1 triliun dan BPD Jawa Timur Rp2 triliun.
"Pemerintah telah menyusun tiga kebijakan di bidang perekonomian, yakni Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk memulihkan perekonomian pascapandemi Covid-19, Program Exit Strategy untuk membuka perekonomian secara bertahap menuju tatanan adaptasi normal baru serta Reset dan Transformasi Ekonomi untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi," kata Airlangga di Jakarta, Senin (27/7/2020).
(Baca Juga: Tanpa Gelombang Kedua Corona, Ekonomi RI Bisa Tumbuh 3% di Kuartal IV)
Dia melanjutkan, pemerintah telah menganggarkan dukungan fiskal untuk penanganan pandemi Covid-19 sebesar Rp607,65 triliun, dengan rincian perlindungan sosial Rp203,90 triliun, insentif usaha Rp120,61 triliun, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Rp123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp53,57 triliun, serta sektoral dan pemda Rp106,11 triliun.
"Sebagai bagian dari program PEN, khususnya untuk pemulihan ekonomi di daerah, pemerintah juga memberi dukungan pinjaman bagi daerah melalui dua jenis pinjaman," katanya.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk penempatan dana negara di bank pembangunan daerah (BPD). Adapun, ada empat BPD yang telah dititipkan uang pemerintah dalam memulihkan ekonomi Indonesia yang mana sebesar Rp11,5 triliun pada BPD.
(Baca Juga: Gemes Lihat Realisasi Dana PEN Baru 30%, Aviliani: Jangan Business as Usual)
Rinciannya keempat BPD adalah Bank DKI, Bank Jabar Banten (bjb), Bank Jateng, dan Bank SulutGo. Empat bank itu dinilai membutuhkan likuiditas. Lalu tiga bank yakni Bank Bali dan Bank Yogyakarta masih dalam kajian yang nantinya akan diberikan dana sebesar Rp1 triliun dan BPD Jawa Timur Rp2 triliun.
(fai)